Suara.com - PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) bekerjasama dengan Forum Indonesia Kita gelar panggung seni dengan lakon Tabib Suci, dalam upaya merawat ke-Indonesia-an melalui jalur kesenian dan budaya dengan pertunjukan yang inovatif.
Panggung yang mengkolaborasikan seni teater, musik dan tari ini berlangsung di GOR PKT dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat.
Lakon Tabib Suci ini ditulis dan disutradarai oleh Agus Noor, serta dimeriahkan oleh para pelaku seni kenamaan Indonesia, seperti Butet Kertaredjasa, Cak Lontong, Marwoto dan Susilo Nugroho, Akbar, Mucle, Joned, Wisben, Inayah Wahid, Yu Ningsih dan Sruti Respati. Panggung ini turut didukung karyawan PKT Alvina E Dharmawangsa dan para penari dari Persatuan Istri Karyawan (PIKA) PKT.
Lakon ini menceritakan tentang kemunculan para tabib di perkampungan hingga melahirkan persaingan antar mereka. Para tabib ini tak hanya mengaku memiliki kesaktian untuk menyembuhkan beragam penyakit, tapi juga menganggap diri sebagai orang suci. Untuk menarik perhatian, mereka pamer kehebatan agar masyarakat kagum hingga menjadi pengikut.
Persaingan pun terjadi antar tabib yang mengaku suci untuk berebut pengaruh, karena masing-masing memiliki maksud tersembunyi. Persaingan ini semakin lama justru mengorbankan orang-orang kecil di sekitar mereka, karena kegelisahan muncul dan merebak seiring dengan adanya para tabib tersebut.
Menurut Agus Noor, lakon ini mewakili situasi yang saat ini terjadi di Indonesia, dimana masyarakat begitu terpecah karena dilatarbelakangi berbagai hal, baik politik maupun lainnya. Kisah parodi ini menyentil isu sosial yang terjadi di masyarakat, sebagai sebuah ikhtiar membangun kembali Indonesia yang plural, toleran dan berbudaya sebagai rumah bersama.
"Sejarah membuktikan bahwa budaya mampu merekatkan semangat persatuan, sehingga kedepan negeri ini mampu menumbuhkan kembali nilai-nilai kebudayaan sebagai perekat bangsa dengan kerukunan yang tetap terjaga," ujar Agus Noor.
Founder Indonesia Kita Butet Kertaredjasa, mengungkapkan panggung Tabib Suci di GOR PKT merupakan kali pertama Indonesia Kita menggelar pertunjukan di luar pulau Jawa, setelah 35 kali menggelar pentas sejak awal forum tersebut berdiri di tahun 2011. Butet pun menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas dukungan PKT terhadap Indonesia Kita, untuk terus menyampaikan pesan kebhinekaan di seluruh penjuru tanah air melalui kreativitas seni dan budaya.
"Terima kasih kepada PKT atas kesempatan yang diberikan, apalagi panggung kali ini turut didukung para penari dan pemain dari keluarga besar serta karyawan perusahaan," kata Butet.
Baca Juga: Pupuk Kaltim Wajibkan Insinyur Perusahaan Tersertifikasi
Menurut Butet, forum Indonesia Kita digagas sebagai cara para seniman menghidupkan kembali jiwa Indonesia dalam diri melalui jalan kebudayaan, serta turut berpartisipasi membangun bangsa dengan meyakini keberagaman bukan sesuatu untuk mempertajam perbedaan, tetapi untuk mengukuhkan kesatuan sebagai anak bangsa.
"Pemikiran ini kami tuangkan dalam ide kreatif Indonesia Kita, melalui seni pertunjukan untuk menyatukan keberagaman menjadi satu kesatuan Nusantara," tambah Butet.
Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi, mengungkapkan dukungan panggung Tabib Suci sebagai bentuk apresiasi PKT terhadap seni dan budaya Indonesia, yang dikemas melalui cerita menarik dan segar. Banyaknya pesan yang tersirat dalam cerita diharap dapat menjadi pelajaran bagi keluarga besar PKT, dengan terus merawat kebhinekaan dalam keberagaman untuk mewujudkan satu kesatuan Indonesia.
"Mari terus jaga persatuan dalam keberagaman dengan memupuk kecintaan terhadap Indonesia," pesan Rahmad.
Dirinya pun menyebut PKT akan terus mendukung kemajuan seni dan budaya, sebagai salah satu kekayaan serta ciri khas bangsa Indonesia. PKT berkomitmen memberikan ruang bagi pelaku seni dan budaya untuk terus memajukan khasanah nusantara sebagai warisan bagi generasi mendatang.
"Seni dan budaya Indonesia wajib untuk dipertahankan, sehingga kedepan dapat terus eksis sebagai identitas bangsa yang lahir dari keberagaman dalam kesatuan Bhineka Tunggal Ika," pungkas Rahmad.
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Industri Petrokimia Dinilai Punya Peluang Besar Berkembang di Indonesia
-
Cadangan Gas Turun, PGN Ungkap Tantangan Industri Migas Nasional
-
Reklamasi: Saat Kewajiban Hukum Bertransformasi Menjadi Komitmen Pemulihan Ekosistem
-
Pemerintah Mulai Pangkas Kuota Ekspor Gas Secara Bertahap
-
Kuota Mudik Gratis Nataru 2026 Berpeluang Ditambah, Cek Link Resmi dan Tujuan
-
Saham INET Melesat 24 Persen Usai Kantongi Restu OJK untuk Rights Issue Jumbo
-
Pabrik VinFast Subang Didemo Warga Kurang dari 24 Jam Setelah Diresmikan
-
Gus Ipul Datangi Purbaya, Usul Bansos Korban Bencana Sumatra Rp 15 Ribu per Hari
-
Hadapi Libur Nataru, BRI Optimistis Hadirkan Layanan Perbankan Aman
-
Nilai Tukar Rupiah Ambruk Gara-gara Kredit Nganggur