Suara.com - Harga minyak berjangka turun ke posisi USD73 per barel pada hari Selasa setelah Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan varian virus corona Omicron akan menghambat pemulihan permintaan global.
Data AS yang menunjukkan harga produsen pada level tertinggi 11-tahun memperkuat ekspektasi pasar tentang pengurangan stimulus yang lebih cepat oleh Federal Reserve, yang bertemu minggu ini. Ini mendukung dolar dan membebani minyak, yang biasanya bergerak terbalik.
Mengutip CNBC, Rabu (15/12/2021) harga minyak mentah berjangka Brent turun 69 sen, atau 0,9 persen menjadi USD73,70. Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 56 sen, atau 0,8 persen menjadi USD70,73.
Dolar AS bertahan di dekat tertinggi satu minggu pada hari Selasa versus sekeranjang mata uang utama, didukung oleh data harga produsen.
“Seiring beberapa percepatan pengurangan Fed menjadi lebih mungkin, suku bunga AS cenderung untuk mengangkat dalam mendorong kekuatan tambahan ke dalam dolar dalam memaksa pelemahan harga ke dalam minyak,” kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates LLC di Galena, Illinois .
Pada hari Selasa, Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan varian Omicron menyebar pada tingkat yang “belum pernah terjadi sebelumnya”, mendorong pasar turun lebih rendah.
“Lonjakan kasus COVID-19 baru diperkirakan akan memperlambat sementara, tetapi tidak membalikkan, pemulihan permintaan minyak yang sedang berlangsung,” kata IEA yang berbasis di Paris dalam laporan minyak bulanannya.
Pemerintah di seluruh dunia, termasuk Inggris dan Norwegia baru-baru ini, telah memperketat pembatasan untuk menghentikan penyebaran varian Omicron.
IEA menurunkan perkiraannya untuk permintaan minyak tahun ini dan berikutnya masing-masing sebesar 100.000 barel per hari (bph), sebagian besar karena perkiraan pukulan terhadap penggunaan bahan bakar jet dari pembatasan perjalanan baru.
Baca Juga: Ada Kematian Pertama Pasien Varian Omicron, Inggris Malah Hapus Daftar Merah Negara Afrika
“Langit menjadi gelap untuk prospek kelebihan pasokan lagi,” kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
-
Pengguna PLTS Atap Meningkat 18 Kali Lipat, PLN Buka Kouta Baru untuk 2026
Terkini
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Riset: Banyak Peminjam Pindar Menderita Gunakan Skema Pembayaran Tadpole
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Rupiah Terus-terusan Meloyo, Hari Ini Tembus Rp 16.700
-
Purbaya Umumkan APBN Defisit Rp 560,3 Triliun per November 2025, 2,35% dari PDB
-
BTN Catatkan Laba Bersih Rp 2,91 Triliun Hingga November 2025
-
Menko Airlangga Ngeluh Harga Mobil-Motor Murah Bikin Jakarta Macet
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Target Harga DEWA, Sahamnya Masih Bisa Menguat Drastis Tahun 2026?
-
Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah