Hal ini mengingat spot trading dilakukan pada hari yang sama ketika posisi perdagangan ditentukan.
Jika peer-to-peer trading harus memiliki pasangan untuk melakukan transaksi perdagangan, skema spot trading biasanya memakai prinsip buy low sell high di dalam bursa pertukaran mata uang kripto tertentu dan tidak melibatkan lawan lain ketika ingin melakukan transaksi.
Nantinya, para trader akan membeli mata uang kripto ketika harga mata uang kripto di pasaran sedang rendah, dan menjualnya ketika harga pasar sedang mahal.
Di sini, para trader akan langsung memperdagangkan aset kripto di kondisi pasar riil, sehingga pergerakan harga dapat terlihat langsung dan sangat berpengaruh pada keuntungan yang akan didapat.
Margin Trading
Yang terakhir ada trading menggunakan margin. Trading ini memiliki mekanisme buy low sell high yang sama seperti spot trading, tetapi yang membedakannya adalah pilihan modal atau margin yang digunakan.
Sistem margin ini adalah meminjam modal dengan nilai tertentu pada bursa pertukaran mata uang kripto. Margin yang tersedia juga berbeda-beda tergantung kepada penyedia platform tersebut. Biasanya nilai yang paling kecil dimulai dari 5X, 10X, 20X, hingga yang terbesar 100X margin.
Penggunaan margin ini tidak lain dilakukan untuk memudahkan para penggunanya dalam membuka posisi perdagangan pada harga tertentu dengan modal beli/jual lebih banyak dari modal yang semula mereka miliki, dan tentunya untuk memperbesar keuntungan dari perdagangan.
Perlu diingat, walaupun memiliki potensi keuntungan perdagangan yang besar, risiko yang dimiliki juga akan semakin tinggi sesuai dengan margin yang dipilih.
Baca Juga: Aset Kripto YFI Kini Lebih Mahal Dibanding Bitcoin
Terlebih lagi, biasanya penyedia layanan ini akan membebankan biaya-biaya tertentu sesuai dengan margin yang digunakan kepada para penggunanya.
Itu dia perbedaan dasar dari peer-to-peer, spot, dan margin trading dalam ruang mata uang kripto dilihat dari sisi harga dan juga proses transaksi di dalamnya.
Perbedaan dari ketiganya dapat menentukan metode dan strategi para trader dalam menghadapi pergerakan harga dan kondisi pasar mata uang kripto.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 7 Sunscreen Mengandung Niacinamide untuk Mengurangi Flek Hitam, Semua di Bawah Rp60 Ribu
Pilihan
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
Terkini
-
6.000 Karyawan Kena PHK, CEO Microsoft Lebih Berminat Gunakan AI
-
Tol Padaleunyi Terapkan Contraflow Selama 10 Hari Pemeliharaan Jalan, Cek Jadwalnya
-
4 Bansos Disalurkan Bulan November 2025: Kapan Mulai Cair?
-
Dukung FLOII Expo 2025, BRI Dorong Ekosistem Hortikultura Indonesia ke Pasar Global
-
Cara Cek Status Penerima Bansos PKH dan BPNT via HP, Semua Jadi Transparan
-
Puluhan Ribu Lulusan SMA/SMK Jadi Penggerak Ekonomi Wong Cilik Lewat PNM
-
Gaji Pensiunan PNS 2025: Berapa dan Bagaimana Cara Mencairkan
-
Inovasi Keuangan Berkelanjutan PNM Mendapatkan Apresiasi Berharga
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
-
Ekonom Bongkar Strategi Perang Harga China, Rupanya Karena Upah Buruh Murah dan Dumping