Bisnis / Keuangan
Kamis, 25 Juni 2020 | 09:54 WIB
Ilustrasi pencatatan keuangan. (Pixabay/stevepb)

"Hal ini menciptakan permintaan yang besar untuk penyimpanan terapung pada kapal tanker minyak, seperti kapal tanker milik BULL," kata Kevin.

Pada satu masa, lebih dari 240 kapal tanker minyak disewa sebagai tempat penyimpanan terapung.

Dampak tambahan dari meluapnya fasilitas penyimpanan minyak di darat yaitu kapal tanker harus menunggu lebih lama, dan operasi bongkar muatan membutuhkan waktu lebih banyak karena tanker harus menunggu giliran untuk membongkar muatan.

Ini menciptakan antrian keluar/masuk pelabuhan yang parah, yang mana menyerap pasokan kapal tanker tambahan, memperketat situasi pasokan permintaan.

"Semua faktor ini menghasilkan lonjakan tingkat harga sewa hingga 173.000 dolar AS/hari untuk kapal tanker ukuran LR2 dan 73.000 dolar AS/hari untuk kapal tanker ukuran handy-size, tingkat harga sewa tertinggi dalam sejarah," tutur Kevin.

Ini telah menghasilkan tingkat harga sewa rata-rata TCE untuk BULL pada kuartal kedua 2020 yang jauh lebih tinggi daripada kuartal pertama 2020 dan akan mendorong pendapatan dan laba pada kuartal kedua 2020.

Faktor lain untuk pertumbuhan pendapatan dan laba adalah perkembangan armada BULL yang berkelanjutan di mana kapal tanker tambahan akan bergabung dengan armada BULL, karena
Perusahaan berencana untuk melanjutkan pertumbuhan armada dengan prinsip kehatihatian.

Pada saat yang sama, 5 kapal tanker besar yang dibeli pada kuartal pertama 2020 akan sepenuhnya berkontribusi pada kuartal kedua 2020, sehingga secara signifikan akan mendorong pertumbuhan efektif armada.

"Mengingat hal-hal tersebut di atas, Direksi Perseroan mengantisipasi kinerja Perseroan untuk Kuartal Kedua tahun 2020 akan lebih tinggi daripada Kuartal Pertama tahun 2020 secara material," pungkas Kevin.

Baca Juga: Laba Bersih Hutama Karya Diprediksi Tergerus 183,08 Persen

Load More