Suara.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengalokasikan hingga 4 persen dari total pendapatan perusahaan untuk belanja modal dalam rangka akselerasi transformasi digital, termasuk di dalamnya membangun kapabilitas financial technology (fintech).
Sebagai bank dengan aset terbesar di Indonesia, BRI membangun ekosistem digital sebagai bagian dari transformasi digital agar perusahaan tetap unggul dan memberikan inovasi layanan yang lebih baik kepada masyarakat. Hal ini seiring perubahan perilaku nasabah di era disrupsi teknologi pada masa pandemi Covid-19 saat ini.
Indra Utoyo, Direktur Digital, Teknologi Informasi dan Operasi mengatakan perusahaan terus melakukan inovasi-inovasi dengan membangun ekosistem digital dalam rangka transformasi. BRI menerapkan dua strategi inisiatif dan inovasi, yakni digitize dan digital.
Melalui digitize, BRI mengeksploitasi dari bisnis yang ada dengan memanfaatkan teknologi supaya lebih efisien dan produktif. Adapun strategi digital, terkait menciptakan produk dengan fokus pada customer centric, inovasi dan customer experience yang lebih baik.
“Secara garis besar, kami menyiapkan sekitar 3 hingga 4 persen dari total revenue BRI untuk melakukan transformasi digital. Di dalamnya, termasuk membangun kapabilitas fintech,” ujar Indra, Minggu (1/11/2020).
Perkembangan industri digital telah membuat banyak perilaku nasabah ikut berubah. Hal ini juga terjadi di industri finansial di Tanah Air. Dalam dua tahun terakhir telah banyak perkembangan di lini e-money, peer to peer lending(P2P) dan lain sebagainya.
“Sebagai bank, tentu kita tidak boleh berhenti inovasi, justru mempercepat transformasi digital agar dapat memberikan dampak positif bagi nasabah ke depannya. Dengan transformasi digital, BRI bertekad melayani masyarakat sebanyak-banyaknya dengan biaya seefisien mungkin,” lanjut Indra.
Karena hal tersebut, BRI menjajaki masuk ke industri fintech, baik melalui cara kerjasama dengan perusahaan fintech ternama seperti Investree dan LinkAja. Ataupun membangun kapabilitas fintech secara internal seperti BRIAPI, Pinang, dan Ceria.
Pengembangan kapabilitas fintech juga dilakukan BRI pada anak perusahaan yakni BRI Ventures. BRI menyiapkan dana hingga Rp1,5 triliun saat ini untuk melakukan investasi ke fintech melalui BRI Ventures.
Baca Juga: BRI Pastikan Tak Ada Uang Hilang di ATM yang Dirusak Orang Tak Dikenal
Melalui kerjasama dengan fintech dan membangun kapabilitas digital, BRI berharap pada 2022 mayoritas transaksi nasabah dapat bergeser dari konvensional ke digital. Tren pergeseran nasabah ke digital tersebut sudah terlihat sejak pandemi Covid-19, yakni terjadi percepatan transaksi melalui berbagai saluran digital. Sebagai contoh, periode Januari-Maret 2020, tercatat transaksi internet banking BRI melonjak 61 persen dan transaksi melalui mesin electronic data captured (EDC) naik 21 persen.
Dengan layanan digital, BRI mempu mencatat efektivitas dalam pengajuan dan penyaluran kredit. Dalam hal ini, nasabah yang tadinya membutuhkan waktu dua pekan kini menjadi lebih singkat yakni hanya dua menit. BRI sudah menerapkan proses yang fully digital, salah satunya menggunakan biometri.
Pada masa pandemi saat ini, menurut Indra, BRI juga mengoptimalkan pengembangan BRIBrain sebagai upaya BRI membantu pemulihan ekonomi masyarakat. BRIBrain merupakan terobosan teknologi digital yang dimiliki BRI yakni platform yang menyimpan, memproses dan mengkonsolidasikan informasi dari berbagai aliran data. Platform ini menjadi ‘otak’ bagi BRI untuk mengambil keputusan dalam bentuk BRIScore dengan tepat dan presisi.
“Dengan terobosan ini, BRI dapat meluncurkan produk-produk digital baru yang telah disempurnakan dan menjadi produk digital terdepan di segmennya. Saat ini, BRIBrain dimanfaatkan untuk semua produk digital lending BRI di antaranya Pinang, Ceria, dan KUR e-commerce,” pungkas Indra.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
MEDC Mau Ekspor Listrik ke Singapura
-
BRI Peduli Salurkan 637 Ambulans Lewat Program TJSL
-
Tidak Semua Honorer, Hanya Tiga Kriteria Ini Berhak Diangkat Jadi PPPK Paruh Waktu
-
Prediksi Harga Emas Pekan Depan: Was-was RUU Trump, Emas Lokal Bakal Ikut Melemah?
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
BUMI Jadi Incaran Asing, Bukukan Net Buy Terbesar Ketiga di BEI Sepekan Terakhir
-
Harga Perak Mulai 'Dingin' Setelah Penguatan Berturut-turut
-
Perbaikan Jalan Tol Cipularang dan Padaleunyi Diperpanjang Sepekan, Cek Rutenya
-
YES 2025: Ajak Anak Muda Berani Memulai Usaha, Waktu Menjadi Modal Utama
-
YES 2025: Berbagi Tips Investasi Bagi Generasi Muda Termasuk Sandwich Generation