Suara.com - Ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi menilai, kenaikan harga BBM nonsubsidi adalah keputusan tepat dan cermat untuk mengurangi beban APBN tanpa memicu inflasi dan memperburuk daya beli masyarakat.
"Proporsi konsumen kecil dan Pertamax tidak digunakan transportasi, sehingga tidak secara langsung menaikkan biaya distribusi yang memicu kenaikan harga-harga kebutuhan pokok yang memicu inflasi dan memperburuk daya beli rakyat," ujarnya, Jumat (4/3/2022).
Saat ini, Pemerintah Indonesia melalui PT Pertamina (Persero) telah menaikkan kembali harga BBM nonsubsidi jenis Pertamax Turbo, Pertamax Dex, dan Dexlite pada 3 Maret 2022.
Kebijakan menaikkan harga BBM non subsidi jadi respon negara terhadap kenaikan harga minyak mentah dunia yang kini telah menembus angka di atas 100 dolar AS per barel.
Pada 2022, Pertamina telah dua kali menaikkan harga BBM nonsubsidi dalam kurun waktu tak sampai sebulan, yakni pada 12 Februari 2022 dan berlanjut pada 3 Maret 2022.
Produk Pertamax Tubro (RON 98) kini dijual Rp14.500 per liter, Pertamina Dex (CN 53) menjadi Rp13.700 per liter, dan Dexlite (CN 51) menjadi Rp12.950 per liter untuk wilayah DKI Jakarta atau daerah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) 5 persen.
Pada 12 Februari 2022, harga Pertamax Turbo dijual Rp13.500 per liter, Pertamina Dex Rp13.200 per liter, dan Dexlite pada harga Rp12.150 per liter.
Sebelumnya, harga Pertamax Turbo hanya dijual Rp12.000 per liter, Dex Rp 11.050 per liter, dan Dexlite Rp9.500 per liter.
Dapat disimpulkan, Pertamina telah menaikkan harga BBM nonsubsidi sebanyak Rp2.500 sampai Rp3.450 per liter melalui kenaikan dua kali yang dilakukan pada kuartal I 2022.
Fahmy menyampaikan bahwa kenaikan harga minyak dunia saat ini membuat Indonesia rugi karena Indonesia merupakan negara pengimpor minyak. Menurutnya, semakin tinggi kenaikan harga minyak dunia, maka beban APBN akan semakin berat.
"Beban APBN itu untuk memberikan kompensasi pada saat Pertamina menjual BBM di bawah harga keekonomian. Kalau tidak ada kenaikan harga BBM di dalam negeri beban APBN semakin berat," kata Fahmy.
Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa kebijakan menaikkan harga BBM merupakan keputusan yang dilematis bagi pemerintah karena kenaikan harga BBM berpotensi menaikkan inflasi dan menurunkan daya beli masyarakat.
Selain menaikkan harga BBM nonsubsidi, kata Fahmy, pemerintah perlu menaikkan harga secara selektif dengan menghapus produk Premium dan tidak menaikkan harga Pertalite.
"Akhirnya, Pertamina menaikkan harga BBM nonsubsidi. Kebijakan menaikkan harga BBM selektif merupakan keputusan yang tepat dan cermat untuk mengurangi beban APBN, tanpa memicu inflasi, dan memperburuk daya beli rakyat," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Harga LPG 12 Kg Terus Naik, Pertamina Minta 'Orang Kaya' Tidak Beralih ke Gas Melon
-
BBM Indonesia Masih Ekspor, Pertamina Bersiap Hadapi Dampak Besar Perang Rusia-Ukraina
-
Pertamina, Pupuk Indonesia dan Mitsubishi Corporation Sepakat Kembangkan Bisnis Blue/Green Hydrogen dan Ammonia
-
Pengamat Ekonomi Universitas Jember Sebut Invasi Rusia-Ukraina Bisa Berimbas pada Lonjakan Harga Minyak
-
Harga Minyak Dunia Rebound Dipicu Kekhawatiran Ekspor Rusia dan Potensi Bencana Nuklir Ukraina
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
Terkini
-
Komitmen Perkuat Ekonomi Rakyat, Bank Mandiri Bimbing PMI Jepang Jadi Wirausaha di Negeri Sendiri
-
ESDM: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Bukan Harga Mati untuk Transisi Energi
-
Empowering Indonesia Report 2025: AI Berdaulat Jadi Fondasi Pertumbuhan Menuju Indonesia Emas 2045
-
BSI Siapkan 5 Strategi UMKM Naik Kelas
-
Laba PTPP Anjlok 97 Persen, Fokus Transisi ke Konstruksi Hijau dan Efisiensi Beban
-
Pantau Bansos PKH-BPNT 2025 Lewat SIKS-NG: Cek Status dan Pencairan Dana Kemensos
-
Jaga Harga Bahan Pokok, BI Terus Tingkatkan Ketahanan Pangan
-
Rupiah Mulai Bangkit Lawan Dolar Amerika
-
Emas Antam Runtuh, Hari ini Harganya Lebih Murah Jadi Rp 2.287.000 per Gram
-
Rokok Ilegal Ancam APBN, Ekonom Ingatkan Pengawasan Ketat di Tengah Jeda Kenaikan Cukai