Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih mendapat cukup tekanan hebat, terutama dari faktor eksternal mulai dari langkah tapering yang akan dipercepat oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve hingga ancaman penularan virus Covid-19 lewat varian Omicron.
Analis PT Kanaka Hita Solvera Halimas Tansil menjelaskan, setidaknya ada 3 faktor eksternal yang bakal masih membayangi pergerakan indeks sepanjang tahun ini.
"Tapering karena rencana akan dipercepat, ini menjadi salah satu faktor yang cukup membuat investor agak khawatir," kata Halimas kepada media, Senin (10/1/2022).
Meski begitu, kata dia, rencana The Fed ini dinilainya tidak akan berimbas signifikan terhadap bursa saham tanah air karena kebijakan Bank Indonesia (BI) untuk mengantisipasi sudah cukup baik.
"Tapi Pak Perry (Gubernur BI) terlihat sudah sangat responsif dalam menghadapi tapering ini, apalagi koordinasi pemerintah dan BI selama ini juga cukup baik bagaimana agar outflow (aliran modal keluar) tidak terlalu tinggi," katanya.
Faktor kedua kata dia adalah soal penyebaran varian virus Omicron yang melanda sejumlah negara, dimana kasus penularannya terus meningkat, terutama di Amerika dan sejumlah negara Eropa.
"Omicron juga bikin was-was, karena ditakutkan meledak tapi mudah-mudahan tidak, ini bikin was-was karena kita lihat penularannya sempat turun sekarang naik lagi," paparnya.
Sementara dari sisi internal faktor terkait survei yang dilakukan BI terhadap indeks keyakinan konsumen (IKK) dimana angkanya turun tipis dari 118,5 menjadi 118,3 pada Desember 2021.
"Artinya konsumen engga yakin, IKK itu bisa dilihat dari spending orang, dia mau belanja kalau di yakin, Sementara kalau dia enggak yakin berarti ada ketakutan," katanya.
Baca Juga: Awal Pekan Kedua 2022, IHSG Ditutup Melemah 0,15 Persen ke Level 6.691
Secara overall dirinya pun memperkirakan bahwa laju IHSG sepanjang tahun ini akan berada dalam rentang antara 6.500 sampai dengan 6.700.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Bunga Acuan Sudah Turun 5 Kali, BI Minta Perbankan Cepat Turunkan Bunga
-
7 Ide Usaha Modal 1 Juta, Anti Gagal dan Auto Cuan
-
Cara Daftar WiFi Internet Rakyat, Surge Buka Akses Biaya Rp100 Ribu per Bulan
-
Operasikan 108 Kapal, PIS Angkut Energi 127,35 juta KL Sepanjang Tahun 2025
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Kilang Minyak Indonesia Tetap Relevan di Tengah Pergeseran ke EBT
-
Blockchain Dianggap Mampu Merevolusi Pengelolaan Data Nasional, Benarkah?
-
Dukung Kemajuan Industri Sawit, BRI Fasilitasi Sindikasi Pembiayaan Rp5,2 Triliun bagi PT SSMS
-
Perlukah BBM Bobibos Lakukan Pengujian Sebelum Dijual, Begini Kata Pakar
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi