Suara.com - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) menjelaskan, bantuan pompa air yang diberikan pemerintah, dapat digunakan untuk membantu petani mengatasi kekeringan yang dialami. Hal ini juga berlaku bagi ratusan hektare sawah di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, yang terancam puso.
"Bantuan tersebut sebagai alat bantu untuk menyedot air dari beberapa sumber air terdekat untuk mengairi lahan. Pompa air tersebut bisa dimanfaatkan agar pasokan air bisa teraliri," kata Mentan SYL.
Petani di Indramayu terancam mengalami gagal panen. Atas kondisi tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) menyarankan petani untuk memanfaatkan bantuan pompa air yang disalurkan dalam kurun waktu 2019-2020.
Untuk di Kabupaten Indramayu, pada 2019, Kementan telah menyalurkan pompa air sebanyak 83 unit. Selanjutnya pada tahun 2020, Kementan kembali menyalurkan bantuan pompa air sebanyak 70 unit. Bantuan tersebut disalurkan kepada kelompok tani di Indramayu.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil menuturkan, bantuan pompa air tersebut dimaksudkan agar petani dapat terus berproduksi meski memasuki musim kemarau.
"Dengan pompa sawah bisa tetap teraliri air sehingga petani dapat terus berproduksi," ujar Ali.
Musim kemarau yang dialami petani Indramayu diharapkan tidak menghambat petani untuk terus meningkatkan produktivitas pertaniannya.
"Bantuan pompa air ini berkaitan erat dengan produktivitas. Kami tak ingin petani terganggu produktivitasnya, karena mengalami musibah kekeringan. Kondisi apapun tak boleh menghambat pertanian kita," ujarnya.
Selain bantuan pompa air untuk mengatasi kekeringan, Ali meminta petani juga mengikuti program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) atau asuransi pertanian, agar mereka tak mengalami kerugian akibat bencana yang melanda.
Baca Juga: Solar Dryer Dome dari Kementan Tingkatkan Nilai Tambah Produk Hortikultura
Asuransi pertanian, Ali melanjutkan, merupakan proteksi bagi petani ketika bencana terjadi dan mengalami gagal panen.
"Petani akan mendapat pertanggungan sebesar Rp6 juta per hektar per musim tanam ketika mengalami gagal panen. Dengan pertanggungan ini petani memiliki modal kembali untuk tetap berproduksi," ujar Ali.
Asuransi pertanian yang diprogramkan Kementan, menurut Ali, merupakan bagian dari perlindungan agar bencana tak membuat petani tak bisa berproduksi kembali. "Asuransi pertanian adalah bagian dari mitigasi agar petani tak mengalami kerugian," tutur dia.
Sementara itu, Direktur Pembiayaan Ditjen PSP Kementan, Indah Megahwati menambahkan, untuk mengikuti program AUTP, syarat yang harus dipenuhi cukup mudah. Petani cukup bergabung dalam kelompok tani dan mendaftarkan lahannya untuk diikutsertakan dalam program AUTP.
"Untuk preminya sebesar Rp180 ribu per hektare per musim tanam, tapi petani cukup membayar premi sebesar Rp36 ribu per hektare per musim tanam, karena sisanya, sebesar Rp144 ribu dibantu pemerintah melalui APBN," terang Indah.
Berita Terkait
-
Mentan SYL Dukung Kebijakan Gubernur NTT Kelola Alsintan dengan Brigade
-
Kementan-Kemenkop Gandeng IPB Wujudkan Korporatisasi Sektor Pertanian
-
Pusri Bangun Pabrik Baru di Palembang, Mentan : Negeri Ini Butuh Pupuk yang Baik
-
Gubernur Sumsel Dukung Program Food Estate untuk Stabilitas Pangan
-
Mentan Minta Program Food Estate Tekankan 5 Hal Ini
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Industri Pindar Tumbuh 22,16 Persen, Tapi Hadapi Tantangan Berat
-
Perilaku Konsumen RI Berubah, Kini Maunya Serba Digital
-
Bagaimana Digitalisasi Mengubah Layanan Pertamina
-
Memahami Pergerakan Harga Bitcoin, Analisis Teknikal Sudah Cukup?
-
BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
-
BCA Kembali Menjadi Juara Umum Annual Report Award, Diikuti BCA Syariah pada Klaster Rp1 Triliun
-
ESDM: Rusia-Kanada Mau Bantu RI Bangun Pembakit Listrik Tenaga Nuklir
-
Bos Lippo Ungkap 5 Modal Indonesia Hadapi Ketidakpastian Global 2026
-
Purbaya Larang Bea Cukai Sumbangkan Pakaian Bekas Hasil Sitaan ke Korban Banjir Sumatra
-
Purbaya Sewot Teknologi AI Bea Cukai Dibandingkan dengan Milik Kemenkes: Tersinggung Gue!