Suara.com - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebut pelemahan nilai tukar rupiah akibat wabah virus corona tak separah pada krisis keuangan 1998.
Ia menerangkan, saat dilanda krisis keuangan rupiah meloyo hingga delapan kali lipat dari Rp 2.500 menjadi Rp 16.000.
"Sementara sekarang itu dari Rp 13.800 pelemahannya memang 12 persen tapi jauh lebih kecil dari kondisi dulu (1998), dan juga kondisi krisis global 2008," ujar Perry lewat Video Conference, di Jakarta, Kamis (26/3/2020).
Perry melanjutkan, kondisi perbankan saat ini juga lebih kuat dibanding zaman krisis tersebut.
Kini perbankan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) sebesar 23 persen serta rasio kredit macet atau Non performing loan (NPL) 2,5 persen secara gross dan 1,3 persen secara net.
"Perbankan kita jauh lebih kuat, dengan Capital Adequacy Ratio perbankan sekarang di kisaran 23 persen dan NPL tentu saja sebelum adanya COVID-19 masih rendah di 2,5 persen," jelas dia.
Perry pun kembali menegaskan, melemahnya rupiah akhir-akhir ini diakibatkan karena kepanikan para investor. Para investor global, melepas semua aset risikonya akibat wabah virus corona.
"Dalam kondisi panik, di pasar manapun ada pembeli yang nubruk-nubruk. Dengan ini memberikan kuotasi harga di berbagai pihak. Di pasar valas terjadi kepanikan global. Investor global ingin keluar secara bersama. Mereka ingin beli dolar. Mereka terapkan di broker maupun bank," tutup dia.
Baca Juga: Rupiah Tembus Rp 16.328 per Dolar AS, BI Sebut Membaik
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
 - 
            
              Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
 - 
            
              Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
 - 
            
              Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
 - 
            
              Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
 - 
            
              Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
 - 
            
              Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
 - 
            
              IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
 - 
            
              Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T
 - 
            
              Rupiah Terkapar Lemah di Penutupan Hari Ini ke Level Rp 16.700 per USD