Suara.com - Akhir tahun lalu, Indonesia kembali mengalami resesi ekonomi akibat pandemi Covid-19. Menurut sejumlah ahli, resesi adalah masa di mana terjadi penurunan roda perekonomian yang ditandai dengan melemahnya produk domestik bruto (PDB) selama dua kuartal berturut-turut.
Resesi 2020 adalah resesi kedua setelah 1998. The Balance menyebutkan penyebab resesi adalah kenaikan tingkat pengangguran, penurunan penjualan ritel, dan terjadinya kontraksi pada pendapatan manufaktur untuk periode yang cukup panjang.
Faktor pendukung resesi lainnya adalah wabah penyakit seperti pada resesi 2020. Resesi biasanya ditandai dengan penurunan pertumbuhan ekonomi hingga nol persen atau bahkan minus.
Resesi yang berkepanjangan bakal mengakibatkan depresi ekonomi. Depresi ekonomi merupakan kondisi penurunan aktivitas ekonomi yang lebih parah dari resesi.
Dikutip dari Fortune, perbedaan depresi ekonomi dan resesi bisa dilihat dari level penurunan PDB dan jangka waktunya. Resesi terjadi saat PDB turun di kisaran minus 0,3 sampai 5,1 persen.
Sementara penurunan PDB pada depresi ekonomi berada di level minus 14,7 persen hingga 38,1 persen. Jika dilihat dari jangka waktunya, resesi berlangsung selama minimal dua kuartal berturut-turut hingga 18 bulan lamanya.
Sementara depresi ekonomi bisa berlangsung lebih dari 18 bulan. Secara riil di lapangan, depresi bisa dilihat saat angka pengangguran meningkat karena pertumbuhan ekonomi yang minus dalam waktu yang panjang.
Dampak Resesi Ekonomi
Dampak resesi ekonomi yang paling dominan adalah merosotnya daya beli dan aktivitas ekonomi masyarakat. Contohnya, ketika investasi anjlok saat resesi secara otomatis akan menutup lapangan pekerjaan yang membuat angka PHK naik. Produksi atas barang dan jasa juga merosot sehingga menurunkan PDB nasional.
Baca Juga: Apa itu Resesi? Ini Definisi hingga Dampak Resesi Ekonomi
Jika tak segera diatasi, efek domino resesi akan menyebar ke berbagai sektor seperti macetnya kredit perbankan hingga inflasi yang sulit dikendalikan, atau juga sebaliknya terjadi deflasi. Dalam skala riilnya, banyak orang kehilangan rumah karena tak sanggup membayar cicilan, daya beli melemah atau bisnis yang terpaksa gulung tikar.
Cara Keluar dari Resesi Ekonomi
Kebijakan yang yang menitiberatkan pada daya beli menjadi salah satu cara keluar dari resesi ekonomi. Untuk keluar dari resesi ekonomi adalah dengan mempertahankan daya beli masyarakat. Caranya dengan mempercepat penyaluran bantuan sosial (bansos) dan program dukungan ekonomi lain dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Pemerintah juga perlu menjaga ketahanan dunia usaha. Misalnya dengan mempercepat realisasi insentif perpajakan agar dunia usaha bisa berproduksi dan mempertahankan kapasitas finansial. Di samping itu investasi dan ekspor produk harus terus digenjot.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni
Berita Terkait
-
Pengertian Perusahaan Manufaktur: Sistem Kerja, Karakter, Skala Produksi dan Contoh
-
Singgung Inflasi Agustus, Menko Airlangga Klaim Permintaan Manufaktur Meningkat
-
Ekonomi Indonesia Keluar dari Resesi, tapi Terasa Semu bagi Masyarakat
-
Wabah Hancurkan Ekonomi, Manufaktur Hemat Energi Diprediksi Jadi Tulang Punggung Indonesia
-
XL Axiata Gandeng IPB dan Politeknik Manufaktur Astra untuk Manfaatkan Internet 5G
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Usai Ratas dengan Prabowo, Menkeu Purbaya: Ekonomi Akan Tumbuh Lebih Cepat
-
Cek Fakta: Benarkah Ada PHK Massal di PT Gudang Garam?
-
Saham Perbankan Rontok Setelah Sri Mulyani Dicopot, OJK Minta Investor Tidak Panik
-
Rahasia Saldo DANA Kaget untuk Kamu, Klaim 3 Link Aktif Ini Sebelum Kehabisan
-
Gaji DPR Turun Drastis, Dasco: Beban Negara Berkurang, Legislator Bekerja Lebih Baik
-
Pelaksana Ketua LPS Segera Diumumkan, Gantikan Purbaya Yudhi Sadewa
-
Apa Itu Scalper? Strategi Andalan Yudo Sadewo Anak Menkeu di Dunia Kripto, Punya Kesan Negatif
-
Adu Aset Properti Menkeu Purbaya vs Sri Mulyani, Keduanya Tersebar di Berbagai Kota
-
Apa Itu NJOP? Pengertian, Fungsi dan Cara Menghitungnya
-
IHSG Merosot 1,78 Persen, Reshuffle Kabinet Bikin Investor Waspada