Suara.com - AdaKami, aplikasi online penyelenggara peer-to-peer lending (P2P) melalui fasilitas pinjaman tanpa agunan (KTA), memperkuat komitmennya dengan target proyeksi total dana Rp 12 triliun yang siap disalurkan kepada 10 juta peminjam terdaftar, yang 4 juta di antaranya adalah pelaku ekonomi riil, sepanjang 2021.
Sejak awal berdiri AdaKami telah berhasil menyalurkan pinjaman sampai dengan Rp 3,1 triliun, yang disalurkan kepada lebih dari 5 juta peminjam terdaftar, di mana 40 persen digunakan untuk kepentingan usaha atau capital loan.
“Tahun 2020 adalah tahun perjuangan untuk semua. Namun kami bersyukur bahwa AdaKami berhasil memupuk kepercayaan masyarakat di tengah masa pandemi ini dan bisa menjadi solusi bagi masyarakat yang memerlukan," kata Direktur Utama AdaKami, Bernardino M. Vega, Jr dalam keterangannya, Senin (22/2/2021).
"Memasuki tahun 2021 ini kami ingin lebih banyak berkontribusi untuk memperkecil credit gap antara masyarakat yang masih unbankable untuk bisa menjadi bankable.Melalui pemanfaatan fintech P2P lending,masyarakat yang masih unbankable dapat membangun portfolio yang cukup untuk ke depannya bisa menjadi bankable,” Bernardino menambahkan.
Memasuki tahun ketiganya beroperasi di Indonesia, AdaKami menyadari bahwa dinamika industri P2P lending lebih dari sekedar pemenuhan kebutuhan pinjaman atau dana, tapi lebih kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat, di mana para penyelenggara P2P lending harus lebih peka dengan kebutuhan nasabah.
Sejalan dengan itu, AdaKami mengukuhkan komitmennya untuk mendukung perekonomian Indonesia dan inklusi keuangan dengan memperkenalkan positioning baru sebagai fintech yang menyediakan solusi bagi kebutuhan hidup para penggunanya.
AdaKami yang telah melalui proses rebranding, sekarang lebih siap untuk mendukung masyarakat Indonesia untuk bertumbuh dan meraih hidup yang lebih bermakna.
Dengan mayoritas pengguna yang adalah milenial dan gen Z, AdaKami yakin dapat menjawab kebutuhan gaya hidup mereka, dan siap bertumbuh bersama mereka.
Lebih dari itu, AdaKami juga mendukung upaya OJK dalam meningkatkan literasi keuangan yang secara rutin akan memberikan konten-konten edukasi perencanaan keuangan dasar melalui situs web dan media sosialnya.
Baca Juga: Fintech P2P Lending Wajib Lapor Mulai 1 April
“Edukasi akan selalu kami lakukan, terutama melalui kanal media sosial. Tidak hanya itu, kami juga sudah menjalin kerjasama dengan beberapa pihak yang akan kami rilis di 2021 ini. Kami berharap tahun ini AdaKami dapat berkontribusi aktif untuk menjangkau populasi unbanked di Indonesia yang mencapai hampir 100 juta orang, dan memperkuat kiprah AdaKami dan layanan finansial digital dalam mendorong pemulihan ekonomi,” tutup Bernardino.
Berdasarkan laporan Google, Temasek, dan Bain & Company, ada sekitar 92 juta masyarakat dewasa yang termasuk kategori unbanked di Indonesia.
Dan berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sampai November 2020, jumlah peminjam mencapai lebih dari 40 juta orang atau 136 persen lebih banyak dibanding tahun 2019.
Terkait jumlah pinjaman yang disalurkan, secara nasional tercatat lebih dari Rp 124,4 triliun, atau meningkat 96 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Hal-hal ini menjadi peluang dan tantangan bagi penyelenggara fintech untuk dapat menjangkau lebih banyak masyarakat unbanked dan mendorong inklusi keuangan di Indonesia.
“Industri P2P lending ini memang hadir untuk masyarakat kecil yang masih unbankable, dan secara pertumbuhan di tahun 2020, industri ini termasuk yang sangat baik dibandingkan dengan industri lain, dengan pertumbuhan 26,47 persen secara year-on-year. Dalam hal penyaluran dana pun kontribusinya cukup besar, mencapai Rp 262,16 milyar pada program PEN, kepada sekitar 48.629 rekening peminjam. Jadi kami sangat menyambut baik peran fintech dalam perekonomian Indonesia terutama di masa pandemi sekarang,” jelas Munawar, Deputi Direktur Pengaturan, Perizinan, dan Pengembangan Fintech di Otoritas Jasa Keuangan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Kuartal Panas Crypto 2025: Lonjakan Volume, Arus Institusional dan Minat Baru Investor
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
-
Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
-
Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
-
Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
-
IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing