Suara.com - Harga emas dunia menguat pada perdagangan akhir pekan lalu. Penguatan emas berada di jalur kenaikan pekan keduanya secara berturut-turut karena dolar AS sedang melemah serta akibat kekhawatiran pemulihan ekonomi dari krisis pandemi corona.
Mengutip CNBC, Senin (21/9/2020) harga emas di pasar spot naik 0,6 persen menjadi 1,953.72 dolar AS per ounce, dan sejauh pekan ini naik 0,6 persen. Emas berjangka AS ditutup naik 0,6 persen pada harga 1,962.10 dolar AS.
"Kami melihat dolar sedikit lebih lemah, meskipun masih dalam kisaran yang sedikit di sini. Harga emas seharusnya lebih baik karena dolar akan terus melemah," kata Edward Meir, seorang analis di ED&F Man Capital Markets.
"Jalur resistensi paling rendah adalah ke atas karena The Fed, semua stimulus datang dari bank sentral global (dan) lebih banyak stimulus fiskal jika ada kesepakatan di Washington, semua penarik mengarah ke arah harga yang lebih tinggi," tambahnya.
Dolar turun 0,2 persen terhadap saingannya, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Federal Reserve AS berjanji pada hari Rabu untuk mempertahankan suku bunga mendekati nol dalam waktu yang lama.
Sementara Amerika Serikat mempertimbangkan RUU stimulus virus corona senilai 1,5 triliun dolar AS.
Suku bunga yang lebih rendah, yang mengurangi biaya peluang memegang emas yang tidak memberikan hasil, dan langkah-langkah stimulus yang meluas telah membantu kenaikan harga emas lebih dari 28 persen tahun ini karena dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
"Kami percaya keseimbangan risiko tetap naik untuk emas dan mengharapkan harga rata-rata 2.000 dolar AS per ounce pada Q4-2020 dan 2.125 dolar AS tahun depan," kata analis Standard Chartered Suki Cooper.
Baca Juga: 5 Sudut Mewah Rumah Irma Darmawangsa Berlapis Emas, Harganya Rp 30 M
"Pembatasan koreksi jangka pendek, imbal hasil riil negatif dan dolar yang lebih lemah, di samping stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya, menciptakan lingkungan makro yang menguntungkan untuk emas dan kemungkinan akan menjadi pendorong harga utama selama beberapa bulan mendatang," tambahnya.
Harga logam mulia lainnya, perak turun 0,5 persen menjadi 26,97 per ounce. Platinum turun 0,8 persen menjadi 932,80 dolar AS dan paladium naik 0,3 persen menjadi 2,343,65 dolar AS.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Kuartal Panas Crypto 2025: Lonjakan Volume, Arus Institusional dan Minat Baru Investor
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
-
Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
-
Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
-
Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
-
IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing