Suara.com - Pemerintah tidak ingin membuat peringkat daya saing Indonesia semakin tertinggal dengan adanya wabah virus corona atau Covid-19.
Dari laporan terakhir Global Competitiveness Index (GCI) 2019 peringkat daya saing Indonesia turun ke posisi 50 dari posisi 45 pada sebelumnya.
Tak hanya penurunan peringkat, skor daya saing Indonesia juga turun meski tipis 0,3 poin ke posisi 64,6.
"Karena tahun ini ada Covid-19, makanya pada tahun depan tema besar kita adalah reform dan recovery," kata Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Hidayat Amir, dalam sebuah diskusi daring di Jakarta, Rabu (17/6/2020).
Amir menuturkan, daya saing Indonesia di bidang ekonomi dan stabilitas makro ekonomi boleh dijagokan, tapi jika dilihat dari daya saing Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia sangat jauh. Faktor pendidikan kata dia jadi salah satu pemicu besarnya.
"Tapi kita sangat tertinggal dalam berkapasitas inovasi dan adaptasi teknologi," ucapnya.
Tak hanya itu, di juga memaparkan daya saing tenaga kerja Indonesia di tingkat Asean juga sangat lemah sekali, kalau jauh dibandingkan dengan negara seperti Malaysia, Vietnam dan Thailand.
"Faktor pendidikan dan kualifikasi menjadi salah satu penyebabnya," katanya.
Sehingga kata dia diperlukan suatu pembangunan infrastruktur, reformasi birokrasi dan regulasi, serta transformasi ekonomi untuk kalangan dunia usaha.
Baca Juga: Harga Gas Turun, Menperin Minta Industri Genjot Daya Saing
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Bunga Acuan Sudah Turun 5 Kali, BI Minta Perbankan Cepat Turunkan Bunga
-
7 Ide Usaha Modal 1 Juta, Anti Gagal dan Auto Cuan
-
Cara Daftar WiFi Internet Rakyat, Surge Buka Akses Biaya Rp100 Ribu per Bulan
-
Operasikan 108 Kapal, PIS Angkut Energi 127,35 juta KL Sepanjang Tahun 2025
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Kilang Minyak Indonesia Tetap Relevan di Tengah Pergeseran ke EBT
-
Blockchain Dianggap Mampu Merevolusi Pengelolaan Data Nasional, Benarkah?
-
Dukung Kemajuan Industri Sawit, BRI Fasilitasi Sindikasi Pembiayaan Rp5,2 Triliun bagi PT SSMS
-
Perlukah BBM Bobibos Lakukan Pengujian Sebelum Dijual, Begini Kata Pakar
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi