Suara.com - PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) V Jatim, Bali dan Nusa Tenggara mencatat produk elpiji subsidi atau 3 Kg di wilayah Jatim meningkat hingga tujuh persen, dari rata-rata konsumsi harian sebesar 3.900 metrik ton (MT), setelah sepekan lebih pemerintah mengimbau untuk kerja dari rumah atau work from home.
Unit Manager Communication, Relations & CSR Pertamina MOR V, Rustam Aji mengatakan, produk elpiji nonsubsidi Bright Gas ukuran 5,5 Kg dan ukuran 12 Kg dari sektor konsumsi rumah tangga juga mengalami kenaikan, yakni sebesar 34 persen dari rerata konsumsi harian normal sebesar 165 MT.
"Indikasi peningkatan konsumsi elpiji ini salah satunya disebabkan peningkatan kegiatan masyarakat yang memasak sendiri makanan di rumah, seiring dengan anjuran Pemerintah tersebut," kata Rustam, Rabu (25/3/2020).
Di sisi lain, berdasarkan catatan pada periode yang sama, terjadi penurunan konsumsi BBM di masyarakat melalui SPBU.
Dari catatan penjualan, terjadi penurunan konsumsi BBM jenis Produk Gasoline (Premium dan Perta Series) pada 3 hari terakhir (22 sampai 24 Maret) sebesar 9 persen dari rerata konsumsi harian normal yang sebesar 12.800 Kilo Liter (KL).
Sedangkan untuk BBM jenis Produk Gasoil (Biosolar dan Dex Series) pada periode yang sama relatif stabil, dengan rata-rata konsumsi harian sebesar 6.000 KL untuk seluruh wilayah Jawa Timur.
"Kondisi ini bisa menggambarkan secara umum bahwa masyarakat sudah mulai memahami pentingnya anjuran pemerintah yakni gerakan #DiRumahAja yang telah diperpanjang hingga awal April 2020," katanya.
Pertamina MOR V, kata Rustam, akan terus berupaya agar BBM dan elpiji terus tersedia untuk memenuhi aktivitas sehari-hari masyarakat.
"Dalam keadaan ini, Pertamina juga akan terus memantau penyaluran BBM dan elpiji, khususnya untuk di wilayah Jawa Timur," katanya.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Terus Turun, Apa Kabar Harga BBM di SPBU Pertamina?
Pertamina, kata dia, juga telah menyiapkan strategi penyaluran apabila sewaktu-waktu diperlukan pasokan ke daerah-daerah tertentu.
"Kami juga mengimbau agar konsumen membiasakan bertransaksi secara cashless dengan penggunaan aplikasi MyPertamina, untuk mengurangi potensi penyebaran virus melalui uang tunai," kata Rustam.
Rustam juga menyampaikan bahwa sebagai BUMN yang berperan strategis untuk melayani energi, Pertamina tetap fokus dan memastikan proses penyediaan energi tetap berjalan baik.
"Masyarakat juga dapat berpartisipasi aktif dalam upaya peningkatan pelayanan Pertamina dan melaporkan apabila terjadi kendala dan hambatan distribusi produk Pertamina melalui Pertamina Call Center di nomor 135," tuturnya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
Warga Ujung Negeri Kini Hidup dalam Terang, Listrik PLN Bawa Harapan Baru
-
SIG Pimpin BUMN Klaster Infrastruktur Perkuat Riset Konstruksi Rendah Karbon
-
Perusahaan Rokok Sampoerna Beli Patriot Bond Rp 500 Miliar, Ini Tujuannya
-
Bahlil Ingin Belajar Produksi Bioenergi Karbon dari Brasil
-
Nasib Perobohan Tiang Monorel Masih Tunggu Perumusan Skema
-
Wacana Kebijakan Kemasan Rokok Polos Dinilai Bisa Ganggu Rantai Pasok IHT
-
Aset Dana Pensiun Indonesia Tertinggal Jauh dari Malaysia
-
Menkeu Purbaya dan Bos Pertamina Lakukan Pertemuan Tertutup: Mereka Semakin Semangat Bangun Kilang
-
Sedih, 80 Persen Lansia Gantungkan Hidup di Generasi Sandwich
-
Transaksi Aset Kripto Tembus Rp 446,55 Triliun, Gimana Peluang dan Tantangannya?