Suara.com - Kegiatan ekspor sebagai salah satu lokomotif pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam mendatangkan devisa bagi negara perlu dikembangkan secara terintegrasi mulai dari sektor hulu hingga hilir.
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank yang merupakan Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan RI melaksanakan mandat untuk mendorong pertumbuhan ekspor Indonesia melalui Pembiayaan Ekspor Nasional dalam bentuk pembiayaan, penjaminan, asuransi dan jasa konsultasi.
Kegiatan perdagangan merupakan salah satu indikator dari perekonomian suatu negara yang perlu dikembangkan yang memiliki LPEI mendorong pengembangan kapasitas pelaku usaha agar dapat meningkatkan daya saing melalui program jasa konsultasi sehingga mampu melakukan ekspor secara mandiri dengan produk berkualitas internasional.
Desa Devisa merupakan program pendampingan yang digagas LPEI berbasis
pengembangan masyarakat atau komunitas (community development), Program Desa Devisa memberi kesempatan bagi wilayah yang memiliki produk unggulan berorientasi ekspor untuk mengembangkan potensi secara ekonomi, sosial dan lingkungan bagi kesejahteraan masyarakatnya.
Pendampingan LPEI bersama beberapa lembaga yang berhubungan dengan perdagangan, ekspor, budidaya pertanian serta akses pembiayaan membuka peluang keberhasilan yang optimal.
Wilayah yang berpotensi untuk diberikan pendampingan dalam kegiatan Community Development akan dianalisa menggunakan key indicators dalam rangka klasifikasi kriteria dan parameter untuk mengukur kebutuhan dalam pengembangan menjadi “Desa Devisa”.
Bersama Institut Pertanian Bogor yang merupakan salah satu anggota dari University Network for Indonesia Export Development (UNIED), LPEI mengkaji indikator untuk mengembangkan sebuah desa menjadi Desa Devisa, dengan mempertimbangkan sejumlah aspek yaitu produk, konsistensi dan keberlanjutan produksi, pemberdayaan masyarakat dan koordinasi antar pemangku kepentingan, produsen dan manajerial, infrastruktur dan sarana penunjang lain.
Program Desa Devisa ini selain meningkatkan kapasitas masyarakat daerah dan mengembangkan komoditas unggulan desa, program ini juga mendorong partisipasi masyarakat desa dalam rantai pasukan ekspor global baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga dapat menghasilkan devisa dan berkontribusi kepada negara melalui kegiatan ekspor.
Lokal yang Mendunia
Baca Juga: LPEI Gelar Pelatihan Ekspor Serentak di 3 Kota Besar di Indonesia
Hingga saat ini LPEI telah berhasil membentuk dua Desa Devisa yaitu Desa Devisa Kakao di Jembrana, Bali dengan komoditas unggulan berupa biji kakao yang difermentasi dan Desa Devisa Kerajinan di Bantul, Yogyakarta dengan produk kerajinan ramah lingkungan.
Kedua Desa Devisa ini telah mendapatkan beragam pelatihan dan pendampingan secara berkesinambungan untuk peningkatan kualitas produknya, kapasitas produksinya, peningkatan SDM dan juga untuk mendapatkan sertifikasi guna meningkatkan harga jual.
Di tahun 2019, Desa Nusasari yang berlokasi di Jembrana, Bali menjadi Desa Devisa pertama yang diresmikan oleh LPEI, berfokus pada pengembangan ekspor komoditas kakao.
Pendampingan dilakukan LPEI bersama dengan Koperasi Kerta Semaya Samaniya untuk meningkatkan kemampuan para petani kakao dalam proses produksi hingga mampu menghasilkan produk fermentasi biji kakao yang memiliki kualitas standar internasional sehingga dapat diekspor ke beberapa negara Eropa seperti Perancis, Belanda dan Belgia, serta ke negara lainnya termasuk Jepang dan Amerika.
Adaoun mayoritas fermentasi biji kakao diekspor ke Perancis hingga mencapai 12,5 ton setiap tahunnya. Peran pemberdayaan masyarakat desa yang hampir mencapai lebih dari 600 orang dan mayoritas adalah perempuan, telah mampu mengelola kebun kakao secara organik, sehingga memberikan nilai tambah dan harga jual yang tinggi kepada komoditasnya.
Melalui program Desa Devisa ini, LPEI mendapatkan penghargaan dari Global CSR Award berupa silver award untuk kategori “Empowerment of Women” di tahun 2020 lalu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Sama dengan Indonesia, Malaysia Kantongi Tarif 19 Persen dari Amerika Serikat
-
BPJS Kesehatan Luncurkan Gerak Sehat Prolanis: Dorong Masyarakat Aktif Cegah Penyakit Kronis
-
ASEAN dan China Upgrade FTA Versi 3.0, Hapus Hambatan Non-Tarif dan Buka Akses UMKM
-
Potensi EBT Melimpah, Pemerintah Sinkronisasi Aturan Soal Transisi Energi
-
Mau Lepas Ketagihan Impor LPG, Bahlil Mulai Proyek Hilirisasi Batu Bara Jadi DME pada 2026
-
Rupiah Dibuka Stagnan Pada Awal Pekan Ini
-
Ancaman Tarif AS Kian Nyata! BI Waspada, Aliran Modal Asing dari Emerging Market Terus Berfluktuasi
-
OJK Umumkan 5 Bank Telah Gulung Tikar
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
SPBU Pertamina Diminta Perbanyak Improvisasi Layanan, dari Toilet hingga Fasilitas Instagramable