Suara.com - Beberapa lapak penjual ikan di sejumlah pasar tradisional di Kota Kupang Nusa Tenggara Timur terpaksa tutup karena tidak ada pasokan dari nelayan.
"Pasokan ikan berkurang semenjak cuaca buruk melanda daerah ini. Akhirya kami tutup sementara lapak kami," kata Nikodemus seorang penjual ikan di pasar ikan di Pasar Kasih Kota Kupang, Minggu (16/1/2021).
Mengutip dari Antara, beberapa lapak ikan masih buka dengan menjual ikan-ikan segar tetapi yang lainnya tutup karena tak dapat pasokan ikan.
Meski buka harga ikan justru melonjak karena minimnya pasokan ikan dari para nelayan yang biasa melaut di perairan NTT.
Contohnya, ikan kerapu dari semula yang ukuran sedang hanya Rp50 ribu per ekor, kini harganya mencapai Rp100 ribu per ekor.
"Dari nelayan juga harganya naik sehingga kami juga naikan harga jualnya," tambah dia.
Sementara itu harga jual ikan di sepanjang jalan Namosain, Kota Kupang yang merupakan salah satu daerah kampung nelayan alami kenaikan harga.
"Pasokan ikan kurang. Sulit sekarang cari ikan jadi memang harganya naik," ujar Astuti Langga.
Ia mengatakan bahwa ikan tongkol yang dijualnya juga untuk ukuran sedang kini mencapai Rp70 ribu, dari sebelumnya hanya dijual dengan harga Rp50 ribu per ekor.
Baca Juga: Hilang di Perairan Pulau Halang Rokan Hilir, Nasib Dua Nelayan Udin dan Ijul Belum Diketahui
Sementara itu untuk ikan-ikan kombong kata Astuti terpaksa di jual dengan mengurangi jumlah yang dijual.
"Biasanya kalau ikan kombong, 12 ekor harganya mencapai Rp50 ribu. Tetapi kini dikurangi menjadi sembilan ekor saja.
Sebelumnya Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Agung Sudiono Abadi mengimbau warga waspada karena angin kencang diprakirakan menerjang NTT.
"Potensi angin kencang dipicu tekanan rendah yang terpantau di Australia Barat bagian utara atau di selatan NTT," katanya.
Selain memicu datangnya angin dengan kecepatan lebih dari 25 knot di wilayah NTT, ia mengatakan, tekanan rendah di Australia Barat bagian utara meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan serta gelombang tinggi.
Berita Terkait
-
Kapal Berbendera Malaysia Ditangkap, Modus Pekerjakan Warga Indonesia Mencuri Ikan
-
Detik-detik KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Malaysia di Selat Malaka
-
Dua Nelayan yang Dilaporkan Hilang di Perairan Rokan Hilir Ditemukan
-
Hilang di Perairan Pulau Halang Rokan Hilir, Nasib Dua Nelayan Udin dan Ijul Belum Diketahui
-
Sulawesi Utara Ekspor Ikan Tuna Beku ke Amerika Serikat
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
Bansos PKH Oktober 2025 Kapan Cair? Ini Kepastian Jadwal, Besaran Dana dan Cara Cek Status
-
Profil PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE), Ini Sosok Pemiliknya
-
BRI Ajak Warga Surabaya Temukan Hunian & Kendaraan Impian di Consumer BRI Expo 2025
-
TikTok Dibekukan Komdigi Usai Tolak Serahkan Data Konten Live Streaming Demo
-
Maganghub Kemnaker: Syarat, Jadwal Pendaftaran, Uang Saku dan Sektor Pekerjaan
-
Perusahaan Ini Sulap Lahan Bekas Tambang jadi Sumber Air Bersih
-
2 Hari 2 Kilang Minyak Besar Terbakar Hebat, Ini 5 Faktanya
-
IHSG Tutup Pekan di Zona Hijau: Saham Milik Grup Djarum Masuk Top Losers
-
Maganghub Kemnaker Dapat Gaji Rp 3.000.000 per Bulan? Ini Rinciannya