Suara.com - Coca-Cola dan Starbucks telah bergabung dengan jajaran perusahaan besar AS yang berhenti beroperasi di Rusia, kedua perusahaan mengumumkan pada Selasa (8/3/2022) waktu setempat. Langkah ini sebagai protes atas invasi ke Ukraina.
“Kami mengutuk serangan yang tidak beralasan, tidak adil dan mengerikan di Ukraina oleh Rusia, dan hati kami untuk semua yang terkena dampak,” tulis CEO Starbucks Kevin Johnson dalam sebuah surat.
Starbucks memiliki sekitar 130 gerai di seluruh Rusia dan Ukraina, mempekerjakan hampir 2.000 orang, tetapi negara-negara tersebut hanya menyumbang kurang dari satu persen dari pendapatan global Starbucks.
"Hati kami bersama orang-orang yang menanggung dampak buruk dari peristiwa tragis di Ukraina ini," tambah Coca-Cola dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa.
“Kami akan terus memantau dan menilai situasi seiring perkembangan situasi,” katanya dilansir laman Independent, Rabu (9/3/2022).
Perusahaan ini memiliki kehadiran bisnis yang signifikan di Rusia, termasuk pabrik pembotolan.
Coca-Cola dan Starbucks bukan satu-satunya yang mengumumkan penyesuaian besar-besaran di Rusia.
McDonalds, mungkin satu-satunya merek konsumen AS yang paling simbolis di negara itu, juga berencana menutup sementara 847 restorannya di Rusia.
Selain sejumlah sanksi yang memecahkan rekor, invasi Rusia telah memicu putaran keluar bisnis yang cepat dan belum pernah terjadi sebelumnya dari negara itu.
Lembaga perusahaan dan nirlaba mulai dari Boeing hingga Disney, ExxonMobil hingga MIT, semuanya memutuskan hubungan dengan Rusia.
Dengan demikian, Starbucks, Coca-Cola, McDonalds, dan merek lain yang tetap berada di negara itu menghadapi banyak kritik atas keputusan mereka untuk tetap tinggal.
“Dunia cenderung menilai perusahaan berdasarkan apa yang mereka lakukan dalam keadaan seperti itu, dan penilaian etis akan sama pentingnya dengan mematuhi peraturan dan sanksi yang dipimpin pemerintah,” kata Dr Ian Peters, direktur Institut Etika Bisnis, mengatakan kepada BBC.
“Kami akan menyarankan perusahaan dalam keadaan seperti itu untuk selalu melihat gambaran yang lebih besar dan berusaha melakukan hal yang benar, menempatkan kepentingan yang lebih luas di atas keuntungan jangka pendek.”
Tekanan ekonomi terus meningkat terhadap Rusia, dengan Joe Biden mengumumkan larangan AS atas semua impor minyak Rusia pada Selasa, sebagai upaya untuk menargetkan apa yang disebutnya "arteri utama ekonomi Rusia."
Berita Terkait
-
Perang Rusia vs Ukraina, Federasi Judo Copot Status Penting Presiden Rusia Vladimir Putin
-
Banyak Diboikot Produsen Otomotif, Strategi Pemerintah Rusia Diluar Dugaan
-
Dikritik, PM Inggris Tetap Tolak Mudahkan Visa untuk Pengungsi Ukraina: Tak Masuk Akal
-
Dikecam Banyak Orang, Inggris Tegaskan Tidak Memberikan Kemudahan Visa untuk Pengungsi Ukraina
-
Gara-gara Perang Rusia-Ukraina, Nilai Tukar Rupiah Anjlok
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Kemenperin Mau Stop Impor, Dana Belanja Pemerintah Hanya untuk TKDN Tinggi
-
Rendahnya Utilitas vs Banjir Impor: Menperin Ungkap Tantangan Industri Keramik Nasional
-
Kerugian Akibat Bencana di Aceh Timur Capai Rp5,39 Triliun, Berpotensi Bertambah
-
Apa Itu De-Fi atau Decentralized Finance? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
IPO SpaceX Ditargetkan 2026, Valuasinya 28 Kali Lebih Besar dari BBCA
-
Di Balik Aksi Borong Saham Direktur TPIA, Berapa Duit yang Dihabiskan?
-
Berkat Pemberdayaan BRI, Batik Malessa Ubah Kain Perca hingga Fashion Premium
-
BSU Guru Kemenag Cair! Ini Cara Cek Status dan Pencairan Lewat Rekening
-
Update Harga Sembako: Cabai dan Bawang Merah Putih Turun, Daging Sapi Naik
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen