Suara.com - Kedelai di Indonesia sedang mengalami kelangkaan. Hal ini lantaran pasokan dari para importir mengalami kendala karena distribusi dari luar negeri terhambat hingga membuat harga tahu dan tempe mengalami lonjakan.
Kondisi ini pun membuat susah kalangan masyarakat, khususnya para pelaku usaha industri kecil dari pengerajin tahu tempe hingga rumah makan.
Lantas sebetulnya negara mana saja sih pemasok utama kedelai ke dalam negeri, berikut data Badan Pusat Statistik (BPS).
Berdasarkan data BPS yang dikutip Selasa (22/2/2022) ada 5 negara importir yang menjadi langganan memasok kedelai ke Indonesia. Sepanjang tahun 2021 lalu saja total impor kedelai mencapai 2,49 juta ton dengan nilai mencapai USS1,48 miliar atau setara Rp21,1 triliun dengan kurs Rp14.300.
Dari total nilai impor tersebut, negara Amerika Serikat (AS) merupakan importir kedelai terbesar ke Indonesia. Pada tahun 2021 total impor kedelai dari negara Paman Sam tersebut sebesar 2,15 juta ton dengan nilai mencapai USD1,29 miliar atau sekitar Rp18,4 triliun.
Urutan kedua ada negara Kanada, dimana negara tersebut melakukan impor dengan mencapai 232 ribu ton dengan nilai mencapai USD135,8 juta atau sekitar Rp1,9 triliun.
Diurutan ketiga ada negara Argentina, dimana negara tersebut melakukan impor kedelai mencapai USD52,08 juta dengan volume mencapai 89,95 ribu ton atau sekitar Rp744 miliar.
Sementara diurutan keempat ada negara Brazil, dimana negara tersebut melakukan impor kedelai sebanyak 9,2 ribu ton dengan nilai mencapai USD5,34 juta atau sekitar Rp76 miliar.
Dan diurutan terakhir adalah negara Malaysia yang mengimpor kedelai sebesar USD2,46 juta dengan volume mencapai 5,5 ribu ton atau sekitar Rp35,1 miliar.
Baca Juga: Harga Kedelai Impor Melambung, Perajin Tempe Tahu Jawa Tengah Sepakat Tak Naikan Harga
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Bunga Acuan Sudah Turun 5 Kali, BI Minta Perbankan Cepat Turunkan Bunga
-
7 Ide Usaha Modal 1 Juta, Anti Gagal dan Auto Cuan
-
Cara Daftar WiFi Internet Rakyat, Surge Buka Akses Biaya Rp100 Ribu per Bulan
-
Operasikan 108 Kapal, PIS Angkut Energi 127,35 juta KL Sepanjang Tahun 2025
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Kilang Minyak Indonesia Tetap Relevan di Tengah Pergeseran ke EBT
-
Blockchain Dianggap Mampu Merevolusi Pengelolaan Data Nasional, Benarkah?
-
Dukung Kemajuan Industri Sawit, BRI Fasilitasi Sindikasi Pembiayaan Rp5,2 Triliun bagi PT SSMS
-
Perlukah BBM Bobibos Lakukan Pengujian Sebelum Dijual, Begini Kata Pakar
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi