Suara.com - Bank sentral Singapura pada Kamis (14/10/2021) memperketat kebijakan moneternya pertama kali dalam tiga tahun diduga akibat peningkatan biaya yang disebabkan oleh kendala pasokan dan pemulihan ekonomi global.
Singapura jadi negara ke-sekian yang mulai menarik kembali stimulus moneter era pandemi yang berat, karena ancaman inflasi lebih besar daripada risiko pertumbuhan yang ditimbulkan oleh Virus Corona.
Bank sentral yang mengatur kebijakan lewat pengaturan nilai tukar, mengumumkan akan menaikkan kemiringan pita kebijakan mata uangnya, dari nol persen sebelumnya.
Pakar ekonomi, Irvin Seah mengomentari hal ini sebagai imbal hasil dari pertumbuhan dan inflasi yang muncul dari situasi resesi.
"Ini adalah kalibrasi ulang agar sejalan dengan fundamental ekonomi dan saya tidak memperkirakan pengetatan lebih lanjut kecuali kita melihat risiko kenaikan dalam pertumbuhan dan inflasi," katanya.
Singapura berhasil pulih dari resesi tahun lalu yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 dan kini membuka kembali perbatasannya dengan 84 persen populasinya divaksinasi penuh terhadap virus tersebut.
Hanya dua lembaga keuangan, termasuk DBS, yang memperkirakan pengetatan, dengan 11 lainnya memperkirakan Otoritas Moneter Singapura (MAS) akan tetap bertahan, dalam jajak pendapat Reuters.
Alih-alih menggunakan suku bunga, MAS mengelola kebijakan moneter dengan membiarkan dolar Singapura naik atau turun terhadap mata uang mitra dagang utamanya dalam kisaran yang dirahasiakan.
MAS menyesuaikan kebijakannya melalui tiga tuas: kemiringan, titik tengah, dan lebar pita kebijakan, yang dikenal sebagai Nominal Effective Exchange Rate (Nilai Tukar Efektif Nominal) atau S$NEER.
Baca Juga: Update Covid-19 Global: India Akan Kembali Tingkatkan Ekspor Vaksin
Bank sentral Singapura memperkirakan, pertumbuhan ekonomi akan mencapai nilai potensial pada tahun depan, namun tetap bergantung pada perkembangan wabah COVID-19.
Inflasi diperkirakan akan naik menjadi 1-2 persen tahun depan, dan hampir 2,0 persen dalam jangka menengah.
Meningkatkan kemiringan pita kebijakan secara efektif meningkatkan nilai dolar lokal dalam ekonomi yang bergantung pada perdagangan Singapura, secara teori membuat impor lebih murah dan ekspor lebih mahal.
Pembuat kebijakan di seluruh dunia semakin khawatir tentang dampak melonjaknya biaya bahan atau material, didorong oleh kemacetan rantai pasokan dan ketika ekonomi dibuka kembali dari penguncian Virus Corona.
Pada ahun 2021 MAS memperkirakan inflasi inti mendekati ujung atas kisaran perkiraan 0-1 persen. Pengukur harga utama naik dengan laju tercepat dalam lebih dari dua tahun pada Agustus.
Sementara, per hari ini Dolar Singapura melonjak sekitar 0,3 persen setelah pengumuman kebijakan ke level tertinggi tiga minggu di 1,3475 dolar Singapura per dolar AS, sebelum turun sedikit ke 1,3490 dolar Singapura.
Berita Terkait
-
Polri Minta Maaf Anggota Polisi Lakukan Intimidasi kepada Dua Jurnalis
-
Bupati Pamekasan Sebut Masyarakat Mulai Sadar, Tak Ada Paksaan Vaksinasi Covid-19
-
Positif Corona Melandai, 86.974 Orang Warga Sumbar Sembuh dari Covid-19
-
Belasan Anjing Dibunuh di Australia, Picu Kemarahan Masyarakat Internasional
-
Kasus COVID-19 di Korea Selatan Naik Lagi, Gara-gara Varian Delta?
Terpopuler
- Pengamat Pendidikan Sebut Keputusan Gubernur Banten Nonaktifkan Kepsek SMAN 1 Cimarga 'Blunder'
- Biodata dan Pendidikan Gubernur Banten: Nonaktifkan Kepsek SMA 1 Cimarga usai Pukul Siswa Perokok
- Maaf dari Trans7 Belum Cukup, Alumni Ponpes Lirboyo Ingin Bertemu PH Program Xpose Uncensored
- 6 Shio Paling Beruntung Kamis 16 Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Makan Bergizi Gratis Berujung Petaka? Ratusan Siswa SMAN 1 Yogyakarta Keracunan Ayam Basi
Pilihan
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
-
Kabar Gembira! Pemerintah Guyur BLT Ekstra Rp30 T, 17 Juta Keluarga Baru Kebagian Rezeki Akhir Tahun
-
Prabowo Mau Beli Jet Tempur China Senilai Rp148 Triliun, Purbaya Langsung ACC!
Terkini
-
NHM Hadirkan Sinergi Hulu ke Hilir Ekosistem Produksi Emas di Minerba Convex 2025
-
Menkeu Purbaya Restui Pembangunan Ponpes Al Khoziny dari APBN, Tunggu Arahan Cak Imin
-
Menkeu Purbaya Ancam Tarik Anggaran Kementerian PU, Sorot hingga Akhir Oktober
-
Rosan Pamer Realisasi Investasi Jumbo Hingga September 2025, Ciptakan 2 Juta Lapangan Kerja
-
Petani Menjerit, Kebijakan Kemasan Rokok Seragam Ancam Keberlangsungan Hidup
-
Pendaftaran WHV Australia 2025: Syarat Lengkap dan Cara Daftar
-
Purbaya Duga Petugas Bea Cukai Terlibat Lindungi Cukong Rokok Ilegal
-
Harga Perak Melesat! Saatnya Investasi atau Justru Hindari? Cek Dulu Faktanya
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
Menteri Keuangan Puji Penyerapan Anggaran Kementerian PU