Suara.com - Dalam era adaptasi kebiasaan baru, kebutuhan masyarakat akan hunian pun berubah. Masyarakat kini lebih banyak menghabiskan waktu di rumah sehingga membutuhkan lingkungan yang sehat dan konsep rumah yang nyaman dan aman sesuai kebutuhan.
Salah satu konsep hunian sehat yang menjadi incaran konsumen adalah rumah tumbuh.
Salah satu pengembang properti yang fokus pada konsep rumah tumbuh adalah Podomoro Park Bandung yang fokus membangun proyek hunian sehat sebagai solusi di tengah pandemi.
Podomoro Park merupakan kawasan properti seluas 130 hektare, yang 50 persen wilayah huniannya merupakan kawasan hijau dengan kualitas oksigen yang baik. Podomoro Park juga dilengkapi dengan keasrian danau sepanjang 1 km sehingga penghuninya dapat menikmati suasana alami yang meneduhkan.
"Lokasinya juga dikelilingi gunung Bandung Selatan, nuansa alam yang menenangkan sangat mendominasi sehingga dapat menurunkan tingkat stres dan meningkatkan imun," ujar Marketing General Manager Podomoro Park Bandung Tedi Guswana dalam keteranganya, Jumat (30/7/2021).
Selain lingkungannya yang sehat, salah satu konsep hunian yang dikembangkan oleh Podomoro Park adalah rumah tumbuh dengan meluncurkan klaster terbaru yakni klaster Sadyagriya.
Dia menjelaskan bahwa memang telah terjadi kecenderungan minat konsumen terhadap rumah yaitu hunian yang lebih sehat dan modern.
"Saat ini Podomoro Park Bandung berkomitmen untuk melengkapi hunian di tengah pandemi melalui hunian dengan konsep expansible house atau rumah tumbuh. Ini merupakan rumah tumbuh ke bawah pertama di Indonesia, yang memungkinkan pemiliknya mendesain lantai 1 rumah sesuai kebutuhan khususnya di masa pandemi," jelasnya.
Selain kebebasan dalam mendesain, tren rumah tumbuh ke bawah ini juga memberikan ruang yang lebih luas untuk aktivitas penghuni yang kini lebih banyak di rumah.
Baca Juga: Mengenal dan Cara Menerapkan Teknik Belajar Podomoro, Agar Lebih Konsen
"Di masa pandemi semua kegiatan keluarga seperti bekerja dan sekolah berpindah ke rumah. Semua aktivitas tersebut dituntut untuk dapat dilakukan di rumah seperti work from home dan study from home. Untuk itu rumah yang dapat beradaptasi dengan aktivitas yang cepat berubah ini adalah konsep rumah tumbuh," katanya
Adapun, rumah tumbuh di klaster Sadyagriya ini dibangun dengan konsep dua lantai, di mana penghuni dapat berkreasi untuk mendesain area lantai 1 sesuai dengan keinginan dan kebutuhan.
Klaster Sadyagriya memiliki tiga tipe yakni Amala Eka (6 x 15 m), Amala Tri (6 x 17 m), dan Amala Catur (6 x 18 m). Untuk ukuran bangunan yang cukup luas ini, rumah tumbuh Sadyagriya dijual seharga mulai dari Rp1,6 miliar.
Selain transaksi secara langsung, pembelian juga dapat dilakukan secara daring lewat transaksi Booking From Home, sehingga konsumen tidak perlu datang ke lokasi.
"Konsep rumah tumbuh ke bawah ini juga memungkinkan penghuni untuk merenovasi lantai 1 tanpa harus pindah rumah, karena bisa memanfaatkan lantai 2 sebagai rumah tinggal," tutup Tedi.
Berita Terkait
-
Mengenal dan Cara Menerapkan Teknik Belajar Podomoro, Agar Lebih Konsen
-
Hadapi Ujian Kenaikan Kelas, Coba Belajar dengan Teknik Podomoro Yuk!
-
Tips Agar Terhindar dari Kegagalan Pengembang, Beli Properti Ready Stock
-
Anak Usaha Agung Podomoro Terbebas dari Gugatan PKPU
-
Selangkah Lagi Menuju Kemandirian Tenjo
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
SBY Minta Masyarakat Sadar, Indonesia Bukan Negeri Kaya Minyak!
-
Catat Laba Bersih Rp389 M, KB Bank Perkuat Struktur Manajemen Lewat Pengangkatan Widodo Suryadi
-
Kementerian ESDM: Etanol Bikin Mesin Kendaraan jadi Lebih Bagus
-
Saham BCA Anjlok saat IHSG Menguat pada Senin Sore
-
Menkeu Purbaya Mendadak Batal Dampingi Prabowo Saat Serahkan Aset Smelter Sitaan, Ada Apa?
-
Usai BNI, Menkeu Purbaya Lanjut Sidak Bank Mandiri Pantau Anggaran Rp 200 T
-
Bursa Kripto Global OKX Catat Aset Pengguna Tembus Rp550 Triliun
-
Jadi Duta Mobile JKN di Kupang, Pemuda Ini Bagikan Edukasi Memanfaatkan Aplikasi Layanan Kesehatan
-
IHSG Tetap Perkasa di Tengah Anjloknya Rupiah, Ini Pendorongnya
-
Sidak Bank Mandiri, Menkeu Purbaya Mengaku Dimintai Uang Lagi untuk Kredit Properti dan Otomotif