Suara.com - Dmax Finance baru saja meluncurkan ekosistem blockchain baru, yakni DEFO (Decentralized Forex) untuk transaksi valas.
Lea Thuy, CEO dari Dmax Finance mengatakan industri valas (Forex) mewakili pasar pertukaran aset global tunggal terbesar, memiliki rata-rata volume perdagangan harian sebesar $6,6 triliun sesuai dengan catatan Bank for International Settlements.
Forex saat ini diperdagangkan di jaringan pedagang, bank, pialang dan Market makers. Perdagangan internasional inilah yang membantu menjadikan forex sebagai pasar teraktif terbesar dan diperdagangkan 24 jam sehari, dengan sesi perdagangan yang berbeda, membuka dan menutup secara bersamaan di seluruh dunia.
Namun, ada beberapa masalah yang dihadapi para pelaku pasar seperti waktu penyelesaian yang lama karna melalui perantara, biaya transaksi yang besar dan berbagai risiko baik dari volatilitas, leverage, likuiditas, dan bahkan risiko pihak lawan.
Dmax Defo Hadir sebagai suatu bentuk teknologi blockchain yang bisa menghilangkan masalah-masalah di atas . Dmax Defo merevolusi layanan keuangan dengan menghilangkan kebutuhan akan perantara.
“Katakanlah transaksi tradisional, seperti saya ingin pergi ke Eropa, saya akan menukarkan 50 Euro. Atau Saya harus membeli franc Swiss, atau saya ingin transaksi saham berbasis Euro atau pound Inggris, karena saya ingin memperdagangkannya di bursa domestik mereka," kata Lea dalam keterangannya, Sabtu (16/10/2021).
"Di antara saya dan transaksi itu adalah ada yang disebut pedagang FX, pedagang mata uang yang memotong saya setiap kali saya membeli dan menjual. Di sinilah DeFo dapat membawa kita, ke sistem pembayaran yang instant. bolak-balik melakukan transaksi, atau bahkan memperdagangkan franc Swiss 50 kali sehari, dengan nol biaya. Itulah misi saya dalam hidup, untuk membantu mereka melakukan transaksi Forex yang instant menggunakan Dmax DeFo,” Lea menambahkan.
Dmax DeFo menggunakan teknologi blockchain yang menghapus adanya perantara saat bertransaksi valas. Tidak ada aktor di tengah itu membuat aktivitas berjalan menjadi lebih cepat, murah, efisien serta aman.
"Sistem keuangan terdesentralisasi pada intinya memungkinkan pembeli, pemberi pinjaman dan peminjam, antara lain, dapat berinteraksi dengan satu sama lain tanpa melibatkan diri mereka dengan perantara seperti bank, perusahaan dan institusi," pungkas Lea.
Baca Juga: 3 Game Kripto yang Menghasilkan Uang, Langsung Ditransfer ke Dompet!
Berita Terkait
Terpopuler
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
PSSI Protes AFC, Wasit Laga Timnas Indonesia di Ronde 4 Kok dari Timur Tengah?
Terkini
-
Pemerintah Dorong Perlindungan BPJS Ketenagakerjaan Bagi Pengusaha UMKM, Dukung UMKM Naik Kelas
-
Dulu Joao Mota Ngeluh, Ternyata Kini Agrinas Pangan Nusantara Sudah Punya Anggaran
-
Kekhawatiran Buruh Banyak PHK Jika Menkeu Purbaya Putuskan Kenaikan Cukai
-
Investor Mulai Percaya Kebijakan Menkeu Purbaya, IHSG Meroket
-
Resmi! DPR Setuju Anggaran Kemenag 2026 Naik Jadi Rp8,8 Triliun
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
Atasi Masalah Sampah di Bali, BRI Peduli Gelar Pelatihan Olah Pupuk Kompos Bermutu
-
3 Jenis BBM Shell Ini Masih Langka di Seluruh SPBU
-
BTN Bergabung dengan PCAF, Targetkan Nol Emisi Karbon dari Pembiayaan
-
Siapkan Infrastruktur di IKN, Brantas Abipraya Percepat Pembangunan Jalan Lingkar Sepaku Tahap 2