Suara.com - Perdagangan emas mengakhiri momen kenaikannya pada Rabu ini. Setelah data pengangguran Amerika Serikat di rilis dan optimisme terhadap pemulihan dari pandemi Covid-19 mulai nampak dengan uji coba vaksin dari beberapa negara.
Perdagangan emas terus merosot dari level tertinggi sepanjang sejarah 2.072.60 dolar AS per troy ons turun hingga 16 persen di level 1.862.50 dolar AS per troy ons.
Hingga pada hari ini, Rabu 26 Agustus 2020 harga emas stabil di atas level psikologis 1.900 dolar AS per troy ons. Ekspektasi para pelaku pasar terhadap kenaikan harga emas tetap berlanjut.
Setidaknya aksi Warren Buffet, salah seorang investor kawakan dunia yang memborong emas menjadi sinyal bahwa perburuan terhadap aset safe haven tersebut belumlah usai.
Pimpinan Cabang PT Solid Gold Berjangka cabang Jakarta Dikki Soetopo mengatakan, bahwa tren emas tetap stabil di level 1.900 dolar AS troy ons hingga akhir tahun.
Hal ini sesuai dengan keyakinan para analis global yang menyatakan bahwa harga emas akan menembus rekor 2.100 dolar AS per troy ons di tahun depan.
"Alasan fundamental yang memperkuat hal ini adalah ketidakpastian ekonomi global dan resesi yang meluas ke banyak negara," ujar Dikki dalam konferensi persnya di Jakarta, Rabu (26/8/2020).
Meski optimisme terhadap vaksin COVID-19 cukup tinggi, namun ekspektasi investor terhadap pemulihan ekonomi belum menyeluruh.
Menurut Dikki, selama pandemi tren peningkatan transaksi di produk loco gold meningkat sebesar 30 persen dari tahun sebelumnya.
Baca Juga: Anjlok Rp 10.000, Harga Emas Antam Dibanderol Rp 1.011.000 per Gram
Sementara itu untuk nasabah baru mengalami penambahan hingga Juli 2020 sebanyak 247 nasabah baru.
Berita lonjakan harga emas turut mengedukasi masyarakat bahwa ada alternatif investasi logam mulai dalam bentuk kontrak berjangka yang berpeluang lebih menguntungkan dengan syarat manajemen risiko yang terjaga.
Dikki mengungkapkan, total volume transaksi PT Solid Gold Berjangka, khususnya cabang Jakarta dari Januari hingga Juli 2020 mengalami pertumbuhan 30 persem menjadi 60.797 lot dibandingkan tahun 2019 pada posisi yang sama.
"Di tengah situasi pandemi, peluang investasi emas menjadi sangat menarik karena sifatnya yang safe haven, artinya memiliki nilai yang stabil ditengah ketidakpastian ekonomi yang diakibatkan berbagai faktor. Karenanya kami tetap optimis bahwa target volume transaksi sebesar 100 ribu lot dan 600 nasabah baru akan tetap terkejar meski dalam kondisi pandemic sekarang," tukas Dikki.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
SIG Klaim Punya Fasilitas Pemusnah Bahan Perusak Ozon Pertama di Asia Tenggara!
-
Goldman Sachs Naikkan Target Price BBRI Jadi Rp4.760 per Saham
-
Cara Cek Penerima BSU BPJS Ketenagakerjaan September 2025, Kapan Cair?
-
Dorong Ekonomi Kerakyatan, BRI Salurkan KUR Rp114,28 Triliun hingga Agustus 2025
-
Dapat Suntikan Dana dari Trump, Inggris Buka 7.500 Lowongan Kerja
-
Izin Jiwasraya Dicabut OJK, Begini Kabar Baru Nasib Nasabah Dana Pensiun
-
Update Harga Sembako Hari Ini: Bawang Merah Putih Turun, Daging Ayam Masih Mahal?
-
Capek Cetak Rekor, Harga Emas Antam Hari Ini Ambles
-
The Fed Pangkas Suku Bunga, Apa Dampaknya Terhadap Perbankan Indonesia?
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!