Suara.com - Arus digitalisasi yang makin tak terelakkan di tengah merebaknya pandemi Covid-19 mendorong urgensi pengembangan ekosistem bisnis semakin meningkat. Melalui pembentukan ekosistem, pengembangan bisnis di berbagai sektor usaha dapat dilakukan secara lebih efisien, efektif, dan dapat memberikan dampak positif bagi seluruh pelaku usaha.
Menyadari hal tersebut, BRI terus mendorong proses pembentukan ekosistem untuk membantu pengembangan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dalam ekosistem ini, BRI berupaya melayani dan menjembatani kebutuhan layanan keuangan seluruh pelaku usaha UMKM dan ultra mikro.
“Dengan era digital ini mau nggak mau kita memang harus fokus di ekosistem. Sekarang ini ada 57 juta UMKM. Dari 57 juta itu, yang sudah terlayani oleh lembaga keuangan secara layak itu 12 juta saja. Sementara ada 15 juta pelaku UMKM sudah terlayani lembaga keuangan formal tapi belum layak,” ujar Direktur Utama BRI Sunarso.
Berdasarkan data yang dihimpun BRI, saat ini masih ada 30 juta pelaku UMKM yang belum mendapat akses layanan keuangan dari lembaga formal. Sebanyak 5 juta di antaranya menggantungkan kebutuhan keuangan terhadap rentenir. Kemudian, ada 7 juta pelaku UMKM yang kerap meminjam modal ke kerabat.
Ironisnya, masih ada 18 juta pelaku UMKM yang sama sekali belum dilayani lembaga keuangan baik formal atau informal. Untuk memenuhi kebutuhan 18 juta pelaku UMKM itu, maka BRI bertekat memperkuat ekosistem bagi pelaku usaha mikro dan kecil, agar mereka ke depannya bisa lebih mudah, cepat, dan mendapat pembiayaan murah guna memenuhi kebutuhan usahanya.
Sunarso bilang, pembuatan ekosistem harus dilakukan bersamaan dengan transformasi pelayanan lembaga keuangan terhadap masyarakat. Selama ini, BRI telah melakukan transformasi digital dan budaya untuk lebih mengefektifkan pelayanan bagi masyarakat.
“Kita akan kembangkan UMKM dan masukkan UMKM ke dalam sistem, dan kemudian kita rangkai dalam ekosistem UMKM. Dan ekosistem itu nanti tergantung. Tergantung segmen bisnisnya, tergantung sektornya, tergantung integrasinya. Sebagai contoh saja. Kalau dalam situasi krisis seperti sekarang ini, kira-kira sektor apa yang masih menarik? Menurut saya sektor pangan pasti tetap tumbuh,” urai Sunarso.
Salah satu cara BRI dalam menciptakan ekosistem bagi UMKM yakni dengan menyinergikan ekosistem pasar, ekosistem desa dan ekosistem digital. Untuk ekosistem pasar misalnya, BRI membantu pasar tradisional dengan memperkenalkan belanja online, baik melalui Whatsapp, website, mobile apps, maupun kerja sama dengan start up.
"Kami bangun web pasar yang mendukung hasil panen dari desa mengalir ke pasar lalu diserap oleh konsumen melalui belanja online," bebernya.
Baca Juga: Dukung Pemerintah, BRI Canangkan Jadi Champion of Financial Inclusion
Terkait ekosistem digital, BRI telah menggandeng sejumlah perusahaan e-commerce besar dan ride hailing, mulai dari Tokopedia, Grab, Bukalapak, Shopee, Gojek, untuk pembiayaan KUR kepada merchant atau mitra mereka. Sementara untuk ekosistem desa, Bank BRI mendukung pemberdayaan ekonomi melalui pengembangan cluster dan produk unggulan dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
“Dengan memadukan tiga ekosistem tersebut, perseroan tengah membangun ekosistem bisnis sebagai sumber pertumbuhan berkelanjutan,” tandas Sunarso.
Berita Terkait
-
Dukung Pemerintah, BRI Canangkan Jadi Champion of Financial Inclusion
-
Aktif di Pasar Obligasi, BRI Konsisten Jadi The Best Primary Dealer
-
Edukasi Jadi Pilihan BRI Berdayakan UMKM di Indonesia
-
Bank BRI Raih Nilai ESG Risk Rating Terbaik pada Indeks IDX ESG Leaders
-
Transformasi Digital di Tengah Pandemi, Begini Terobosan BRI
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Rupiah Bisa 'Bernafas Lega' Jelang Akhir Tahun
-
Pasca IPO, Superbank Tancap Gas! Laba Tembus Rp122 Miliar
-
Jelang Libur Nataru, Mayoritas Harga Pangan Nasional Kompak Melandai, Cabai dan Bawang Merah Turun
-
Sambut Nataru dan Tutup Buku 2025, BI Sesuaikan Jadwal Operasional Sistem Pembayaran
-
Tensi Panas! AS Adang Tanker Venezuela, Harga Minyak Mentah Global Langsung Melompat
-
Aturan Cuti Hamil 6 Bulan dan Ketentuan Gaji yang Wajib Dipenuhi Perusahaan
-
PIP 2025 Mulai Cair untuk Jakarta, Cek Jadwal Gelombang dan Status Sipintar
-
Sinergi Gerak Cepat Hadapi Bencana Sumatera, MIND ID Bersama Danantara Bantu Wilayah Terdampak
-
BRI Gelar Satukan Langkah untuk Sumatra, Beri Bantuan Rp50 M untuk Percepat Pemulihan Bencana
-
Harga Emas Antam Akhirnya Kembali Tembus 2,5 Juta Per Gram