Suara.com - Kinerja penerimaan negara dari sektor pajak pada satu bulan pertama tahun 2022 terbilang tokcer. Pasalnya, pendapatan negara melalui pajak sudah mencapai Rp 109,11 triliun atau meroket 59,39 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp 69,45 triliun.
Kondisi ini pun membuat Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tersenyum lebar.
"Ini prestasi yang sangat baik," kata Sri Mulyani saat konfrensi pers APBN Kita secara virtual, Selasa (22/2/2022).
Jika dirinci sumber penerimaan tersebut berasal dari beberapa pos perpajakan negara. Dari PPh non migas tercatat penerimaan sebesar Rp 61,14 triliun atau tumbuh 56,7 persen.
Angka ini lebih tinggi dari capaian di Januari 2021 sebesar Rp 39,02 triliun yang mengalami kontraksi hebat sebesar 15,75 persen.
"Kenaikan pendapatan dari PPh non migas mengindikasikan aktivitas yang cukup kuat dan menggambarkan momentum pemulihan ekonomi nasional," katanya.
Sementara itu, dari sisi penerimaan PPh Migas juga mengalami peningkatan 281,23 persen yakni Rp 8,95 triliun dari capaian tahun sebelumnya Rp 2,35 persen.
"PPh migas tumbuh sangat tinggi akibat kompensasi kuartal III dan IV tahun 2021 yang baru dibayarkan pada Januari 2022,” ujar Sri Mulyani.
Begitu juga dengan penerimaan PPN dan PPnBM juga mengalami pertumbuhan 45,86 persen atau sebesar Rp38,43 triliun.
Baca Juga: Harga Komoditas Masih Tinggi, Bawa Berkah Bagi Kinerja Ekonomi Indonesia
Sementara untuk penerimaan kepabeanan dan cukai yang sebesar Rp24,9 triliun meliputi bea masuk yang tumbuh 44,1 persen didorong kinerja impor nasional terutama kebutuhan bahan baku atau penolong bagi industri termasuk otomotif.
Namun untuk PBB dan pajak lainnya hanya Rp0,59 triliun dimana terkontraksi 20,56 persen dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp0,74 triliun.
Meski begitu, kata Sri Mulyani, secara keseluruhan penerimaan negara di bulan Januari sudah sangat kuat. Tercermin dari jumlah penerimaan negara dari non PPh migas yang mencapai Rp100,16 triliun atau mengalami peningkatan 51,51 persen dari tahun sebelumnya.
"Kenaikan ini sesuatu yang kita syukuri dan kita waspadai karena kenaikannya tidak terus menerus berlangsung," kata dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
Terkini
-
Ramalan Menkeu Purbaya Jitu, Ekonomi Kuartal III 2025 Melambat Hanya 5,04 Persen
-
OJK: Generasi Muda Bisa Bantu Tingkatkan Literasi Keuangan
-
Rupiah Terus Amblas Lawan Dolar Amerika
-
IHSG Masih Anjlok di Awal Sesi Rabu, Diproyeksi Bergerak Turun
-
Sowan ke Menkeu Purbaya, Asosiasi Garmen dan Tekstil Curhat Importir Ilegal hingga Thrifting
-
Emas Antam Merosot Tajam Rp 26.000, Harganya Jadi Rp 2.260.000 per Gram
-
BI Pastikan Harga Bahan Pokok Tetap Terjaga di Akhir Tahun
-
Hana Bank Ramal Dinamika Ekonomi Dunia Masih Panas di 2026
-
Trend Asia Kritisi Proyek Waste to Energy: Ingatkan Potensi Dampak Lingkungan!
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?