Suara.com - Pemerintah mengeluhkan banyaknya masalah dalam penyaluran dana bantuan pemerintah kepada masyarakat, salah satunya yang paling mengganjal terkait persoalan data.
Persoalan tersebut juga disampaikan Deputi Bidang Pemantauan, Evaluasi, dan Pengendalian Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas Taufik Hanafi saat acara webinar, Senin (1/3/2021).
"Tidak ada standarisasi data sehingga data kurang mutakhir dan lengkap," katanya.
Menurutnya, hal tersebut terjadi karena banyaknya data tidak lengkap, nomor induk kependudukan (NIK) tidak lengkap, penerima bantuan tidak disertai NIK, dan kurangnya pemuktahiran data domisili maupun status pekerjaan.
Tak hanya itu, pemerintah juga dihadapi masalah data yang tumpang tindih sehingga mengakibatkan minimnya akurasi dalam penentuan target bantuan, alias tak tepat sasaran. Contohnya, terdapat satu kartu keluarga (KK) yang menerima sembako reguler dan sembako perluasan.
"Di sisi lain, terdapat beberapa NIK dalam satu KK yang menerima bantuan yang sama," ucap Taufik.
Tak sampai disitu mekanisme verifikasi dan validasi data juga belum tertata rapih, sehingga masih ada duplikasi data.
"Kurangnya sumber daya manusia untuk komputasi dan analisa, sehingga masih ada data yang tidak padan. Contohnya, DTKS penerima bantuan berlokasi Yogyakarta, tapi dalam Disdukcapil berlokasi di Brebes," pungkasnya.
Baca Juga: TOK! Kantor POS Kembali Salurkan Bansos COVID-19 Mulai Maret 2021
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Bank Mandiri Raup Laba Rp 24,5 Triliun di Semester I 2025, Turun dari Tahun Lalu
-
Maskapai Ini Kurangi Rute Penerbangan hingga Pangkas Karyawan
-
Rupiah Loyo Jelang Akhir Pekan
-
Harga Emas Antam Anjlok, Rp8.000 Per Gram! Investor Emas Wajib Tahu
-
Duet Emiten Aguan-Salim Putar Otak Genjot Penjualan Rukan
-
Isu Deforestasi! Kemenhut Tegaskan HTI untuk Energi Terbarukan Akan Dikelola dengan Aturan Ketat
-
Bukan Cuma Smelter! Industri Nikel RI Kini Kian Fokus Garap Kualitas SDM
-
Pilih Mata Uang Lokal, Negara ASEAN Kompak Kurangi Gunakan Dolar
-
Ada Pemotongan Anggaran, 800 Ribu Buruh hingga Guru Mogok Kerja
-
Pengamat Bicara Nasib ASN Jika Kementerian BUMN Dibubarkan