Suara.com - Presiden Joko Widodo mengungkapkan, kondisi ekonomi nasional sedang terpuruk. Oleh karena itu dibutuhkan peredaran uang lebih banyak yang berasal dari konsumsi dan belanja pemerintah.
"Di sisi ekonomi pada posisi sulit seperti sekarang ini yang dibutuhkan adalah peredaran uang yang makin banyak, dan memang yang paling diharapkan adalah berasal dari konsumsi dan belanja pemerintah," kata Jokowi saat membuka Rakornas Pengadaaan Barang/Jasa Pemerintah secara virtual, Rabu (18/11/2020).
Jokowi menuturkan pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua konsumsi pemerintah berada di minus 6. Kemudian di kuartal ketiga, kata Jokowi, menunjukkan tren positif yang harus terus diperbaiki.
"Kita ingat di kuartal kedua konsumsi pemerintah berada di minus 6, kuartal ketiga kita sudah masuk ke positif 9 persen kurang lebih, itulah yang mentrigger pertumbuhan ekonomi kita di kuartal kedua di angka 5,32 persen minus," ujar dia.
"Tetapi kuartal ketiga masuk ke tren positif lebih baik angka minus 3,49 persen ini yang terus harus kita perbaiki," sambungnya.
Jokowi pun meminta pejabat pemerintah dan kepala daerah untuk membelanjakan pengadaan barang dan jasa sesuai dengan rencana ABPD dan APBN.
"Oleh sebab itu untuk pengadaan barang dan jasa yang tinggal praktis tinggal sampai tanggal berapa 22 Desember sebulan ini harus betul-betul kita belanjakan, sesuai dengan rencana baik dari APBD maupun APBN," katanya.
Berita Terkait
-
Penggaung Jokowi 3 Periode Masuk Kabinet Prabowo, Rocky Gerung: Qodari Konservatif, Tak Progresif!
-
Bikin Riuh, Dito Ariotedjo Tiba-Tiba Tanya Ijazah Erick Thohir ke Roy Suryo
-
Di Balik Kontroversi Ijazah Gibran Rakabuming Raka, Ini Profil Kampus MDIS Singapura
-
5 Fakta Menarik M Qodari, Penggagas Jokowi 3 Periode Kini Jadi Kepala Staf Kepresidenan Prabowo
-
Sertijab Menpora, Dito Ariotedjo Mendadak Tanya Roy Suryo: Ijazah Erick Thohir Aman?
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Buat Tambahan Duit Perang, Putin Bakal Palak Pajak Buat Orang Kaya