Suara.com - Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat mutlak guna keberlangsungan aktivitas kehidupan manusia. Sebuah analisis global baru oleh Bank Dunia menggarisbawahi betapa pentingnya air bersih terhadap produktivitas, di mana kualitas air yang buruk menyerap sepertiga dari potensi pertumbuhan ekonomi.
Laporan yang membahas tentang krisis air bersih berjudul "Water Unknown: The Invisible Water Crisis" tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan produk domestik bruto turun 0,82 basis poin di wilayah hilir sungai yang sangat tercemar, dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 2,33%.
Di negara-negara berpenghasilan menengah, dampaknya bahkan terlihat lebih besar dengan hampir setengah dari pertumbuhan terancam hilang. Sementara itu, di negara-negara berpenghasilan tinggi PDB, berpotensi menurun 0,34 basis poin.
Berangkat dari hal tersebut, Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berupaya melakukan pemenuhan akan pelayanan air bersih untuk masyarakat Indonesia melalui program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (Pamsimas).
Membuahkan Hasil
Program besutan Direktorat Air Minum Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR ini pun mulai membuahkan hasil. Misalnya di Desa Salap, program Pamsimas berhasil menggerakkan produktivitas perekonomian di sana.
Alkisah, Josep pemilik warung kelontong yang berada di pinggir jalan raya dari Malinau menuju Nunukan, di sekitar Km 40, tepatnya di Desa Salap berhasil meningkatkan penjualannya sejak menyediakan air galon untuk masyarakat sekitar. Air tersebut didapatkannya dari sumber mata air yang dikelola melalui program Pamsimas.
Bukan hanya Josep, warga lainnya di Desa Margantoko, Kabupaten Sampang Madura juga merasakan manfaat serupa. Semenjak program Pamsimas masuk ke desa tersebut, masyarakat tak perlu lagi berjalan hingga 2 jam lamanya hanya untuk mendapatkan seember air bersih. Kini, mereka cukup memutar keran rumah, air bersih sudah bisa digunakannya untuk kebutuhan sehari-hari. Dengan begitu, masyarakat di Desa Margantoko tak perlu lagi membuang waktu 2 jam hanya untuk mendapatkan air bersih. Sebagai gantinya, waktu tersebut bisa digunakan untuk hal yang lebih produktif.
Cerita serupa juga dialami oleh masyarakat di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan (Sumsel). Air bersih yang mudah diperoleh berhasil melahirkan usaha baru yang dikelola masyarakat seperti usaha jamur tiram. Bahkan, masyarakat di Kabupaten Ogan Ilir juga memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk menanam tomat, terong, cabe untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Baca Juga: Songsong Hari Jalan, Ditjen Bina Marga Gelar Lomba Foto
Testimoni dari ketiga masyarakat tersebut selaras dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan bahwa akses terhadap air bersih dan sanitasi di pedesaan meningkat cukup cepat. Pada 2015 akses air bersih 60,59%, meningkat menjadi 81,15%. Pada periode yang sama akses sanitasi naik dari 41,84% menjadi 71,17%. Bersamaan dengan itu terjadi pula pengurangan penduduk miskin di pedesaan.
Indah Raftiarty ER
Pranata Humas Ahli Muda Kementerian PUPR
Berita Terkait
-
Melihat Keindahan Terowongan Silaturahmi Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral
-
Proyek SPAM di Bintan Timur Ambruk, Kejari Akan Periksa Pejabat PUPR
-
PUPR Gelar Workshop Video Kreatif dan Kompetisi Tiktok Jalan Berkeselamatan Prioritas Aman
-
Dunia Tanpa Sampah Plastik
-
Layanan Air Bersih di Sebagian Wilayah Jakarta Terganggu sampai Selasa Dini Hari
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Saham Emiten Keluarga Bakrie Mulai Bangkit dari Kubur
-
Eks Tim Mawar Untung Budiharto Kini Bos Baru Antam
-
Sempat Rusak Karena Banjir, Jasa Marga Jamin Tol Trans Sumatera Tetap Beroperasi
-
Banyak Materai Palsu di E-Commerce, Pos Indonesia Lakukah Hal Ini
-
Mendag Dorong Pembentukan Indonesia Belarus Business Council
-
Tekanan Jual Dorong IHSG Merosot ke Level 8.649 Hari Ini
-
Bank Mega Syariah Luncurkan Program untuk Tingkatkan Frekuensi Transaksi
-
Pertemuan Tertutup, Prabowo dan Dasco Susun Strategi Amankan Ekonomi 2025 dan Pulihkan Sumatera
-
Punya Pasar 179,8 Juta Jiwa, RI Bidik Peluang Dagang Lewat FTA Indonesia - EAEU
-
Nilai Tukar Rupiah Melemah pada Senis Sore, Antisipasi Kebijakan Suku Bunga BI