Suara.com - Kegiatan ekonomi China terhenti setelah melonjaknya kasus Covid akhir-akhir ini. Bahkan, Pabrik-pabrik kini diperintahkan untuk menghentikan produksi.
Seperti dilansir CNBC, Pemerintah kota Dongguan di provinsi selatan Guangdong memerintahkan karyawan untuk bekerja dari rumah dan tetap berada di rumah.
Pemerintah kota, hanya mengizinkan kegiatan yang diperlukan seperti membeli bahan makanan dan melakukan tes virus.
Meskipun provinsi utara Jilin menyumbang sebagian besar kasus, lonjakan kasus telah melanda kota-kota besar seperti pusat keuangan Shanghai dan pusat manufaktur teknologi Shenzhen.
Namun, di kawasan industri yang belum terdapat kasus, kegiatan bisnis dapat mempertahankan produksi dasar di bawah langkah-langkah pengendalian virus yang ketat.
Di daerah yang melaporkan kasus lokal, perusahaan harus menghentikan produksi, kata pengumuman itu. Langkah-langkah tersebut mulai berlaku pada tanggal 15 Maret dan akan berlangsung selama sekitar satu minggu, hingga akhir hari pada tanggal 21 Maret.
Dongguan merupakan salah satu daerah yang berkontribusi terhadap PDB China pada tahun lalu, dengan nilai ekspor 1,09 triliun yuan (USD 170,31 miliar).
Dongguan melaporkan sembilan kasus Covid yang dikonfirmasi dan 46 kasus tanpa gejala pada hari Senin. Pusat teknologi terdekat di Shenzhen, juga di provinsi Guangdong, melaporkan 60 kasus baru, termasuk yang tanpa gejala.
Jumlah total kasus lokal untuk hari Senin di daratan Cina termasuk 3.507 kasus Covid baru yang dikonfirmasi dan 1.647 yang tidak menunjukkan gejala, sebagian besar di provinsi utara Jilin. Itu lebih dari dua kali lipat dari hari sebelumnya.
Baca Juga: The Pade Hotel & Resort Group Ekspansi Bisnis ke KEK Morotai
Lonjakan kasus covid ini juga membuat bisnis makanan cepat saji berdampak. Rantai makanan cepat saji Yum China melaporkan bahwa penjualan telah dirugikan oleh wabah tersebut.
"Operasi kami dipengaruhi secara signifikan oleh wabah terbaru dan langkah-langkah kesehatan masyarakat yang lebih ketat yang mengakibatkan pengurangan lebih lanjut dari kegiatan sosial, perjalanan dan konsumsi," kata Yum China, yang mengoperasikan Pizza Hut dan KFC di negara itu.
Penjualan toko yang sama di Yum China anjlok sekitar 40% hingga 50% dari tahun lalu selama liburan Tahun Baru Imlek pada tahun 2020 ketika Covid pertama kali melanda China.
"China akan melihat perlambatan tajam pada bulan Maret, mengingat negara itu sedang menghadapi wabah Covid-19 terburuk sejak 2020. Pada saat ini, pembuat kebijakan jelas menempatkan COVID-nol di depan pertumbuhan," imbuh Larry Hu, kepala ekonom China di Macquarie.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Bukan Sekadar Bantuan, Pemberdayaan Ultra Mikro Jadi Langkah Nyata Entaskan Kemiskinan
-
BEI Rilis Liquidity Provider Saham, Phintraco Sekuritas Jadi AB yang Pertama Dapat Lisensi
-
Ekonomi RI Melambat, Apindo Ingatkan Pemerintah Genjot Belanja dan Daya Beli
-
Pakar: Peningkatan Lifting Minyak Harus Dibarengi Pengembangan Energi Terbarukan
-
Pertamina Tunjuk Muhammad Baron Jadi Juru Bicara
-
Dua Platform E-commerce Raksasa Catat Lonjakan Transaksi di Indonesia Timur, Begini Datanya
-
KB Bank Catat Laba Bersih Rp265 Miliar di Kuartal III 2025, Optimistis Kredit Tumbuh 15 Persen
-
Ekspor Batu Bara RI Diproyeksi Turun, ESDM: Bukan Nggak Laku!
-
IHSG Berhasil Rebound Hari Ini, Penyebabnya Saham-saham Teknologi dan Finansial
-
Pengusaha Muda BRILiaN 2025: Langkah BRI Majukan UMKM Daerah