Suara.com - Obligasi denominasi dolar El Salvador catat rekor terendah sepanjang masa berkat utang negara itu, hingga bisa dianggap mencapai level distressed territory pada pekan ini.
Obligasi dolar Amerika Serikat El Salvador turun menjadi 0,644 dolar pada Senin (22/11/2021) lalu, menyusul kabar El Salvador yang ingin menggunakan obligasi Bitcoin (BTC) untuk mendanai inisiatif Kota Bitcoinnya.
Untuk informasi, obligasi mata uang egara itu turun secara kontinyu sejak April lalu, --yang menurut pakar terdampak kebijakan keuangan dalam negeri, hingga Bloomberg mengklaim, obligasi El Salvador capai 1,10 dolar.
Obligasi berdenominasi dolar adalah obligasi yang diterbitkan di luar AS oleh perusahaan atau pemerintah asing yang didenominasi dalam USD, bukan mata uang lokal.
Dampak dari penurunan obligasi ini yakni, utang El Salvador membengkak hingga menjadi salah satu yang memiliki kinerja paling buruk.
Mengutip dari sumber yang sama sebelumnya, kini para investor mulai khawatir bahwa Presiden Nayib Bukele menutup Dana Moneter Internasional (IMF) dari membantu negara dengan dana pembangunan.
Nathalie Marshik, direktur pelaksana perusahaan perbankan investasi Stifel Nicolaus, menyebut, negara di Amerika tengah itu kekeuh ingin memperkuat pilihan manapun selain IMF.
Chief Strategy Officer Blockstream, Samson Mow menyebut, Obligasi Bitcoin akan membayar bunga tahunan 6,5% di samping 50% dari keuntungan Bitcoin El Salvador setelah biaya investasi awal untuk infrastruktur penambangannya telah pulih. Dividen akan dibayarkan dalam USD atau Tether (USDT).
Ia meyakini, obligasi Bitcoin bisa jadi alternatif bagi investor institusional untuk mendapatkan eksposur ke Bitcoin tanpa harus memegang Bitcoin sendiri. Selain itu juga membantu El Salvador berkembang lebih cepat.
Baca Juga: Satoshi Nakamoto Masih Misteri, Muncul Keluarga Mengaku Rekan Tuntut Rp450 Triliun Bitcoin
"Kami mencoba untuk menyusun ini sedemikian rupa sehingga orang dapat menyajikan [obligasi Bitcoin] kepada dewan dan direktur sebagai ikatan normal karena itu adalah ikatan normal. Kebetulan ada sebagian besar Bitcoin yang terikat," kata Mow, yang telah bekerja dengan pemerintah El Salvador dalam mengembangkan obligasi Bitcoin, mengatakan via Bloomberg TV, Selasa (23/11/2021).
El Salvador telah melakukan pembicaraan dengan IMF untuk sebagian besar tahun 2021 terkait kemungkinan pinjaman 1,3 miliar dolar.
Pembicaraan itu bisa memudar menjadi ketidakjelasan karena Presiden Bukele telah memutuskan untuk mendanai lebih banyak inisiatif lokal seperti pembangunan sekolah dengan Bitcoin lebih dari USD.
IMF mengeluarkan pernyataan penutup mengenai permintaan pendanaan El Salvador pada Senin lalu. Meskipun ekonomi El Salvador telah pulih dengan cepat dari pandemi, defisit fiskal dan layanan utang publik yang tinggi menciptakan lubang yang lebih besar dalam layanan yang dapat disediakan negara, katanya.
Laporan itu menambahkan bahwa upaya untuk meningkatkan inklusi keuangan dan meningkatkan pertumbuhan disambut baik, tetapi risiko yang timbul dari Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah, ekosistem pembayaran baru, dan perdagangan Bitcoin harus ditangani.
"Karena risiko itu, Bitcoin tidak boleh digunakan sebagai alat pembayaran yang sah. Staf merekomendasikan untuk mempersempit ruang lingkup undang-undang Bitcoin dan mendesak penguatan regulasi dan pengawasan ekosistem pembayaran baru," tulis IMF.
Berita Terkait
-
Antusias Dengan Kripto Dunia, Atlet Beckham Jr. Terima Gaji Bitcoin
-
Mantan Calon Presiden AS Takut Kripto Gantikan Dolar AS Jadi Cadangan Aset Dunia
-
Siapkan Dana 1 Miliar Dolar AS, El Salvador Segera Bangun Bitcoin City
-
Pengamat Prediksi Harga Bitcoin Capai 100 Ribu Dolar AS Dalam Waktu Dekat
-
Satoshi Nakamoto Masih Misteri, Muncul Keluarga Mengaku Rekan Tuntut Rp450 Triliun Bitcoin
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Kemenperin Mau Stop Impor, Dana Belanja Pemerintah Hanya untuk TKDN Tinggi
-
Rendahnya Utilitas vs Banjir Impor: Menperin Ungkap Tantangan Industri Keramik Nasional
-
Kerugian Akibat Bencana di Aceh Timur Capai Rp5,39 Triliun, Berpotensi Bertambah
-
Apa Itu De-Fi atau Decentralized Finance? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
IPO SpaceX Ditargetkan 2026, Valuasinya 28 Kali Lebih Besar dari BBCA
-
Di Balik Aksi Borong Saham Direktur TPIA, Berapa Duit yang Dihabiskan?
-
Berkat Pemberdayaan BRI, Batik Malessa Ubah Kain Perca hingga Fashion Premium
-
BSU Guru Kemenag Cair! Ini Cara Cek Status dan Pencairan Lewat Rekening
-
Update Harga Sembako: Cabai dan Bawang Merah Putih Turun, Daging Sapi Naik
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen