Suara.com - Guna memperkuat struktur pendanaan, Bank DKI menerbitkan Negotiable Certificate of Deposit (NCD) Perdananya dengan nama NCD I Bank DKI Tahun 2019.
Untuk penerbitan ini, nilai NCD yang diterbitkan Bank DKI adalah sebesar Rp 1,88 triliun dengan tenor hingga 24 bulan.
Nilai yang diterbitkan ini melebih nilai penerbitan awal yang direncanakan atau oversubscribed sebesar 1,8 kali dari target dana sebesar Rp 1 triliun.
“Hal ini menandakan tingkat kepercayaan investor yang tinggi terhadap Bank DKI yang merupakan BUMD yang dimiliki Pemprov DKI Jakarta,” kata Direktur Keuangan Bank DKI, Sigit Prastowo seperti dikutip dari situs resmi Bank DKI, Sabtu (14/12/2019).
Sigit menambahkan, NCD yang diterbitkan Bank DKI terbagi atas 3 Seri dari Serie A sebesar Rp 660 miliar dengan tenor 3 bulan dan yield sebesar 6,20% yang jatuh tempo 11 Februari 2020.
Kedua, Serie B sebesar Rp 1,03 triliun dengan tenor 12 bulan dan yield sebesar 6,95% yang akan jatuh tempo 11 November 2020.
Terakhir adalah Serie C sebesar Rp 190 miliar dengan tenor 24 bulan dan yield paling tinggi sebesar 7,25% yang akan jatuh tempo 11 November 2021.
Dalam penerbitan NCD perdana ini, Bank DKI menggandeng lima perusahaan Sekuritas sebagai Joint Arranger, yaitu BCA Sekuritas, BNI Sekuritas, Danareksa Sekuritas, Indo Premier Sekuritas, dan Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk.
Lebih lanjut Sigit menjelaskan dana yang diperoleh Bank DKI dari penerbitan NCD ini akan dipergunakan untuk meningkatkan asset produktif dan juga memperkuat struktur pendanaan.
Baca Juga: Kemudahan dalam Kredit Online, Akankah Masyarakat Semakin Konsumtif?
Di kuartal III 2019, Bank DKI membukukan penyaluran kredit sebesar Rp 30,9 triliun per September 2019 yang diimbangi dengan perbaikan kualitas asset.
Bank DKI telah menyalurkan kredit UMKM sebesar Rp 1,4 triliun atau meningkat 25,2% dibandingkan periode September 2018 sebesar Rp 1,1 triliun.
Dana Pihak Ketiga Bank DKI di kuartal III tercatat sebesar Rp 38,7 triliun didorong oleh pertumbuhan Tabungan sebesar 12,0% sebesar Rp 8,3 triliun per September 2019 dibanding periode sebelumnya sebesar Rp 7,4 triliun.
Adapun realisasi total kredit dan pembiayaan sebesar Rp 29,5 triliun per Juni 2019 atau tumbuh 5,9 % dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 27,9 triliun.
“Bank DKI terus mendorong peningkatan penyaluran kredit, terutama kepada sektor UMKM di DKI Jakarta,” ujar Sigit.
Selain itu, pertumbuhan kredit Bank DKI didorong oleh kredit pada segmen UMKM yang tumbuh sebesar tumbuh 18,0% secara tahunan, dari Rp 1,1 triliun menjadi Rp 1,3 triliun
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Kemenperin Mau Stop Impor, Dana Belanja Pemerintah Hanya untuk TKDN Tinggi
-
Rendahnya Utilitas vs Banjir Impor: Menperin Ungkap Tantangan Industri Keramik Nasional
-
Kerugian Akibat Bencana di Aceh Timur Capai Rp5,39 Triliun, Berpotensi Bertambah
-
Apa Itu De-Fi atau Decentralized Finance? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
IPO SpaceX Ditargetkan 2026, Valuasinya 28 Kali Lebih Besar dari BBCA
-
Di Balik Aksi Borong Saham Direktur TPIA, Berapa Duit yang Dihabiskan?
-
Berkat Pemberdayaan BRI, Batik Malessa Ubah Kain Perca hingga Fashion Premium
-
BSU Guru Kemenag Cair! Ini Cara Cek Status dan Pencairan Lewat Rekening
-
Update Harga Sembako: Cabai dan Bawang Merah Putih Turun, Daging Sapi Naik
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen