Suara.com - Harga minyak mentah dunia ditutup bervariasi pada perdagangan Kamis, setelah kilang produksi di Texas kembali beroperasi usai dihantam cuaca dingin yang ekstrem.
Mengutip CNBC, Jumat (26/2/2021) harga minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak pengiriman April, patokan internasional, ditutup turun 16 sen, atau 0,2 persen menjadi 66,88 dolar AS per barel.
Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), patokan Amerika Serikat, menguat 31 sen, atau 0,5 persen, menjadi 63,53 dolar AS per barel, penutupan tertinggi sejak Mei 2019.
Analis mengatakan WTI meningkat pada akhir sesi karena lebih banyak pengilangan Texas mulai kembali beroperasi, termasuk pabrik Port Arthur milik Valero Energy Corp dan Corpus Christi milik Citgo Petroleum Corp.
Pembekuan itu menyebabkan produksi minyak mentah Amerika anjlok lebih dari 10 persen, atau rekor 1 juta barel per hari (bph) pekan lalu, sementara penyulingan jatuh ke tingkat yang tidak terlihat sejak 2008, kata Badan Informasi Energi.
"Semakin banyak kilang kembali beroperasi, semakin banyak minyak mentah yang akan mereka bakar, dan semakin sedikit minyak mentah yang disimpan," kata Bob Yawger, Direktur Mizuho di New York.
Namun, secara keseluruhan, analis mencatat kenaikan harga melambat pada sesi Kamis.
"Dengan momentum tampak melambat seminggu sebelum pertemuan OPEC Plus berikutnya, minyak mentah mungkin memposisikan untuk koreksi kecil," kata Craig Erlam, analis OANDA.
Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC Plus, akan bertemu pada 4 Maret.
Baca Juga: Produksi Minyak AS Turun 10 Persen, Harga Minyak Langsung Meroket
Analis mencatat kenaikan harga minyak baru-baru ini baik Brent dan WTI melambung lebih dari 75 persen selama empat bulan terakhir dapat mendorong produsen Amerika untuk kembali ke wellpad dan OPEC Plus akan melonggarkan pengurangan produksinya.
Kelompok tersebut akan membahas pelonggaran moderat pembatasan pasokan minyak dari April mengingat pemulihan harga, tutur sumber OPEC Plus, meski beberapa menyarankan untuk mempertahankan kebijakan saat ini mengingat risiko kemunduran baru dalam pertempuran melawan pandemi.
Pemotongan ekstra sukarela oleh Arab Saudi pada Februari dan Maret memperketat pasokan global dan mendukung harga.
Sementara itu, jaminan dari Federal Reserve bahwa suku bunga akan tetap rendah untuk sementara waktu membantu mendukung harga minyak di awal sesi dan akan meningkatkan selera risiko investor serta pasar ekuitas global.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Hingga September BP Batam Sedot Investasi Rp54,7 Triliun
-
Bank Mandiri Klaim Sudah Salurkan Rp40,7 T Dana Menkeu Purbaya
-
Siap Perang Lawan Mafia Impor Pakaian Ilegal, Menkeu Purbaya: Saya Rugi Kalau Musnahin Doang!
-
Bahlil Minta Pemda Hingga BUMD Beri Pendampingan Pelaku Usaha Sumur Rakyat
-
Alasan IHSG Rontok Hampir 2 Persen pada Perdagangan Hari Ini
-
Tingkatkan Kompetensi SDM Muda, Brantas Abipraya & Kemnaker Jaring 32 Lulusan Terbaik se-Indonesia
-
Bank Mandiri Raih Laba Bersih Rp 37,7 Triliun Hingga Kuartal III-2025
-
5 Opsi Leasing untuk Cicilan Mobil Baru dan Bekas, Bunga Rendah
-
LPKR Manfaatkan Momentum Tumbuhnya Sektor Properti untuk Cari Pundi-pundi Cuan
-
Intip Strategi PIS Kembangkan SDM di Sektor Migas dan Perkapalan