- Rupiah dibuka menguat tipis ke Rp16.743 per dolar AS didorong sentimen akhir tahun.
- Mayoritas mata uang Asia bertenaga; Yen Jepang pimpin penguatan sebesar 0,3 persen.
- Analis prediksi rupiah konsolidasi di rentang Rp16.650-Rp16.750 per dolar AS hari ini.
Suara.com - Mata uang Garuda mengawali pekan di penghujung tahun 2025 dengan tren positif meski terbatas. Berdasarkan data Bloomberg pada pembukaan perdagangan Senin (22/12/2025), rupiah dibuka pada level Rp16.743 per dolar Amerika Serikat (AS).
Capaian ini menunjukkan penguatan tipis sebesar 0,04 persen dibandingkan dengan posisi penutupan pada Jumat pekan lalu yang bertengger di level Rp16.750 per dolar AS. Sementara itu, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) mematok posisi rupiah sedikit lebih kuat di angka Rp16.722 per dolar AS.
Penguatan rupiah selaras dengan mayoritas mata uang di kawasan Asia yang juga terpantau bertenaga menghadapi The Greenback (dolar AS). Berikut adalah rincian pergerakan mata uang Asia pagi ini:
- Yen Jepang: Memimpin penguatan dengan lonjakan signifikan 0,3 persen.
- Dolar Taiwan: Terkerek naik 0,16 persen.
- Baht Thailand: Terangkat 0,15 persen.
- Peso Filipina: Menanjak 0,14 persen.
- Dolar Singapura: Terapresiasi 0,02 persen.
- Mata Uang Lainnya: Won Korea Selatan (+0,005%) dan Dolar Hongkong (+0,003%) menguat tipis.
Sebaliknya, Ringgit Malaysia menjadi mata uang dengan koreksi terdalam di Asia sebesar 0,03 persen, disusul Yuan China yang melemah tipis 0,001 persen.
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, menilai pergerakan rupiah saat ini dipengaruhi oleh kombinasi sentimen domestik dan global di masa libur akhir tahun.
"Rupiah diperkirakan berkonsolidasi dengan potensi menguat terbatas didukung oleh sentimen risk on di tengah minimnya data-data ekonomi di penghujung tahun," ungkap Lukman saat dihubungi.
Namun, ia mengingatkan investor untuk tetap waspada. Meski ada sentimen positif di pasar global, langkah Bank Indonesia (BI) yang tetap menahan suku bunga menjadi catatan tersendiri bagi investor domestik.
"Sentimen risk on diperkirakan tidak akan banyak menguatkan rupiah mengingat adanya sentimen negatif domestik terkait prospek pemangkasan suku bunga BI di masa depan. Prediksi pergerakan hari ini berada di rentang Rp16.650 - Rp16.750," pungkasnya.
Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Melemah pada Akhir Pekan, Ini Penyebabnya
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Pasca IPO, Superbank Tancap Gas! Laba Tembus Rp122 Miliar
-
Jelang Libur Nataru, Mayoritas Harga Pangan Nasional Kompak Melandai, Cabai dan Bawang Merah Turun
-
Sambut Nataru dan Tutup Buku 2025, BI Sesuaikan Jadwal Operasional Sistem Pembayaran
-
Tensi Panas! AS Adang Tanker Venezuela, Harga Minyak Mentah Global Langsung Melompat
-
Aturan Cuti Hamil 6 Bulan dan Ketentuan Gaji yang Wajib Dipenuhi Perusahaan
-
PIP 2025 Mulai Cair untuk Jakarta, Cek Jadwal Gelombang dan Status Sipintar
-
Sinergi Gerak Cepat Hadapi Bencana Sumatera, MIND ID Bersama Danantara Bantu Wilayah Terdampak
-
BRI Gelar Satukan Langkah untuk Sumatra, Beri Bantuan Rp50 M untuk Percepat Pemulihan Bencana
-
Harga Emas Antam Akhirnya Kembali Tembus 2,5 Juta Per Gram
-
Saham SUPA Keok di Tengah Kinerja Positif Cetak Laba Rp122 Miliar