Suara.com - Indonesia menjadi negara di kawasan Asia dengan biaya logistik termahal saat ini. Angkanya mencapai sekitar 24 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Untuk memperbaiki pekerjaan rumah tersebut pemerintah meluncurkan peta okupasi logistik dan supply chain.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan, tujuan diluncurkannya peta okupasi logistik dan supply chain untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) nasional di bidang logistik.
“Kita berharap semoga ke depan SDM di bidang logistik nasional akan semakin berkualitas, mempunyai kompetensi yang tinggi dan berdaya saing tinggi serta pasti nantinya akan bermanfaat besar untuk mendorong perekonomian nasional,” kata Susiwijono dalam acara yang diselenggarakan secara virtual tersebut, Selasa (9/3/2021).
Dirinya menjelaskan peta okupasi nasional bidang logistik dan supply chain berisi informasi dari jabatan-jabatan pekerjaan yang ada di sektor logistik.
Tujuan pemberian informasi ini untuk mendukung proses link and match antara kurikulum pendidikan dan pelatihan vokasi yang dibutuhkan oleh industri.
Dengan adanya peta okupasi nasional bidang logistik dan supply chain ini diharapkan akan menjadi referensi nasional pertama bagi kementerian dan lembaga dalam menyusun Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) di bidang logistik.
Peta okupasi pun juga akan berguna bagi lembaga pendidikan dan pelatihan untuk mengembangkan kurikulum dan mengembangkan skema sertifikasi.
"Ini akan bermanfaat betul dalam mengembangkan skema sertifikasi yang akan digunakan sebagai rujukan untuk menyusun materi uji kompetensi menyediakan tenaga penguji dan juga dalam melakukan assesment," katanya.
Baca Juga: Korban Banjir Bekasi Dibantu 2 Truk Logistik oleh Kemensos
Lebih lanjut Suiwijono menyebutkan bahwa aktivitas di dalam logistik dan supply chain sangat banyak mulai dari hulu hingga hilir. Namun peta okupasi saat ini akan berfokus pada tiga kegiatan utama saja.
“Yaitu proses pengadaan, yang kedua proses penyimpanan dan ketiga adalah proses pengiriman,” ungkap dia.
Pada tahap pertama ini baru disusun sebanyak 38 okupasi dan tidak menutup kemungkinan untuk terus dikembangkan dengan okupasi lainnya yang saat ini masih belum teridentifikasi.
Pengembangan SDM pun dilakukan melalui dua jalur yakni jalur pendidikan formal dan jalur pengembangan profesi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
Kebiasaan Mager Bisa Jadi Beban Ekonomi
-
Jurus Korporasi Besar Jamin Keberlanjutan UMKM Lewat Pinjaman Nol Persen!
-
Purbaya Sepakat sama Jokowi Proyek Whoosh Bukan Cari Laba, Tapi Perlu Dikembangkan Lagi
-
Dorong Pembiayaan Syariah Indonesia, Eximbank dan ICD Perkuat Kerja Sama Strategis
-
Respon Bahlil Setelah Dedi Mulyadi Cabut 26 Izin Pertambangan di Bogor
-
Buruh IHT Lega, Gempuran PHK Diprediksi Bisa Diredam Lewat Kebijakan Menkeu Purbaya
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
IHSG Merosot Lagi Hari Ini, Investor Masih Tunggu Pertemuan AS-China
-
Ada Demo Ribut-ribut di Agustus, Menkeu Purbaya Pesimistis Kondisi Ekonomi Kuartal III
-
Bahlil Blak-blakan Hilirisasi Indonesia Beda dari China dan Korea, Ini Penyebabnya