Suara.com - Pemprov Sumatera Barat menjajaki teknologi pemusnah sampah hydrodrive untuk pengolahan sampah di daerah itu terutama di Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) regional.
"Kita jajaki semua teknologi yang memungkinkan untuk pengolahan sampah agar tidak menjadi permasalahan lingkungan," kata Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy.
Salah satu teknologi yang tengah dipertimbangkan yakni teknologi hydrodrive yang diusung oleh PT Bumi Resik dengan memanfaatkan sampah sebagai bahan bakar untuk memusnahkan residu yang tidak bisa diolah lagi.
Untuk diketahui, teknologi hydrodrive sudah digunakan sejumlah daerah di Indonesia dan diklaim ramah lingkungan.
Disampaikan Wagub Audy, Pemprov Sumbar memang tertarik untuk menggunakan teknologi itu. meski demikian, lantaran investasi yang berorientasi pada keuntungan, volume sampah Sumbar yang dinilai tidak cukup banyak dianggap kurang maksimal.
Selain itu, kompensasi pengolahan sampah dari kabupaten/kota juga relatif kecil, baru Rp20 ribu per ton, sementara estimasi biaya pengolahan dengan teknologi tersebut sekitar Rp60 ribu-Rp85 ribu per ton, dan untuk pengadaan alat dalam kondisi refocusing anggaran saat pandemi COVID-19 juga sulit dilakukan, karena nilainya cukup besar.
"Karena itu kita coba kaji lagi, kalau memungkinkan kita bisa gunakan di Sumbar," tuturnya.
Sementara itu, calon investor PT Bumi Resik, Djaka Winarso mengatakan pengolahan dan pemusnahan sampah menggunakan teknologi hydrodrive itu adalah rangkaian dari proses pemilahan sampah mulai dari sumber. Hanya residu sampah yang tidak bisa diolah yang dimusnahkan dengan teknologi itu.
Konsep kerja sama dengan pemerintah daerah juga fleksibel dengan memperhatikan potensi yang ada di daerah. Sumbar yang mengedepankan sektor pertanian dinilai cocok dengan teknologi tersebut, karena salah satu hasil akhir dari proses pengolahan sampah tersebut adalah kompos yang bisa dimanfaatkan untuk pertanian.
Baca Juga: Dua Remaja Dilaporkan Hilang Terseret Ombak Pantai Padang
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sumbar Siti Aisyah menuturkan saat ini TPA Sampah Regional Payakumbuh yang melayani empat daerah sudah penuh, karena itu perlu upaya untuk tindakan antisipasi.
Tidak hanya perluasan, pemanfaatan teknologi juga akan bisa memperpanjang masa tampung sampah di TPA.
Berita Terkait
-
Kerugian kebakaran Pasar Baso Agam Capai Rp2,5 Miliar
-
Pemprov Sumbar Target 200 Ribu Vaksin untuk Pelajar
-
Rest Area Kelok 9 Segera Dibangun, Gubernur Sumbar Pastikan Pedagang Direlokasi
-
Pasar Baso Agam Terbakar, 24 Kedai Dilaporkan Ludes
-
Dua Kali Tumbang di Final, Atlet Kempo Sumbar Ari Parmanto Targetkan Emas di PON Papua
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 10 Rekomendasi Skincare Wardah untuk Atasi Flek Hitam Usia 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
-
Danantara 'Wajibkan' Menkeu Purbaya Ikut Rapat Masalah Utang Whoosh
-
Viral Biaya Tambahan QRIS Rp500: BI Melarang, Pelaku Bisa Di-Blacklist
-
Harga Minyak Dunia Merosot Imbas Stok AS Melonjak
Terkini
-
Rupiah Ngacir di Penutupan Sore ke Level Rp 16.708, Imbas BI Rate Ditahan
-
Jangan Panik! BI Bongkar Semua Trik Intervensi Rahasia untuk Stabilkan Rupiah
-
Emang Boleh Rapat Penentuan BI Rate Dihadiri Menkeu Purbaya? Begini Aturannya
-
RUPSLB Astra: Tiga Petinggi Mundur, Ini Daftar Direktur dan Komisaris Terbaru
-
Tak Dapat Jatah Dana Pemerintah Jilid 2, BTN Akan Kirim Surat: Namanya Usaha...
-
Kementerian ESDM Ungkap Butuh Dana Rp 61 T untuk Capai Rasio Elektrifikasi 100 Persen
-
Purbaya Pamer Jaket '8 Persen' Buatan UMKM, Minta Gen Z Kaya Bersama
-
Bank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga, Ini Alasannya
-
Indonesia Gandeng Singapura Integrasikan Kawasan Batam-Bintan-Karimun
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel