Suara.com - Berdasarkan data tahun 2020, timbulan sampah yang dihasilkan di Desa Sukaluyu, Kecamatan Teluk Jambe Timur sebesar 804,91 kilogram/hari. Jumlah sampah tersebut akan terus meningkat seiring dengan pertambahan penduduk. Apabila diabaikan sampai jangka waktu tertentu, hal tersebut berpotensi mengakibatkan semakin menipisnya lahan TPA. Oleh karena itu diperlukan pengolahan sampah agar jumlah residu yang dibawa ke TPA berkurang.
Komposisi sampah yang paling banyak ditemukan di Indonesia yaitu sampah organik (sisa makanan, kayu, ranting, daun) dan sampah plastik. Sampah organik dapat diolah menjadi kompos. Sementara sampah plastik yang sulit terurai, dapat diolah melalui proses daur ulang menjadi produk yang lebih bermanfaat bahkan bernilai ekonomis. Dua jenis pengolahan sampah tersebut sudah diterapkan di TPS 3R Baraya Runtah, Desa Sukaluyu, Kecamatan Teluk Jambe Timur, Kabupaten Karawang. Di TPS 3R tersebut tidak hanya mengolah sampah organik namun juga sampah anorganik dengan cakupan layanan sebanyak 2500 KK. Dengan adanya pengolahan sampah di TPS 3R Baraya Runtah, jumlah residu yang dibawa ke TPA berkurang menjadi 35%.
Pengolahan sampah organik di TPS 3R Baraya Runtah dilakukan melalui proses komposting. Kompos yang dihasilkan sebesar 2,5 ton/bulan atau sekitar 40% dari total sampah. Kompos tersebut nantinya akan dibagikan kepada warga. Sedangkan sampah anorganik, khususnya plastik, diolah menggunakan mesin pencacah, mesin press (panas), dan mesin press (dingin) untuk menjadi produk ekonomis. TPS 3R Baraya Runtah telah menghasilkan produk dari sampah plastik yaitu berupa pembatas parkir mobil dan papan partisi.
“Saat ini sudah ada beberapa perusahaan yang memesan produk-produk berbasis sampah plastik, salah satunya papan partisi. Untuk membuat papan partisi berukuran 1 x 1 m dibutuhkan 10 kg sampah plastik. Dalam 1 hari kami dapat memproduksi 20 lembar papan partisi. Selain papan partisi, kami juga sudah memproduksi pembatas parkir mobil. Harapannya nantinya tidak ada lagi pembatas parkir mobil beton, bisa menggunakan produk ini”, tutur Hendro Wibowo, Pelopor KSM Baraya Runtah.
Proses pengolahan sampah di TPS 3R Baraya Runtah juga mendapatkan dukungan dari PT. Nestle. Bantuan yang didapatkan berupa becak motor, mesin ayak kompos, hot and cool press machine, converyor belt, hanggar, shredder, mesin press hidrolik, hanggar gallery, hanggar pilah, dan perbaikan infrastruktur pendukung. Selain dari segi pengolahan sampah, TPS 3R Baraya Runtah juga memiliki keunikan tersendiri. Hal ini dikarenakan selain menyediakan area pengolahan sampah, TPS 3R Baraya Runtah juga menyediakan area edukasi. Area tersebut juga dilengkapi dengan taman sehingga keberadaan TPS 3R tidak lagi menimbulkan perspektif negatif dari masyarakat.
Selain pengolahan sampah di TPS 3R, peran masyarakat dalam mengurangi jumlah sampah di sumber juga sangat diperlukan untuk meminimasi sampah yang dihasilkan. Harapannya pemerintah dan masyarakat dapat bersinergi dalam upaya meminimalisasi jumlah sampah yang ada. (pub.ibm)
Berita Terkait
-
4 Cara Membersihkan Sampah di Laptop dengan Mudah
-
Mahasiswa Kuliah Kerja Dakwah Pungut Sampah Plastik Lalu Bikin Paving Block
-
Mengerikan! Begini Penampakan Tumpukan Sampah di Bendungan Sengguruh Kabupaten Malang
-
Embusan Angin Kencang, Hujan Sampah Plastik Gegerkan Warga Nipah-nipah
-
Mayora, Wings, Unilever hingga Marimas jadi Penyumbang Sampah Plastik Terbesar di Laut
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
Terkini
-
Pemerintah Dorong Investasi Lab & Rapid Test Merata untuk Ketahanan Kesehatan Nasional
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Transaksi Belanja Online Meningkat, Bisnis Logistik Ikut Kecipratan
-
Regulator Siapkan Aturan Khusus Turunan UU PDP, Jamin Konsumen Aman di Tengah Transaksi Digital
-
Kredit BJBR Naik 3,5 Persen, Laba Tembus Rp1,37 Triliun
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
MedcoEnergi Umumkan Pemberian Dividen Interim 2025 Sebesar Rp 28,3 per Saham
-
Penyeragaman Kemasan Dinilai Bisa Picu 'Perang' antara Rokok Legal dan Ilegal
-
Meroket 9,04 Persen, Laba Bersih BSI Tembus Rp 5,57 Triliun di Kuartal III-2025