Suara.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi tetap akan memberlakukan penggunaan alat tes Covid-19 buatan UGM GeNose sebagai salah satu syarat perjalanan kereta api. Meskipun, banyak pihak yang menentang penggunaan GeNose sebagai alat tes Covid-19 untuk sarana transportasi.
Bahkan, Menhub bakal memperluas penggunaan alat tes GeNose di stasiun lainnya. Saat ini, terdapat dua stasiun yang menggunakan syarat tes GeNose yaitu Stasiun Pasar Senen dan Tugu.
"Kita akan coba di tempat yang aman setelah Tugu dan Senen akan ke Surabaya, Semarang, Bandung, Solo dan kita akan ke Cirebon. Sehingga lebih challenging karena jumlah penumpang banyak jadi alat ini juga lebih teruji dan sosialisasi merata ke seluruh Jawa," ujar Menhub dalam konferensi pers, ditulis Rabu (3/2/2021).
Meski demikian, Menhub tetap mengkaji penggunaan GeNose ini ke depannya, untuk melihat apakah penggunaan ini efektif atau tidak.
"Kita harus memastikan mereka yang melakukan perjalanan aman yang terpapar covid. Kami juga meminta review detil agar penggunaan genose efektif dilakukan," jelas dia.
Dalam waktu yang sama, Menteri Riset dan Teknologi, Bambang Brodjonegoro menegaskan, GeNose hanya untuk menyaring penumpang yang boleh naik kereta atau tidak.
"Jadi yang saya tekankan GeNose ini tidak mendesain untuk menggantikan, hanya screening. Jadi naik kereta kondisi relatif bebas paparan virus. Sebagai info, alat ini dudah mendapatkan izin edar dari Kemenkes dan uji validitas terjhadap PCR 2 ribu sampel akurasinya 90 persen," ucap Bambang.
Sebelumnya, PT Kereta Api Indonesia (KAI) rencananya akan menggunakan GeNose sebagai alat pendeteksi virus corona dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta sebagai syarat melakukan perjalanan.
GeNose dipilih karena dinilai memiliki harga yang lebih murah dan akurasi yang cukup tinggi untuk mendeteksi virus.
Baca Juga: Waspada! GeNose Hanya Dijual Distributor Resmi, Bukan Situs Belanja Online
Sampai saat ini, KAI masih menjadikan bukti pemeriksaan rapid test antigen untuk syarat melakukan perjalanan kereta jarak jauh.
Akibatnya, masyarakat banyak yang kesulitan melakukan perjalanan karena tidak cukup uang untuk melakukan tes yang hanya berlaku untuk beberapa hari saja.
Relawan Kesehatan Tirta Mandira Hudhi alias dr Tirta mengaku tidak setuju dengan penggunaan surat keterangan sehat sebagai syarat perjalanan.
Cara untuk menangani pandemi adalah dengan membatasi mobilitas seseorang. Mengapresiasi penggunaan produk lokal seperti GeNose, tetapi menurut dr Tirta, hal tersebut tidak akan mengubah apa pun dalam dunia transportasi.
"GA mengubah APAPUN DI DUNIA TRANSPORTASI. Mau transportasi aje ribet amat, pake surat-surat ini itu, padahal tinggal protokol 3M," tulis dr Tirta.
Ia menegaskan jika penggunaan surat-surat keterangan yang jadi syarat perjalanan justru menjadi kebijakan yang mempersulit rakyat.
Menurutnya, dibandingkan menggunakan tes kesehatan sebagai persyaratan lebih baik menekankan pelaksanaan protokol kesehatan menjaga jarak, mencuci tangan dan menggunakan masker (3M).
Pria kelahiran Surakarta ini meyakini jika ada GeNose atau tidak, masyarakat Indonesia akan tetap melakukan mudik besar-besaran pada hari lebaran mendatang.
Untuk mencegah Covid-19 adalah dengan membatasi mobilitas penduduk. Salah satunya dengan membatasi jumlah penumpang dalam setiap angkutan umum yang beroperasi.
Menurutnya, GeNose justru akan lebih efektif untuk melakukan screnning di kampung-kampung atau pedesaan. Terutama wilayah-wilayah yang sulit untuk menggelar PCR atau Swab Test.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Sinyal Kuat Menkeu Baru, Purbaya Janji Tak Akan Ada Pemotongan Anggaran Saat Ini
-
Lampung Jadi Pusat Energi Bersih? Siap-Siap Gelombang Investasi & Lapangan Kerja Baru
-
Dirut Baru Siap Bawa Smesco ke Masa Kejayaan
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Di Tengah Badai Global, Pasar Obligasi Pemerintah dan Korporasi Masih jadi Buruan
-
Telkomsel, Nuon, dan Bango Kolaborasi Hadirkan Akses Microsoft PC Game Pass dengan Harga Seru
-
Sosok Sara Ferrer Olivella: Resmi Jabat Kepala Perwakilan UNDP Indonesia
-
Wamen BUMN: Nilai Ekonomi Digital RI Capai 109 Miliar Dolar AS, Tapi Banyak Ancaman
-
Netmonk dari PT Telkom Indonesia Berikan Layanan Monitoring Jaringan Mandiri
-
Tantangan Berat Tak Goyahkan PGAS: Catat Laba Bersih Rp2,3 Triliun di Tengah Gejolak Global