Suara.com - Harga emas dunia naik tinggi lebih dari 1 persen pada perdagangan hari Rabu, setelah penurunan dolar dan ketegangan geopolitik seputar Ukraina kembali meningkatkan daya tarik logam mulia tersebut.
Mengutip CNBC, Kamis (20/1/2022) harga emas di pasar spot melejit 1,5 persen menjadi USD1.840,91 per ounce, sementara emas berjangka Amerika Serikat ditutup melambung 1,7 persen menjadi USD1.843,20 per ounce.
Sedangkan paladium memimpin penguatan dengan kenaikan sebanyaknya 7 persen, dengan Citi Research mengatakan pemulihan bertahap dalam output otomotif global dapat mendukung permintaan logam auto-catalyst tersebut pada tahun ini. Terakhir, paladium melonjak 5,7 persen menjadi USD2.006,20 per ounce.
Kejatuhan dolar membuat emas lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya, sementara penurunan imbal hasil obligasi AS 10-tahun dari level tertinggi dua tahun juga mendorong permintaan untuk logam tersebut.
"Pelemahan imbal hasil mendorong technical breakout dalam emas, tetapi mungkin masih diperdagangkan dalam kisaran secara keseluruhan USD1.800-1.840 sampai pertemuan Federal Reserve pekan depan," kata Ed Moya, analis OANDA.
Ekspektasi bahwa The Fed akan memperketat kebijakan moneter secepatnya Maret telah membebani emas tahun ini karena suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan opportunity cost memegang logam kuning.
'Emas mungkin juga mendapat dukungan dari ketegangan geopolitik di sekitar Ukraina dan Timur Tengah," kata Moya.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, Rabu, mengatakan Rusia dapat meluncurkan serangan baru ke Ukraina dalam waktu yang sangat singkat, tetapi Washington akan melakukan diplomasi sebisa mungkin.
Logam kuning juga diuntungkan dari daya tariknya sebagai lindung nilai terhadap inflasi karena harga minyak meroket ke level tertinggi sejak 2014, memicu kekhawatiran bahwa tekanan harga dapat meningkat.
Baca Juga: Harga Emas Antam Anjlok Jadi Rp 936.000 per Gram
Di antara logam mulia lainnya, platinum melonjak 4,4 persen menjadi USD1.024,50 per ounce dan perak spot melesat 2,7 persen menjadi USD24,08 per ounce.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Bunga Acuan Sudah Turun 5 Kali, BI Minta Perbankan Cepat Turunkan Bunga
-
7 Ide Usaha Modal 1 Juta, Anti Gagal dan Auto Cuan
-
Cara Daftar WiFi Internet Rakyat, Surge Buka Akses Biaya Rp100 Ribu per Bulan
-
Operasikan 108 Kapal, PIS Angkut Energi 127,35 juta KL Sepanjang Tahun 2025
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Kilang Minyak Indonesia Tetap Relevan di Tengah Pergeseran ke EBT
-
Blockchain Dianggap Mampu Merevolusi Pengelolaan Data Nasional, Benarkah?
-
Dukung Kemajuan Industri Sawit, BRI Fasilitasi Sindikasi Pembiayaan Rp5,2 Triliun bagi PT SSMS
-
Perlukah BBM Bobibos Lakukan Pengujian Sebelum Dijual, Begini Kata Pakar
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi