Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan keoptimistisannya, jika pertumbuhan ekonomi Indonesia prospeknya makin cerah di tahun 2022.
Meski begitu, dia mewanti-wanti terkait pengendalian Covid-19.
"Terhadap prospek tahun depan kita optimis namun harus tetap waspada terkait dengan pengendalian Covid-19,” kata Menko Airlangga, Senin (22/11/2021).
Saat ini, semua komponen pengeluaran PDB masih tumbuh positif, dan pertumbuhan tinggi terjadi pada ekspor dan impor.
Kontributor utama pertumbuhan ekonomi dari sisi demand adalah Konsumsi Rumah Tangga dan PMTB dengan kontribusi sebesar 83,54 persen.
Sektor-sektor utama yang juga masih tumbuh positif antara lain, sektor Infokom 5,51 persen, Jasa Kesehatan 14 persen, Pertanian 1,31 persen, Real Estate 3,42 persen. Sementara itu, Industri Pengolahan memiliki kontribusi PDB terbesar yaitu masih tumbuh 3,68 persen.
Didukung dengan Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Oktober 2021 yang tercatat di level 57,2 mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah dan merupakan yang tertinggi di ASEAN.
Selanjutnya, indikator sektor eksternal juga menunjukkan resiliensi yang cukup baik. Defisit Transaksi Berjalan yang rendah, Cadangan Devisa yang terus meningkat, Neraca Perdagangan Indonesia terus surplus, nilai tukar Rupiah dan IHSG juga terjaga.
Neraca Perdagangan Indonesia pada Oktober 2021 mengalami surplus US$ 5,73 miliar, masih melanjutkan tren surplus sejak Mei 2020 atau selama 18 bulan berturut-turut, sehingga neraca perdagangan sampai dengan Oktober 2021 surplus US$ 30,8 miliar.
Baca Juga: Rencana The Fed Bikin Menko Airlangga Was-was, Dana Asing Bisa Kabur
Sementara Nilai Ekspor pada Oktober 2021 mencapai US$ 22,03 miliar atau tertinggi sepanjang sejarah.
Menko Airlangga juga meminta para pelaku usaha dan investor agar dapat memanfaatkan momentum yang baik ini.
Hal ini dilakukan seiring dengan upaya pemerintah yang terus mendorong agar investasi bisa tumbuh sehingga juga membawa dampak baik yaitu penciptaan lapangan kerja.
“Pemerintah juga terus menggenjot industri berbasis ekspor sehingga kita bisa memperoleh devisa,” katanya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
IWIP Gelontorkan Pendanaan Rp900 Juta untuk Korban Bencana di Sumatera
-
AKGTK 2025 Akhir Desember: Jadwal Lengkap dan Persiapan Bagi Guru Madrasah
-
Dasco Ketuk Palu Sahkan Pansus RUU Desain Industri, Ini Urgensinya
-
ASPEBINDO: Rantai Pasok Energi Bukan Sekadar Komoditas, Tapi Instrumen Kedaulatan Negara
-
Nilai Tukar Rupiah Melemah pada Akhir Pekan, Ini Penyebabnya
-
Serikat Buruh Kecewa dengan Rumus UMP 2026, Dinilai Tak Bikin Sejahtera
-
Kuota Mulai Dihitung, Bahlil Beri Peringatan ke SPBU Swasta Soal Impor BBM
-
Pemerintah Susun Standar Nasional Baru Pelatihan UMKM dan Ekraf
-
Stok Di Atas Rata-rata, Bahlil Jamin Tak Ada Kelangkaan BBM Selama Nataru
-
Kadin Minta Menkeu Purbaya Beri Insentif Industri Furnitur