Suara.com - Kondisi pertumbuhan Ekonomi Indonesia kuartal III 2021 diprediksi makin suram, target pemerintah yang mematok angka 3 sampai 4 persen diprediksi tak akan tercapai.
Tak beresnya pemerintah dalam melakukan penanggulangan pandemi Covid-19 menjadi biang keroknya.
Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Didin S Damanhuri pesimistis dengan kondisi tersebut.
"Saat ini situasi pandemi Covid-19 belum menunjukkan adanya perbaikan, kemungkinan proyeksi pemerintah sekitar 3-4 persen (pertumbuhan ekonomi) nggak akan tercapai menurut saya,” kata Damanhuri dalam sebuah webinar bertajuk 'Meneropong Pertumbuhan Ekonomi TW 3 Imbas PPKM Darurat, Jumat (23/7/2021).
Merebaknya kasus Virus Corona di tanah air sejak sebulan terakhir menempatkan Indonesia sebagai salah satu episentrum penyebaran Covid-19 di dunia. Alhasil membuat pemerintah melakukan upaya pembatasan lewat PPKM Darurat, kini berubah istilah menjadi PPKM Level 4.
Segala upaya istilah pembatasan tersebut kata dia belum menunjukan perbaikan bahkan makin tak jelas. Imbasnya rakyat kecil akan semakin kesulitan, ekonomi pada level paling bawah tak bergerak.
“Jadi tidak ada pendekatan yang antisipatif menghadapi sebuah krisis kesehatan, ekonomi sekaligus ini,” kata Guru Besar IPB ini.
Kemudian yang lebih memprihatinkan, lanjut Damanhuri, soal sejumlah program bantuan sosial pemerintah yang lambat dieksekusi. Padahal, dalam situasi sulit seperti saat ini, bansos menjadi salah hal yang paling penting.
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengultimatum sejumlah daerah yang hingga saat ini lambat melakukan pencairan sejumlah anggaran perlindungan sosial dan pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Baca Juga: Berharap Ekonomi Global Pulih, Harga Minyak Dunia Melambung 2 Persen
Dia mengatakan jika pencairannya tetap lelet dan lambat, pemerintah pusat yang akan mengambil alih proses tersebut.
"Tiap bulan kami transfer ke daerah baik DAU DBH. Kita akan katakan kalau enggak bisa eksekusi kita langsung intersep," kata Sri Mulyani dalam konfrensi pers PPKM, secara virtual Rabu malam (21/7/2021).
Menurutnya, dana tersebut sangat dibutuhkan masyarakat yang tertekan akibat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
"Jangan sampai ironi di mana anggaran ada tapi kegiatan nggak terjadi karena enggak ada pengambilan keputusan," jelasnya.
Sebelumnya, dia mengungkapkan sebanyak 324 daerah dari total 542 daerah masih lambat mencairkan anggaran perlindungan sosialnya hingga anggaran pemulihan ekonomi.
Hal tersebut dikatakan Sri Mulyani dalam konfrensi pers APBN Kita edisi Juli 2021 secara virtual, Rabu (21/7/2021).
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
Terkini
-
Jadwal Libur IHSG Desember 2025 dan Sepanjang Tahun 2026 Lengkap
-
Pemerintah Tetapkan Formula UMP Baru, Buruh atau Pengusaha yang Diuntungkan?
-
Gakkum ESDM Buka Suara Soal Viral Aktivitas Tambang di Gunung Slamet
-
COO Danantara Donny Oskaria Tinjau Lahan Relokasi Warga Korban Bencana di Aceh Tamiang
-
Program MBG Habiskan Anggaran Rp 52,9 Triliun, Baru Terserap 74,6% per Desember 2025
-
Kemenkeu Sentil Pemda Buntut Dana 'Nganggur' di Bank Tembus Rp 218,2 Triliun per November
-
Menperin: Harus Dibuat Malu Pembeli Produk Impor yang Sudah Diproduksi di Dalam Negeri
-
Target DEWA Melejit ke Rp750, Harga Saham Hari Ini Mulai Merangkak Naik
-
Purbaya Mudahkan Dana Transfer ke Daerah Terdampak Bencana Rp 43,8 Triliun Tahun Depan
-
Bank Mandiri Bagi Dividen Rp9,3 Triliun, Ini Jadwalnya