Suara.com - Operasi militer Rusia yang tidak kunjung menemukan titik damai mengguncang ekonomi dunia. Salah satu yang turut terdampak yakni perusahaan waralaba makanan cepat saji, McDonald's.
Langkah militer Rusia di Ukraina memaksa McD harus menutup gerai mereka di sejumlah negara hingga membuat mereka menerima kerugian yang sangat besar.
McDonald's diperkirakan menelan biaya hingga US$ 127 juta atau Rp 1,82 triliun. Biaya ini berasal dari gaji karyawan dan pemeliharaan inventaris.
Dalam laporan perusahaan pada kuartal I tahun ini, McD menghabiskan uang US$ 27 juta untuk membayar sewa, gaji karyawan yang tutup sementara dan penyedia stok mereka. Mereka juga merugi US$ 100 juta dari makanan yang tidak terjual.
Dibandingkan dengan tahun 2021, kuartal pertama tahun ini McD sudah lebih rugi 28 persen dengan total penjualan mencapai US$ 5,7 miliar.
Namun demikian, McDonald's juga melaporkan laba US$ 2,28 per saham, dengan menyesuaikan kondisi pasar Rusia, mereka juga berusaha mencari jalan keluar terkait pajak yang sedikit di atas ekspektasi analis sebesar $2,17 per saham.
Perusahaan hingga kini masih menutup gerai mereka di Rusia dan diprediksi akan semakin membuat McD rugi jika konflik terus terjadi. Diperkirakan mcDonald's harus membutuhkan biaya US$ 50 juta per bulan jika perang terus berlanjut.
McD memiliki 84% restorannya di Rusia, dengan sisanya dijalankan oleh pemegang waralaba. McDonald's juga memiliki 108 restoran di Ukraina,yang sudah tutup sejak Februari lalu.
Baca Juga: Tak Disangka, Kendaraan Perang Rusia Masih Gunakan Ban dari Era Uni Soviet
Berita Terkait
-
Lenovo, Mitra Resmi F1 dan Sponsor Tim MotoGP Tak Lagi Pasok Produk ke Rusia
-
Bule Rusia Pelaku Foto Bugil di Tabanan Dipastikan Kehilangan Aset Investasi
-
Kapal Pesiar Mewah Senilai Rp 10 Triliun Diduga Milik Vladimir Putin Disita Pemerintah Italia
-
Bule Rusia Bugil di Pohon Kayu Putih Minta Maaf, Gubernur Bali: Tidak Cukup Maaf, Harus Deportasi
-
Tak Disangka, Kendaraan Perang Rusia Masih Gunakan Ban dari Era Uni Soviet
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Kemenperin Mau Stop Impor, Dana Belanja Pemerintah Hanya untuk TKDN Tinggi
-
Rendahnya Utilitas vs Banjir Impor: Menperin Ungkap Tantangan Industri Keramik Nasional
-
Kerugian Akibat Bencana di Aceh Timur Capai Rp5,39 Triliun, Berpotensi Bertambah
-
Apa Itu De-Fi atau Decentralized Finance? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
IPO SpaceX Ditargetkan 2026, Valuasinya 28 Kali Lebih Besar dari BBCA
-
Di Balik Aksi Borong Saham Direktur TPIA, Berapa Duit yang Dihabiskan?
-
Berkat Pemberdayaan BRI, Batik Malessa Ubah Kain Perca hingga Fashion Premium
-
BSU Guru Kemenag Cair! Ini Cara Cek Status dan Pencairan Lewat Rekening
-
Update Harga Sembako: Cabai dan Bawang Merah Putih Turun, Daging Sapi Naik
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen