Suara.com - Guna menggandakan pendapatan tahunannya pada 2023, Twitter akan meluncurkan fitur dan produk barunya.
"Mengapa kita tidak memulai dengan mengapa orang tidak mempercayai kami," kata Kepala Eksekutif Jack Dorsey pada awal presentasi virtual dengan investor, dikutip Sabtu (27/2/2021).
"Itu datang dengan tiga kritik: kami lambat, kami tidak inovatif, dan kami tidak dipercaya," dia menambahkan.
Perusahaan media sosial itu menguraikan rencananya, termasuk opsi langganan berbayar untuk beberapa akun "super follow," dalam upaya mencapai pendapatan tahunan setidaknya 7,5 miliar dolar AS dan 315 juta pengguna aktif harian yang dapat dimonetisasi (mDAU), atau mereka yang melihat iklan, pada akhir 2023.
Juru bicara Twitter mengatakan fitur "super follow", yang memungkinkan pengguna mengenakan biaya kepada pengikut atau followers mereka untuk akses ke konten eksklusif, akan diluncurkan tahun ini.
Twitter, yang biasanya digunakan untuk menyiarkan pesan singkat ke khalayak luas, juga berupaya membangun lebih banyak cara bagi orang untuk melakukan percakapan.
Salah satunya adalah dengan fitur "Spaces," untuk diskusi audio secara langsung, yang sedang diuji dengan sekitar 1.000 pengguna.
Twitter juga akan memungkinkan orang berbagi konten dalam format yang lebih panjang menggunakan Revue, layanan penerbitan buletin yang diakuisisi Twitter bulan lalu.
Platform media sosial itu juga mempertimbangkan untuk memungkinkan adanya "komunitas" yang dibuat untuk kepentingan tertentu.
Baca Juga: Twitter Umumkan Fitur Super Follows, Bisa Menghasilkan Duit
Kepala Produk Konsumen Twitter, Kayvon Beykpour, mengatakan pembuat konten akan dapat menyesuaikan komunitas, termasuk menetapkan dan menegakkan "norma sosial" di luar aturan Twitter.
Pada acara virtual tersebut, Kepala Kebijakan Twitter, Vijaya Gadde, juga menegaskan kembali dukungan perusahaan untuk internet terbuka. Dorsey mengatakan setiap perubahan pada Bagian 230, undang-undang AS yang melindungi perusahaan online dari tanggung jawab atas konten yang diposting oleh pengguna, harus dilakukan dengan hati-hati.
Secara internasional, Twitter menghadapi tantangan di India, pasar yang berkembang pesat dengan rencana untuk mewajibkan perusahaan media sosial menghapus konten tertentu dan berkoordinasi dengan penegak hukum.
Twitter sebelumnya menolak untuk menghapus konten yang terkait dengan protes petani di India. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Prediksi Timnas Indonesia U-17 vs Zambia: Garuda Muda Bidik 3 Poin Perdana
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
Terkini
-
Kabar Gembira! Menkeu Purbaya Kasih Bocoran Diskon Tarif Tol Libur Nataru 2026
-
Bahlil Mendadak Dipanggil Prabowo ke Istana, Ada Apa?
-
Tiba-tiba Menkeu Purbaya Minta Maaf ke Kementerian dan Pemda
-
Telin dan Cabos de Timor-Leste, E.P. Perkuat Kolaborasi Bilateral Pengembangan Infrastruktur Digital
-
Menkeu Purbaya Balas Protes Pedagang Thrifting: Harga Murah Tapi Merusak Industri Kita
-
Kajian CPI: Investasi Sektor Ketenagalistrikan di RI Masih Jauh dari Target
-
Pemda Pinjam Duit ke Pemerintah Pusat, Menkeu Purbaya Beri Bunga 0,5 Persen
-
CIO Danantara Pandu Sjahrir Bantah Emiten TOBA Ikut Tender Proyek Waste-to-Energy
-
Telkom Jamin Keamanan Data dan Keandalan Sistem, HDC NeutraDC-Nxera Batam Raih Sertifikasi Tier-3
-
7 Fakta PHK Massal Karyawan Pabrik Ban Michelin Cikarang Timur