Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan efektivitas pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akan mendorong momentum pemulihan ekonomi berlanjut di sisa tahun 2021.
Menurutnya dampak PPKM yang ditimbulkan berangsur menurun pada akhir Agustus ini.
”Efektivitas PPKM yang mengendalikan Covid tentu menjadi kunci bagi kita untuk bisa memulihkan ekonomi kita. Kalau kita melihat, semakin kita bisa cepat mengendalikan Covid sehingga PPKM-nya tidak terlalu lama yang level 4 terutama, maka ekonominya akan bisa pulih kembali,” kata Sri Mulyani dalam konfrensi pers dikutip Kamis (26/8/2021).
Dia bilang laju pemulihan ekonomi mulai tertahan pada awal kuartal III seiring penerapan kembali kebijakan pembatasan mobilitas akibat kenaikan kasus Covid-19. Indikator ekonomi relatif bercampur di bulan Juli, namun sinyal peningkatan aktifitas mulai terlihat seiring kasus Covid-19 yang terkendali.
Sebagian indikator menunjukkan perlambatan di bulan Juli, antara lain PMI manufaktur, indeks keyakinan konsumen, dan indeks penjualan ritel. Tapi, sebagian indikator juga cukup berdaya tahan dengan mampu tumbuh positif yaitu konsumsi listrik, konsumsi semen, penjualan mobil dan ekspor impor.
Sementara itu, mobilitas masyarakat per bulan Agustus 2021 sudah mulai meningkat secara bertahap setelah menurun tajam di bulan Juli.
“Dampak dari PPKM memang mengalami penurunan semua mobilitas, namun pada bulan Agustus semuanya membalik kembali. Retail dan rekreasi sudah mulai meningkat, grocery dan farmasi sudah mulai berbalik lagi, dan secara agregat membalik. Ini adalah fungsi penting, yaitu bagaimana kita tetap mengendalikan Covid19 dan tetap bisa melakukan aktivitas ekonomi,” katanya.
Indikator dari aktivitas konsumsi masyarakat dengan adanya PPKM memang menunjukkan adanya dampak negatif. Menkeu menerangkan bahwa pada pelaksanaan PPKM di bulan Juni-Juli lalu, indek keyakinkan konsumen bergeser ke bawah.
“Kalau kita lihat PSBB dulu pada bulan April-Mei tahun lalu waktu kita melakukan PSBB yang sangat ketat, itu menyebabkan indeks keyakinan konsumen drop dari 120 ke 77, sangat dalam. Dan kita lihat sekarang PPKM level 4 juga menunjukkan dilevel yang diatas 100 turun ke 80,” tambahnya.
Baca Juga: Terpuruk Akibat PPKM, Pelaku Wisata Gunungkidul Terpaksa Jual Ternak untuk Bayar Angsuran
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Mentan Amran Lepas 207 Truk Logistik ke Sumatra, Angkut Migor, Susu Hingga Beras
-
Pertamina: Operasional SPBU Bertahap Mulai Normal Pascabencana di Sumatera
-
Kriteria yang Tidak Layak Menerima Bantuan Meski Terdaftar di DTSEN
-
Dana P2P Lending PT Dana Syariah Indonesia Cuma 0,2 Persen, Tata Kola Semrawut?
-
Diversifikasi Bisa Jadi Solusi Ketahanan Pangan, Kurangi Ketergantungan Luar Daerah
-
Dasco Bocorkan Pesan Presiden Prabowo: Soal UMP 2026, Serahkan pada Saya
-
Pertamina Pasok 100.000 Barel BBM untuk SPBU Shell
-
Bitcoin Banyak Dipakai Pembayaran Global, Kalahkan Mastercard dan Visa
-
Purbaya Mau Ubah Skema Distribusi Subsidi, Ini kata ESDM
-
Menkeu Purbaya Pertimbangkan Tambah Anggaran TKD ke Pemda 2026, Ini Syaratnya