Suara.com - Di tengah pandemi Covid-19 kabar baik berhembus dari damai dagang Arab Saudi dan Rusia. Optimisme akan berakhirnya perang harga minyak di tengah Covid-19 membuat investor lega dan kembali berani mengambil risiko.
Dalam Stock Snap 9 Maret 2020 sebelumnya dikatakan bahwa pembahasan antara OPEC dan Rusia berakhir sengit lantaran Rusia bersikeras menolak pengurangan produksi minyak.
Kajadian tersebut menyebabkan harga minyak terkoreksi sebesar -20,9% ke level 32,65 dolar AS per barel dan menjadikan harga minyak berada di posisi terendah dalam lebih dari 11 tahun terakhir.
Pada akhirnya, harga minyak mengalami kenaikkan setelah sebelumnya President Amerika Serikat (AS) yakni Trump bersedia menjadi juru damai antara Arab Saudi dan Rusia.
"Saya sudah berbicara dengan kawan saya MBS (Mohammed bin Salman, Putra Mahkota Arab Saudi) yang mana beliau juga sudah menghubungi Presiden (Vladimir) Putin dari Rusia. Saya berharap mereka bisa menyepakati pemotongan produksi (minyak) sekitar 10 juta barel dan bahkan mungkin lebih. Jika terjadi, maka akan sangat bagus bagi industri migas!" cuit Presiden AS di Twitter.
Arab Saudi sendiri telah menyerukan pertemuan darurat dengan para produsen minyak. Sementara Trump pada Jumat (3/4/2020) lalu rencanya akan bertemu dengan para CEO perusahaan minyak AS untuk membahas tentang penetapan tarif terhadap minyak yang diimpor dari Saudi.
Jika pemangkasan sebanyak 10 juta barel per hari dapat terlaksana, tentu hal itu sama dengan membatasi produksi sebanyak 45% dari produksi mereka sebelumnya, dan itu akan sama dengan kisaran 10% dari permintaan dunia sebelum dampak dari adanya pandemi Covid-19.
Ellen May Institute Research Team melihat hal tersebut dapat membuat harga minyak lebih stabil karena dapat menyeimbangkan kembali situasi dan kondisi yang telah kelebihan supply beberapa waktu yang lalu.
Berapa Lama Efeknya?
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Kembali Anjlok Imbas Isu Pemangkasan Produksi
Naiknya harga minyak ini jelas memberikan pengaruh positif untuk saham-saham di sektor migas seperti MEDC, ELSA, dan saham minyak lainnya.
Secara teknikal Ellen May Institute Research Team melihat peluang muncul dari saham MEDC sebagai saham swing trader. Terjadi loncakan volume yang menunjukkan demand yang cukup besar dari saham MEDC.
"Bagi Anda yang sempat mengikuti live trading journal kami dari saham MEDC congrats sudah untung 9.22%. Bagi Anda yang baru beli tadi pagi dan masih loss tetap tenang karena kerugian terkendali/dibatasi. Jika dikalikan dengan 5% hanya 0.16% dari total modal swing trading Anda. Bagi Anda yang tidak sempat beli sama sekali, masih akan ada kesempatan dari saham lainnya," tulis Ellen May Institute Research Team.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
Terkini
-
Harga Pupuk Subsidi Turun, Zulhas: Pupuk Indonesia Bisa Bangun Satu Pabrik Setiap Tahun
-
Rupiah Akhirnya Perkasa Hari Ini Setelah 3 Hari Meloyo
-
Pabrik New Ethylene Project Diresmikan, Bahlil : Kita Tak Perlu Lagi Impor!
-
Pemerintah Bongkar Penyelundupan Turunan CPO di Priok, Kerugian Negara Capai Miliaran Rupiah
-
HET Pupuk Subsidi Turun, Dirut Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi Dukung Langkah Bersejarah Pemerintah
-
New Ethylene Project Diresmikan, Bahlil Curhat Proses Pembangunannya di Depan Prabowo!
-
KJP Plus Tahap II 2025 Cair untuk 707 Ribu Siswa DKI, Cek Nominalnya
-
23 Juta Peserta BPJS Kesehatan Nunggak Iuran, Bakal Dapat Pemutihan Semua?
-
4 Fakta Jusuf Kalla Geram, Tuding Rekayasa Mafia Tanah GMTD Lippo Group
-
Saham PJHB ARA Hari Pertama, Dana IPO Mau Dipakai Apa Saja?