Suara.com - Sekretariat ASEAN sukses menggelar talk show “ASEAN #WeScore” melalui Zoom dan YouTube live. Sekretariat ASEAN menyelenggarakan acara hybrid di Jakarta dengan sepuluh Duta Olahraga Wanita ASEAN terpilih yang berpartisipasi secara virtual.
Direktur Tomohiko Arai, Pemimpin SOMS Badan Olahraga Jepang Divisi Hubungan Internasional, secara resmi membuka talk show tersebut.
“Di bawah Kerjasama ASEAN dan Jepang, perempuan dalam olahraga muncul sebagai salah satu bidang utama kerjasama olahraga,” kata Direktur Tomohiko Arai ditulis Senin (6/12/2021).
Tomohiko Arai mengakui kemajuan yang dicapai dalam mempromosikan kesetaraan gender melalui diskusi dan pertukaran perspektif.
“ASEAN akan mengambil langkah-langkah untuk menciptakan lingkungan masyarakat yang menjunjung kesetaraan gender melalui olahraga,” ucapnya.
Agenda selanjutnya adalah presentasi oleh Aya Noguchi, Asisten Profesor Fakultas Ilmu Olahraga dan Kesehatan Universitas Juntendo. Aya Noguchi melaporkan hasil lokakarya “ASEAN-Japan Workshop on Promoting Gender Equality in Sports”, yang diadakan pada tanggal 10-13 Agustus 2021 oleh Japanese Center for Research on Women in Sport.
Noguchi mengatakan bahwa lokakarya tersebut membahas serangkaian strategi spesifik negara yang dapat ditindaklanjuti untuk mempromosikan partisipasi perempuan dan anak perempuan dalam olahraga, serta untuk memberdayakan perempuan muda melalui olahraga dan membina generasi pemimpin muda berikutnya.
Noguchi mengatakan bahwa lokakarya tersebut membuka peluang bagi para pemimpin perempuan muda untuk menyelami lebih dalam masalah gender dalam olahraga di negara masing-masing dan mengkomunikasikannya kepada pembuat kebijakan.
Sesi talk show yang paling dinanti adalah perbincangan dengan sepuluh duta olahraga wanita; HRH Princess 'Azemah Ni'matul Bolkiah (atlet polo dari Brunei Darussalam), Sokha Pov (atlet bela diri tradisional dari Kamboja), Leani Ratri Oktila (atlet para-bulu tangkis Indonesia), Soulamphone Kerdla (kepala pelatih tim renang nasional Laos), Farah Ann Abdul Hadi (atlet gimnastik Malaysia), Soe Soe Myar (atlet taekwondo dan wasit asal Myanmar), Hidilyn Diaz (atlet angkat besi Filipina), Amita Berthier (atlet anggar Singapura), Panikpak Wongpattanakit (atlet taekwondo Thailand), dan Tuyet Van Chau (atlet taekwondo dari Vietnam).
Baca Juga: Negara-negara ASEAN Apresiasi Indonesia untuk Pengendalian Karhutla
Jamshed M. Kazi, Perwakilan Negara UN Women, Indonesia dan Penghubung ASEAN turut ambil bagian dalam diskusi sebagai komentator, memberikan pandangan ahli tentang kesetaraan gender dan hak-hak perempuan.
Bertepatan dengan Hari Penyandang Disabilitas Internasional, talk show ASEAN #WeScore juga membahas tentang hak-hak penyandang disabilitas. Peraih medali emas dan perak pada Paralimpiade Tokyo 2020 asal Indonesia, atlet para-bulutangkis Leani Ratri Oktila, mengucapkan terima kasih atas peringatan tahunan tersebut.
“Saya merasa dihargai sebagai atlet paralimpiade,” katanya.
Namun, dia menyatakan keprihatinan atas pembatalan acara para-olahraga karena situasi COVID-19, sementara beberapa kompetisi olahraga non-para tetap diselenggarakan.
Masing-masing dari sepuluh duta olahraga wanita berbagi pengalaman dan cerita pribadi mereka dalam diskusi yang berlangsung selama 45 menit, diikuti dengan sesi tanya jawab selama 25 menit. Selama sesi tanya jawab, penonton YouTube Live dan Zoom secara aktif mengajukan pertanyaan kepada semua duta olahraga.
Perbincangan inspiratif dengan duta olahraga wanita dan komentator ini berhasil mencapai lebih dari 700 penonton pada akhir acara dan menghasilkan beberapa pembelajaran yang berharga: Ketekunan, kepercayaan diri dan support system yang baik adalah kunci keberhasilan untuk mengatasi tekanan sosial yang sangat umum dalam industri olahraga; Diperlukan lebih banyak platform, infrastruktur, dan peluang untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam mewakili negara mereka dan mempersiapkan mereka untuk kepemimpinan dalam olahraga; Liputan media dan program penjangkauan penting untuk memperkuat isu dan melibatkan lebih banyak orang; Pembatalan event para-olah raga akibat pembatasan pandemi berpotensi mendemotivasi atlet penyandang disabilitas; serta lebih banyak dukungan harus diberikan kepada platform para olahraga, terutama dengan memberikan perhatian dan prioritas yang setara.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
Terkini
-
Rupiah Kembali Menguat pada Jumat Sore
-
Rupiah Makin Ganas, Dolar AS Keok Imbas Penutupan Pemerintahan Trump?
-
Tak Hanya KPR, BTN Genjot Penyaluran KUR UMKM
-
Perkuat Stok BBM, Pertamina Dirikan Fuel Terminal di Labuan Bajo
-
Setelah Udang, Kini Cengkeh Indonesia Dihantam Radiasi Nuklir Cesium-137, Amerika Blokir Ekspor
-
Vivo dan BP Batal Beli BBM Pertamina, Kini Dipanggil ke Kantor Bahlil
-
Bukti Ketangguhan Pangan Nasional: Ekspor Pertanian Januari-Agustus 2025 Melonjak 38,25 Persen
-
Heran SPBU Swasta Batal Beli BBM Pertamina, Kementerian ESDM: Bensin Shell Juga Mengandung Etanol
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!