Suara.com - PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) ditetapkan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) pada peringkat BBB+ setelah sebelumnya mendapatkan peringkat A-.
Penurunan rating 1 notch ini menunjukkan proses perbaikan di WSKT setelah sebelumnya rating WSKT turun 2 notch (dari A- ke BBB) berdasarkan rating review dari kembaga rating Fitch per Mei 2020 lalu.
"Walaupun terdapat penurunan rating 1 notch oleh Pefindo namun kondisi ini secara umum lebih baik dari penurunan 2 notch oleh Fitch per Mei 2020 lalu. Kondisi ini secara tidak langsung menunjukkan confidence rating agency bahwa upaya perbaikan posisi keuangan Perusahaan telah berjalan on track," ujar Director of Finance WSKT, Taufik Hendra Kusuma dalam keterangannya, Rabu (8/7/2020).
Menurut Taufik, penyesuaian peringkat oleh Pefindo disebabkan risiko yang mungkin timbul pada WSKT akibat faktor sektoral seperti terhambatnya progres pekerjaan proyek konstruksi akibat Covid-19 dan adanya potensi berkurangnya jumlah tender dari proyek-proyek infrastruktur yang direncanakan untuk diperoleh tahun ini.
Selain itu, WSKT juga tercatat memiliki rasio leverage yang cukup besar, hal ini disebabkan oleh keterlibatan WSKT dalam investasi jalan tol sejak 2014. Saat ini WSKT memiliki konsesi atas 16 ruas jalan tol dan 10 ruas diantaranya telah beroperasi.
Mitigasi yang dilakukan oleh Perseroan untuk menekan risiko keuangan adalah dengan melakukan akselerasi progress pada proyek-proyek dan memastikan target pembayaran termin proyek tercapai. Saat ini, seluruh proyek WSKT telah berjalan dengan normal meskipun masih menghadapi tantangan akibat Pandemi Covid-19 terutama terkait penyediaan bahan baku dan tenaga kerja.
Pada tahun 2020, WSKT menargetkan untuk mendapatkan pembayaran termin proyek turnkey dan non-turnkey sebesar Rp35 Triliun dimana sampai dengan bulan Mei 2020 sebesar Rp 12,5 Triliun sudah diperoleh oleh WSKT.
Begitupun juga dengan pengembalian Dana Talangan Tanah (“DTT") oleh Lembaga Manajemen Aset Negara yang sampai dengan saat ini sudah dibayarkan sebesar Rp 1,6 Triliun dari target pengembalian DTT tahun 2020 yaitu sebesar Rp 4,5 Triliun.
WSKT juga melaksanakan langkah-langkah efisiensi terhadap belanja modal serta beban operasional di lingkungan kantor dan juga di tingkat proyek. Efisiensi yang dilakukan diikuti dengan komitmen untuk tidak melakukan pengurangan tenaga kerja.
Baca Juga: Dirut Waskita Karya Destiawan Soewardjono Dicecar DPR soal Proyek Fiktif
Selain itu, WSKT juga telah mendapatkan relaksasi pembayaran fasilitas pinjaman dari bank-bank kreditur utama.
Dalam rangka menurunkan tingkat leverage, WSKT juga memastikan terlaksananya divestasi atas kepemilikan PT Waskita Toll Road di beberapa konsesi jalan tol dapat terlaksana sesuai rencana.
Sampai saat ini, terdapat beberapa paket transaksi, diantaranya pelepasan ruas Bekasi - Cawang - Kampung Melayu dan ruas Cibitung - Cilincing, yang sedang diproses oleh WSKT baik melalui skema pelepasan langsung maupun lewat penerbitan instrumen ekuitas.
Berita Terkait
-
Menuju Era Baru BUMN Konstruksi: Skema Holding Karya Difinalisasi Desember Ini
-
Rencana Merger BUMN Karya Terus Digas, Tinggal Tunggu Kajian
-
Public Expose Waskita Karya: Perkuat Kontribusi dalam Pembangunan Bangsa, NKB Mencapai Rp5,6 Triliun
-
LMS 2025: Infrastruktur Bendungan dan Pengadaan Pangan Jadi Dua Sisi Mata Uang Tak Terpisahkan
-
Waskita Karya Jual Saham Anak Usaha di Sektor Energi Senilai Rp179 Miliar
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025
-
Bolehkah JHT diklaim Segera Setelah Resign? Di Atas 15 Juta, Ada Aturan Khusus
-
Kereta Gantung Rinjani: Proyek 'Rp6,7 Triliun', Investor China Ternyata Tidak Terdaftar
-
Impor Teksil Ilegal Lebih Berbahaya dari Thrifting
-
Kilang Balikpapan Diresmikan 17 Desember, Bahlil Janji Swasembada Energi di 2026
-
Harga Bitcoin Anjlok ke 82.000 Dolar AS, CEO Binance: Tenang, Hanya Taking Profit Biasa
-
6 Fakta Uang Rampasan KPK Dipajang: Ratusan Miliar, Pinjaman Bank?
-
Cara Membuat QRIS untuk UMKM, Ini Syarat yang Harus Dipersiapkan