Suara.com - Saat ini, internet yang berkualitas sangat dibutuhan mengingat pandemi yang memaksa setiap aktivitas menjadi serba digital, ungkap pakar IT dan Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi.
"Di masa post pandemi ini, internet menunjukkan jati dirinya sebagai pendorong transformasi digital dan lokomotif pertumbuhan ekonomi digital. Seiring dengan kebutuhan masyarakat yang kian meluas dan trend pemanfaatan internet yang ke arah metaverse, tentu kebutuhan akan internet yang dikatakan berkualitas, juga mengalami perkembangan dan perubahan,” ungkap Heru dalam keterangan resminya, Kamis.
Ia mengungkapkan, bahwa secara umum, yang menjadi parameter yang akan jadi perhatian awal saat memilih penyedia layanan internet adalah kecepatan unduh dan unggah yang ditawarkan.
“Perbedaan kecepatan penawaran untuk download internet yang ditawarkan provider dengan kenyataan yang didapat pengguna, saat ini menjadi salah satu faktor baru menentukan kualitas layanan internet yang ditawarkan penyedia," ujarnya.
"Ini diistilahkan dengan throughput performance. Lewat parameter ini dapat diketahui penyedia internet mana yang menawarkan layanan sesuai fakta dan mana yang sekadar alat berjualan atau gimmick ke pelanggan,” lanjut dia.
Heru kemudian memaparkan laporan riset yang dilakukan Enciety Business Consult terkait Quality of Service (QoS) provider fixed broadband melalui Direct Observation di 8 (delapan) kota di Indonesia, yakni Medan, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Balikpapan, dan Makassar terkait throughput performance.
Hasilnya, ditemukan lima provider dengan rata-rata throughput performance paling baik yakni IndiHome (102 persen), diikuti MyRepublic (96 persen), CBN (84 persen), Oxygen (82 persen), dan Firstmedia (80 persen). Sementara Biznet memiliki rata-rata throughput performance 33 persen.
Khusus untuk Jakarta, berdasarkan riset pada awal Februari lalu, dari segi kecepatan unduh, pelanggan Paket 85 Mbps Biznet mendapatkan rata-rata kecepatan download sebesar 30,2 Mbps dengan throughput 36 persen. Sementara itu, Paket 50 Mbps MyRepublic memiliki rata-rata kecepatan download 44,2 Mbps dengan throughput 88 persen.
Sedangkan untuk Indihome, kebanyakan pelanggan masih berlangganan paket 20 Mbps ke bawah dengan mendapatkan rata-rata kecepatan unduh 20,6 Mbps dengan throughput 103 persen.
Baca Juga: Pahami Keamanan Siber Sebelum Lakukan Transformasi Digital
Selain itu, untuk mendukung tantangan kebutuhan dan trend maraknya layanan data berbasis video streaming, gims, e-sport dan video conference, serta pemanfaatan internet ke arah metaverse, Heru mengatakan parameter lain yang perlu menjadi perhatian adalah latensi.
Latensi adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengirimkan suatu data sampai ke tujuan, yang diukur dalam satuan milisecond (ms). Angka latensi yang bagus tentunya mendekati angka nol, jelas Heru.
Berdasarkan pengamatan Enciety, tiga provider menempati peringkat latensi yang sangat baik (2.0 ms) yakni IndiHome, MNC Play, dan MyRepublic. Sementara itu, posisi berikutnya ditempati Biznet (3.0 ms), Oxygen (3.0 ms), Iconnet (4.0 ms), XL Home (4.0 ms), First Media (13.0 ms), dan CBN (15.0 ms).
Heru mengatakan, hasil yang dilaporkan Enciety tersebut tentunya bersifat dinamis. Namun, terlihat jelas ada tantangan dan parameter baru terkait layanan internet berkualitas, yakni kecepatan unduh dan unggah, serta latensi.
"Provider tentu ditantang untuk menyediakan layanan berkualitas tersebut secara maksimal. Melalui throughput performance, ini juga seharusnya jadi perhatian provider internet untuk menawarkan layanan secara jujur, bukan hanya memberikan janji surga," pungkas Heru.
Berita Terkait
-
Untuk Menjawab Kebutuhan di Era Digital, BRI Bersama Ayoconnect Hadirkan Solusi Berbasis Open Banking
-
Kerjasama BRI dan Ayoconnect Hadirkan Layanan Keuangan Berbasis Digital yang Mudah Diakses
-
Tingkatkan Inklusi Keuangan, BRI Jalin Kerja Sama dengan Ayoconnect Olah Open Banking
-
Ibu Muda Kini Semakin Kritis, Ini Tips yang Bisa Dilakukan Agar Tidak Kewalahan
-
Pahami Keamanan Siber Sebelum Lakukan Transformasi Digital
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
Terkini
-
Pemerintah Diminta Untuk Pikir-pikir Terapkan Kebijakan B50
-
Proyek Tol Serang-Panimbang Ditargetkan Rampung 2027
-
Prabowo Mau Kirim 500 Ribu Tenaga Kerja ke Luar Negeri, Siapkan Anggaran Rp 8 Triliun
-
BRI Perkuat Ekonomi Rakyat Lewat Akad Massal KUR dan Kredit Perumahan
-
PTBA Jajal Peluang Gandeng China di Proyek DME usai Ditinggal Investor AS
-
HUT ke-130 BRI: Satu Bank Untuk Semua, Wujud Transformasi Digital
-
Bank Mandiri Semarakkan Aksi Berkelanjutan Looping for Life di Livin' Fest 2025
-
OCBC Nilai Investor Masih Percaya pada Fundamental Ekonomi Indonesia
-
BI Proyeksi Ekspor dan Belanja Pemerintah Topang Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III
-
Amman Mineral Dapat Restu Pemerintah untuk Ekspor Konsentrat Tembaga