Suara.com - Wall Street terpuruk pada Selasa (1/10/2019) setelah data terbaru menunjukkan aktivitas manufaktur Amerika Serikat turun ke level terendah dalam satu dekade terakhir sebagai dampak berlarutnya perang dagang AS-China.
Seperti dilaporkan Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average di Bursa Efek New York, AS, terjun 343,79 poin, atau sekitar 1,28 persen, menjadi 26.573,04.
Indeks S&P 500 anjlok 36,49 poin, atau sekitar 1,23 persen, menjadi 2.940,25. Indeks komposit Nasdaq merosot 90,65 poin, atau sekitar 1,13 persen, menjadi 7.908,68.
Indeks volatilitas CBOE yang merupakan indikator tingkat kekhawatiran di pasar saham naik 2,3 poin menjadi 18,56, angka tertinggi dalam sebulan terakhir.
Menurut laporan yang dirilis Institute of Supply Management (ISM), indeks aktivitas manufaktur AS turun ke angka 47,8 pada September.
Angka indeks di bawah 50 menunjukkan terjadinya kontraksi aktivitas manufaktur. Para analis memperkirakan angka indeks aktivitas manufaktur AS pada September masih dapat mencapai 50,1.
Harga emas berjangka di COMEX New York Mercantile Exchange melambung seiring melemahnya nilai tukar dolar AS akibat buruknya data aktivitas manufaktur AS.
Harga emas untuk pengiriman Desember 2019 melambung 1,1 persen menjadi 1.489 dolar AS per ons. Indeks dolar AS turun 0,2 persen menjadi 99,14.
Berkontraksinya aktivitas manufaktur AS menyebabkan bursa saham Eropa melemah pada Selasa. Indeks STOXX 600 Eropa anjlok 1,3 persen. Data terbaru juga menunjukkan aktivitas manufaktur zona euro turun ke level terendah dalam tujuh tahun terakhir.
Baca Juga: Dorong Kemajuan Manufaktur, Jabar Kembangkan Kawasan Ekonomi Khusus
Indeks FTSE 100 di Bursa Efek London, Inggris, turun 47,89 poin, atau sekitar 0,65 persen, menjadi 7.360,32. Indeks Dax 30 di Bursa Efek Frankfurt, Jerman, anjlok 164,25 poin, atau sekitar 1,32 persen, menjadi 12.263,83.
Indeks Ibex 35 di Bolsa de Madrid, Spanyol, merosot 78,70 poin, atau sekitar 0,85 persen, menjadi 9.165,90. Indeks Cac 40 di Euronext, Paris, Perancis, terjun 80,15 poin, atau sekitar 1,41 persen, menjadi 5.597,63.
Nilai tukar pound sterling melemah 0,6 persen terhadap dolar AS menjadi US$1,2228 per pound. Terhadap euro, nilai tukar pound melemah 0,7 persen menjadi 1,1209 euro per pound. (Fadil)
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Daftar Pemegang Saham BUMI Terbesar, Dua Keluarga Konglomerat Masih Mendominasi
-
Tips dan Cara Memulai Investasi Reksa Dana dari Nol, Aman untuk Pemula!
-
Danantara Janji Kembalikan Layanan Premium Garuda Indonesia
-
Strategi Bibit Jaga Investor Pasar Modal Terhindar dari Investasi Bodong
-
ESDM Ungkap Alasan Sumber Listrik RI Mayoritas dari Batu Bara
-
Program Loyalitas Kolaborasi Citilink dan BCA: Reward BCA Kini Bisa Dikonversi Jadi LinkMiles
-
IHSG Berbalik Loyo di Perdagangan Kamis Sore, Simak Saham-saham yang Cuan
-
COO Danantara Tampik Indofarma Bukan PHK Karyawan, Tapi Restrukturisasi
-
COO Danantara Yakin Garuda Indonesia Bisa Kembali Untung di Kuartal III-2026
-
Panik Uang di ATM Mendadak Hilang? Segera Lakukan 5 Hal Ini