Suara.com - Sejumlah pusat perbelanjaan yang ada di Palu, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah selama dua hari Lebaran Idul Fitri 1441 Hijriah, tampak masih sepi dari aktivitas jual-beli.
Seperti di kawasan pusat perbelanjaan Pasar Tradisional Masomba Palu hingga lebaran kedua, Senin (25/5/2020) masih banyak pedagang yang belum menggelar dagangan mereka.
Terlihat tempat-tempat dagangan seperti meja yang sebelum hari raya penuh dengan jualan, kini kosong. Hanya ada beberapa saja penjual yang tetap beraktivitas.
Pasar daging sapi, ayam dan ikan masih lengang. Rata-rata pedagang masih merayakan lebaran bersama keluarga mereka.
"Saya sengaja menjual ikan hari ini, siapa tahu pembelinya banyak, tetapi sudah beberapa jam baru ada dua orang yang membeli," kata seorang pedagang ikan, Bahar.
Ia memperkirakan suasana pasar baru akan kembali normal pada besok hari. Karena hari ini masih lebaran kedua dan warga masih bersilaturahmi dengan sanak keluarga dan kerabat.
Kondisi sama juga terlihat di Pasar Manonda yang terletak di Kecamatan Palu Barat. Di pasar tradisional yang terbesar di Ibu Kota Provinsi Sulteng itu, sebagian besar pedagang belum berjualan.
Padahal menjelang hari raya, aktivitas di pasar tersebut sangat ramai. Tampak warga mengabaikan larangan pemerintah untuk tidak berkumpul dan menjaga jarak.
Namun di hari kedua Lebaran, kegiatan di pusat perbelanjaan, termasuk di pertokoan masih lengang.
Baca Juga: 2 Pedagang Positif Corona, Pasar Antri Cimahi Ditutup 14 Hari
Hanya sebagian kecil saja toko-toko yang ada di Kota Palu tetap dibuka pemiliknya. Itupun pintu tidak dibuka penuh.
Sejumlah pemilik toko di kawasan Jalan Mongisidi dan Gajahmada belum berjualan, sebab masih dalam suasana hari raya.
"Ya pembeli sudah pasti kurang. Lagi pula karyawan libur berlebaran dengan keluarganya," kata Jonny, seorang pemilik toko pakaian.
Hal senada juga disampaikan Ronny yang juga pedagang pakaian di kawasan itu. Ia juga mengatakan memilih untuk tidak beraktivitas, sebab masih dalam suasana hari raya.
Dia juga mengaku pembeli selama masa pandemi COVID-19 ini menurun drastis dibandingkan sebelum adanya wabah tersebut.
Menurut dia, dampak dari COVID-19 sangat memukul ekonomi masyarakat. Daya beli masyarakat menurun akibat dampak dari pandemi COVID-19 yang hampir melanda seluruh dunia dan telah mempengaruhi perekonomian global, termasuk di Indonesia dan Kota Palu serta daerah lainnya di Provinsi Sulteng. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Akui Ada Pengajuan Izin Bursa Kripto Baru, OJK: Prosesnya Masih Panjang
-
Saham AS Jeblok, Bitcoin Anjlok ke Level Terendah 7 Bulan!
-
Baru 3,18 Juta Akun Terdaftar, Kemenkeu Wajibkan ASN-TNI-Polri Aktivasi Coretax 31 Desember
-
BUMN-Swasta Mulai Kolaborasi Perkuat Sistem Logistik Nasional
-
IHSG Lesu Imbas Sentimen Global, Apa Saja Saham yang Top Gainers Hari Ini
-
Gaji PNS Naik Tahun Depan? Ini Syarat dari Kemenkeu
-
Menkeu Purbaya Yakin Sisa Anggaran Kementerian 2025 Lebihi Rp 3,5 Triliun
-
Nilai Tukar Rupiah Menguat di Jumat Sore, Didorong Surplus Transaksi Berjalan
-
Sinyal Bearish Bitcoin: Waspada Bull Trap di Tengah Ketidakpastian Makro Global
-
Perkuat Tulang Punggung Ekonomi, BRI Salurkan KUR untuk UMKM