Suara.com - Indonesia perlu fokus mencari untung dari dari kenaikan harga komoditas andalan bangsa melalui kenaikan nilai bea keluar, sehingga bisa digunakan untuk mengurangi dampak inflasi.
“Pemerintah sendiri harus berusaha mendapatkan benefit lebih dari naiknya harga-harga komoditas yang banyak diekspor. Belakangan ini memang tax ratio Indonesia sedang bermasalah, dan kapasitas negara untuk memajaki komoditas tidak setinggi jalan oil boom dulu,” kata Associate Researcher Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Krisna Gupta dalam keterangan di Jakarta, Senin (114/3/2022).
Selain itu, penggunaan regulasi Domestic Market Obligation (DMO) ataupun pelarangan ekspor sangat diragukan efektivitasnya karena berpotensi mendistorsi perdagangan dan mengundang retaliasi dari mitra dagang.
Ia menambahkan, hasil dari pengenaan bea keluar tersebut dapat digunakan untuk mensubsidi masyarakat secara langsung.
Ia merasa, Indonesia perlu lebih aktif dalam kerja sama global karena saat ini lebih dibutuhkan lebih dari sebelumnya. Dengan terputusnya Rusia dan Ukraina dari pasar global, maka jumlah negara yang bisa berkoordinasi akan semakin sedikit dan hal ini akan mengurangi lalu lintas perdagangan dan komoditas.
Krisna mengungkapkan bahwa posisi Indonesia saat ini cukup unik karena merupakan negara anggota The Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yaitu perjanjian dagang terbesar di dunia, dan Presidensi G20 yaitu negara-negara dengan GDP lebih dari 80 persen dunia. CIPS berpendapat Indonesia mesti memanfaatkan kesempatan ini untuk bekerja sama di berbagai isu.
“Tentunya prioritas nomor satu saat ini adalah bagaimana membatasi dampak invasi Rusia ke Ukraina terhadap Ukraina, Uni Eropa, dan dunia secara keseluruhan,” katanya kepada Antara.
Menurut dia, kerja sama global saat ini sangat dibutuhkan dalam mengevaluasi distorsi neraca perdagangan berbagai negara, meningkatkan produksi dan distribusi vaksin dan perlengkapan perang melawan pandemi, serta mempercepat usaha mengatasi krisis iklim global.
Sehingga diharapkan Indonesia justru diuntungkan dengan kenaikan harga-harga komoditas energi dan mineral lantaran batu bara, minyak nabati dan nikel adalah barang-barang ekspor Indonesia secara tradisional.
Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani: Kita Menuju Pemulihan Ekonomi, Tapi Tak Mulus dan Mudah
Dia menjelaskan bahwa naiknya harga-harga komoditas di pasar internasional akan meningkatkan insentif bagi perusahaan di bidang ekspor komoditas untuk menjual barangnya ke luar negeri.
Namun di saat yang bersamaan, kata Krisna, Indonesia juga harus mempersiapkan diri untuk menghadapi semakin panjangnya krisis minyak goreng dan kebutuhan pokok lainnya.
Berita Terkait
-
Minyak Goreng di Natuna Susah Dicari, Pedagang Keripik: Sudah Mahal, Langka Pula
-
Kalangan Mampu Diminta Tak Beli Pertalite Demi Kelangsungan Subsidi Energi
-
Pengertian Retribusi dan Jenis-jenisnya: Cukai, Bea, dan Sumbangan
-
Tekan Harga, Pemkab Cianjur Bakal Gelar Operasi Pasar Murah Gas Elpiji
-
Menkeu Sri Mulyani: Kita Menuju Pemulihan Ekonomi, Tapi Tak Mulus dan Mudah
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pilihan Baru BBM Ramah Lingkungan, UltraDex Setara Standar Euro 5
-
Pelanggan Pertamina Kabur ke SPBU Swasta, Kementerian ESDM Masih Hitung Kuota Impor BBM
-
Kementerian ESDM Larang SPBU Swasta Stop Impor Solar di 2026
-
59 Persen Calon Jamaah Haji Telah Melunasi BIPIH Melalui BSI
-
Daftar Lengkap Perusahaan Aset Kripto dan Digital yang Dapat Izin OJK
-
CIMB Niaga Syariah Hadirkan 3 Produk Baru Dorong Korporasi
-
Negara Hadir Lewat Koperasi: SPBUN Nelayan Tukak Sadai Resmi Dibangun
-
Kemenkop dan LPDB Koperasi Perkuat 300 Talenta PMO Kopdes Merah Putih
-
Kantor Cabang Bank QNB Berguguran, OJK Ungkap Kondisi Karyawan yang Kena PHK
-
Sepekan, Aliran Modal Asing ke Indonesia Masuk Tembus Rp240 Miliar