Suara.com - Bursa Saham Amerika Serikat (AS) tak melulu terkapar gegara virus corona baru atau Covid-19. Pasalnya, pergerakan bursa saham AS pada Selasa (17/3) kemarin justru menguat.
Seperti dilansir Reuters, Dow Jones Industrial Average JJI naik 1.048,86 poin, atau 5,2 persen menjadi 21.237,38. Kemudian, S&P 500 .SPX naik 143,06 poin, atau 6,00 persen, menjadi 2.529,19 dan Nasdaq Composite .IXIC menambahkan 430,19 poin, atau 6,23 persen menjadi 7.334,78.
Kenaikan bursa saham ini naik bukan tanpa alasan. Tapi ada kebijakan dibelakangnya yang mendorong Bursa Saham AS masuk ke zona hijau.
Salah satunya, kebijakan Bank Sentral atau Federal Reserved mengambil langkah lebih lanjut untuk meningkatkan likuiditas. Bank sentral AS meluncurkan kembali pembelian hutang jangka pendek era krisis keuangan untuk membantu perusahaan dapat terus membayar pekerja dan membeli pasokan di tengah pandemi.
Selain itu, bursa saham AS juga terdorong dari kebijakan pemerintahan Presiden Donals Trump mengejar paket stimulus 850 miliar dolar AS untuk menopang perekonomian dan mempertimbangkan mengirim cek 1.000 dolar AS kepada Amerika dalam waktu dua minggu.
"Masalah tentang likuiditas ini telah menjadi masalah, dan itulah yang mereka coba untuk atasi," kata Kepala ekuitas di Franklin Templeton, Stephen Dover.
"Yang mengatakan, faktor sebesar apa adalah bahwa karena ini adalah perlambatan yang didorong oleh konsumen, Anda harus memiliki stimulus fiskal dan kami melihat di seluruh dunia stimulus fiskal yang sangat besar, sehingga banyak dari apa yang ada mempengaruhi pasar sekarang."
Untuk diketahui, pandemi ini menyebabkan gangguan bisnis dan perjalanan yang parah di seluruh dunia karena orang-orang tinggal di rumah dan menghindari kegiatan mereka yang biasa.
Banyak perusahaan telah memperingatkan pendapatan yang lebih rendah, dan sebagian besar pengamat pasar bersiap untuk resesi AS.
Baca Juga: Gegara Corona, The Fed Pangkas Suku Bunga Dekati Nol
“Kami jauh dari hutan. Kami belum mengalami hari positif berturut-turut selama dua minggu, "kata Michael James, direktur pelaksana perdagangan ekuitas di Wedbush Securities.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
ESDM Perkuat Program PLTSa, Biogas, dan Biomassa Demi Wujudkan Transisi Energi Hijau untuk Rakyat
-
Lowongan Kerja PT Surveyor Indonesia: Syarat, Jadwal dan Perkiraan Gaji
-
Profil BPR Berkat Artha Melimpah, Resmi di Bawah Kendali Generasi Baru Sinar Mas
-
BI Sebut Asing Bawa Kabur Dananya Rp 940 Miliar pada Pekan Ini
-
BI Ungkap Bahayanya 'Government Shutdown' AS ke Ekonomi RI
-
Pensiunan Bisa Gali Cuan Jadi Wirausahawan dari Program Mantapreneur
-
Sambungan Listrik Gratis Dorong Pemerataan Energi dan Kurangi Ketimpangan Sosial di Daerah
-
Bank Indonesia Rayu Apple Adopsi Pembayaran QRIS Tap
-
Profil Cucu Eka Tjipta Widjaja yang Akusisi PT BPR Berkat Artha Meimpah
-
Kementerian ESDM Tata Kelola Sumur Rakyat, Warga Bisa Menambang Tanpa Takut